42. Positif Hamil

947 38 0
                                    

"Anak kalian hanya kelelahan bermain"

"Penyakitnya tidak serius?" Mata almond Ary memancarkan ketakutan yang dalam.

Frans tersenyum ramah dan menggeleng, "Tentu tidak. Tuan Ary tenang saja, Saya sudah menyuntikkan parasetamol kedalam infusnya. Kemungkinan tengah malam atau besok pagi panasnya sudah turun. Hal ini wajar terjadi pada anak-anak seusianya yang masih aktif bermain"

"Lakukan yang terbaik" Perintah Singar.

"Baik Tuan"

"Terima kasih, Dokter. Kalau begitu kami keluar, Maaf mengganggu anda" Dua pasangan itu berdiri.

"Jangan sungkan, Tuan Ary. Tuan Singar adalah pemilik rumah sakit ini. Kami hanya bekerja padanya, Kami akan mengusahakan yang terbaik"

Namun baru saja berbalik, Ary tiba-tiba merasa kepalanya berat dan penglihatannya memburam, Pemuda itu langsung jatuh pingsan di waktu berikutnya. Untunglah Singar bergerak gesit menangkapnya. 

"Bawa Tuan Ary ruangan anak kalian dirawat!" Frans berlari panik untuk membukakan pintu disusul Singar yang melesat keluar membawa Ary dipelukannya.

20 menit setelahnya...

Ary mengerjap-ngerjap, Dia ingin bangun tetapi rasa sakit kontan menyerang kepalanya, "Shhh... Auch! Kepalaku..."

"Tidurlah" Singar langsung  membantu suaminya berbaring kembali.

"Mana Zartin?" Ary mengitari ruangan sampai matanya berhenti di belakang Singar, Dimana putranya tengah berbaring lemas dalam mata terpejam.

"Zartin!"

Melihat Ary ingin bangkit lagi, Singar bergegas mencegahnya.

Pemuda marah, "Lepas! Aku ingin melihat anakku!!" Bentaknya marah.

"Tenang, Dia tidak apa-apa"

"Tapi aku-"

"Hiks... Papa, Daddy..."

"Shhh..." Singar menempelkan jari telunjuknya pada bibir suaminya lalu beranjak untuk menggendong bayi kemudian menimang-nimangnya.

"Nghhh hiks... Sakit, Panas..." Bayi mengerang. Bocah itu tampak gelisah menggerakkan kepalanya sana sini dengan keringat diseluruh wajah dan lehernya.

"Kamu akan sembuh..." Singar mengecup dahi dan pipi putranya sembari membisikkan kata-kata penenang ke telinga bayinya.

"Huuuungh..." Bayi terisak-isak tanpa mampu membuka kelopak matanya.

Batin Ary sungguh terenyuh melihat itu, "Aku... Huhuhu..." Dia menangis tidak berdaya di kasurnya.

Singar duduk di pinggir ranjang Ary dan menghiburnya, "Dia baik-baik saja"

"Bayi belum pernah rewel saat demam seperti ini hiks... Akhir-akhir ini aku juga bodoh karena heengh... Tidak terlalu memperhatikannya, Membiarkanya terus bermain hingga kelelahan dan sakit, Aku orang tua yang tidak berguna" Ary memukul-mukul kasur.

Kristal bening terus mengalir dari mata pemudanya. Singar ingin mengusapnya tapi dia juga tidak mau kepura-puraannya diketahui, "Ini bukan salahmu" Jadi memilih membiarkanya.

Ary memandang pilu bayi yang rupanya tidur di pelukan Singar, "Lalu salah siapa? Tidak ada orang yang lebih bertanggung jawab untuk Zartin selain aku"







Penasaran? Silahkan lanjutkan membaca di aplikasi Karyakarsa ☺️ linknya sudah saya taruh di wall paling atas saya😊

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang