4. "Dia Punya Papa"

8.1K 800 8
                                    

Dengan perasaan rumit Ary kembali ke posisi semulanya, "Siapa dia? Mengapa wajahnya hampir serupa Zartin?" Kemudian memandang putranya yang asik makan. Sungguh, jika keduanya disandingkan maka Ary akan melihat ayah dan anak yang sebenarnya.

"Papa papa, Zal boleh minta tambah?"

Ary seketika menatap piring milik putranya yang kosong, Dia terkekeh geli dan menarik-narik pelan pipi Zartin, "Apa kamu tidak malu? Sekarang kita sedang tidak berada di rumah"

Namun si bayi menanggapi perkataan Papanya dengan muka cemberut, "Papa..." Dia membuat gestur memohon.

"Hah... Baiklah, Kamu tunggu di sini dan jangan kemana-mana"

"Oke Papa!" Patuh si bayi.

Memastikan pemuda itu telah pergi, Panji dengan tiba-tiba beranjak dan duduk di samping bayi tanpa bisa Singar cegah. 

Mata hijau Zartin langsung pindah pada paman yang duduk di tempat ayahnya, Dia pun menegur, "Paman, Itu tempat duduk Papaku"

Panji gemas mendengar suara bocah ini, "Maafkan kelancangan Paman, Tapi kalau boleh tahu siapa namamu?"

Zartin menjepit dagunya dengan cara yang imut kemudian dia menggeleng, "Kata Papa tidak boleh membelitahu nama kepada olang yang tidak dikenal, Paman" Tuturnya.

Senyum Panji mengembang, "Ah itu benar, Kamu anak pintar, Sekarang coba kamu lihat Paman yang duduk di sana dan tersenyumlah kepadanya" Bayi mengikuti arah telunjuknya.

Singar menegang tanpa sadar ketika si bocah pirang menatapnya dengan senyum polos. Apa lagi yang ingin dilakukan sekertaris brengseknya? Sebagai pria yang hampir tidak pernah tersenyum sepanjang hidupnya, Singar bingung harus berekspresi seperti apa untuk membalas senyuman bocah di seberangnya.

"Zal sudah menuluti pelintah Paman, Apa lagi?" Zartin kembali menatap Paman yang duduk di kursi Papanya.

"Apa menurutmu Paman itu mirip denganmu?"

"Lambutnya sama dengan lambutku dan mata Paman itu juga sama denganku, Lalu?" Jelas Zartin.

Lalu Panji mendekat lantas berbisik, "Kamu tidak berpikir bahwa dia Daddymu?"

Dengan cepat Zartin menjawab, "Tidak, Zal sudah punya Papa, Zal tidak mau yang lain"

Penasaran akan siapa gerangan Papa si bayi, Dia bertanya lagi, "Kamu punya Papa? Dimana dia?"

"Ekhem! Maaf tapi anda siapa dan kenapa duduk di meja kami?"

Baik Panji maupun Zartin sama-sama menoleh pada pemuda berwajah dingin yang tengah membawa piring di tangannya. Segera dia si bayi menunjuk, "Paman, Itu Papaku!" Yang mana seruannya sampai di telinga Singar.

Panji berdiri, "Maaf tuan tapi sumpah saya tidak berbuat apapun kepada anak anda, Saya hanya gemas dan kasihan melihatnya sendirian, Kalau begitu saya pamit, Permisi" Dan dia pun segera berlalu.

Tanpa repot melihat kemana pria asing itu, Ary mendudukkan pantatnya di kursi dan menyodorkan piring kedepan Putranya. Bayi nampak riang hendak menyantap nasi namun terpaksa batal karena sang Papa menariknya kembali.

"Belikan pilingku Papa!" Pintanya.

"Kenapa kamu mau-mau saja diajak bercerita oleh orang yang tidak kamu kenal hmm? Apa kamu tidak takut dia akan menculik dan menjualmu?"

"Tapi Paman tadi bilang dia tidak jahat, Pa" Bantah bayi sembari terus memperhatikan nasinya yang dipegang oleh Papanya, Perutnya belum terisi penuh.

"Lalu bagaimana kalau dia berubah menjadi jahat?" Ary kembali bertanya pada putranya.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang