9. Kakek Sakit

6.5K 641 6
                                    

"Papa papa bangun! Ini sudah pagi!" Zartin sedang dalam mode membangunkan sang Papa yang masih betah diposisinya, Tidur.

Bibir bayi berkerut, Lantas menggerak-gerakkan tangannya yang gemuk guna mengguncang Papanya, "Papa papa ayo bangun!!"

Ary bereaksi dengan mengucek-ngucek matanya lalu menatap bayi, "Kamu lapar?" Makhluk kecilnya ini tidak akan membangunkannya jika bukan karena sesuatu, Pasti memiliki keinginan.

Tanpa keraguan bayi mengangguk. Ary menghela kemudian bangkit perlahan dari kasurnya, "Ayo mandi setelah itu kita makan"

Kini dia dan putranya berendam di bak mandi, "Nanti aku akan membelikanmu hp sendiri untuk mewaspadai hal seperti semalam terulang lagi"

Pria kecil yang asik meniup sabun dari telapak tangannya itu beralih melihat Papanya, "Kenapa Papa tidak membelikanku alat pelacak saja?" Zartin memberi saran.

Dengan gemas dia mencubit hidung mungil putranya, "Kamu sangat pintar! Tapi tujuanku membelikanmu benda itu agar kamu bisa meneleponku, Dan alat pelacak juga bisa diaktifkan di hp"

Zartin meraih sabun di pinggir bak lalu mengaplikasikannya ke tubuh Papanya, "Papa papa, Kapan kita akan makan?"

Saat ini Ary sedang menggosok bulatan pantat anaknya, Sabun mandi tergelincir dari genggamannya ketika mendengar pertanyaan Zartin, "Apa di otakmu hanya ada makanan? Kamu tidak merasa bersalah setelah membuatku gila mencarimu yang tiba-tiba hilang?" Ary memberondong Zartin dengan pertanyaan.

Wajah yang sama sekali tidak mirip dengannya seketika menunduk, "Zal minta maaf, Papa"

Ary membuang nafas panjang lantas memasukkan tangannya di air penuh busa untuk mengambil sabun yang sebelumnya jatuh dan kembali menggosokkannya ke tubuh bayi, "Jangan seperti itu lagi, Aku tidak akan pergi jauh darimu, Kamu paham?"

"Iya Papa"

Begitu mereka keluar dari kamar mandi terdengar ketukan dari luar. Ary mendudukkan Zartin ke ranjang dan membuka pintu.

Pelayan hotel segera memberi senyum sambil menyerahkan 2 plastik hitam, "Saya mengantarkan ini atas perintah dari Tuan Sammy" Matanya enggan beralih dari Ary.

Sixpack yang membentang rapi pada perut putihnya sungguh menggiurkan untuk digigit. Pinggangnya hanya ditutupi handuk sebatas paha... Membuat orang bertanya-tanya seperti apakah wujud makhluk yang bersembunyi dibalik kain itu? Apa dia monster yang seksi atau malah sebaliknya?

Pandangan si pelayan lalu jatuh ke kaki jenjang sekal yang nyaris tidak dihidupi bulu... Pelayan sedikit lagi mimisan jika dia masih mampu bertahan 5 menit di sini! Tolong, Siapapun itu... Telepon ambulans untuknya secepatnya!!!

Ary menerimanya dan berterima kasih, "Terima kasih, Kamu bisa pergi"

Pelayan itu, Masih bersama senyum di bibir menunduk sebentar, Mencuri pandang ke tubuh pria didepannya, "Sama-sama" Sebelum melangkah pergi.

Dia menutup pintu kemudian berbalik ke ranjang, Setelah duduk Ary mengeluarkan benda dari dalam plastik hitam dan menjejerkannya di kasur. Ada dua pasang baju besar dan baju kecil, Ary juga menemukan makanan di plastik lainnya. 

Mata kelaparan pria kecil langsung terhipnotis pada makanan. Melupakan fakta bahwa dia telanjang bulat Zartin merangkak mendekati makanan, Pantat mungil berwarna pink yang saling bergesekan ketika pemiliknya bergerak membuat Ary berkata, "Pakai bajumu sebelum makan, Atau kamu ingin aku menggosok pantatmu lagi?"

Jelas-jelas itu bukan penawaran melainkan sebuah ancaman. Apabila Papanya sudah mengatakan kata ini Zartin akan ketakutan sebab yang dimaksud 'menggosok' oleh Papanya adalah memukul bokongnya. Dengan menurut bayi menjatuhkan pantat kecilnya di kasur, Duduk diam.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang