17. Ary Ke Rumah Sakit

6.7K 638 11
                                    

Ary menarik nafas kemudian menghembuskannya saat tiba di depan rumah sakit besar. Dia masuk dan berhenti di meja resepsionis, "Kamar VIP atas nama Kakek Danuarta Hadimaja"

Ujung bibir resepsionis wanita itu naik, Menghasilkan sebuah senyum indah, "Tuan Ary, Apa kamu singgah disini hanya untuk menggodaku dengan ketampananmu? Jelas-jelas kamu sudah tahu dimana kamar Kakek Darta tapi masih bertanya kepadaku"

Ary tertawa, "Hahaha... Maaf, Tapi tecantikan seorang resepsionis memang tidak bisa dilewatkan oleh mataku, Aku heran mengapa semua resepsionis memiliki wajah rupawan? Apa kalian digunakan sebagai jimat pemikat?"

Wajah cantik sang resepsionis memerah, "Bisakah kamu berhenti tertawa? Pujianmu membuatku berangan-angan tinggi"

Sekali lagi, Ary tergelak pelan mendengar ungkapan resepsionis cantik didepannya, "Baiklah baiklah, Aku akan langsung ke kamarnya, Sampai jumpa, Zilfa"

Zilfa mengangguk sopan, "Sampai jumpa juga Tuan Ary"

Usai kepergian pemuda itu, 2 suster cantik yang kebetulan melihat percakapan mereka sebelumnya segera mendekati Zilfa lalu mencolek lengannya, "Tadi itu siapa? Dia benar-benar muda dan tampan" Tanya salah satu dari keduanya.

"Dia akrab disapa dengan nama Ary, 2 tahun terakhir setiap Kakek Darta sakit beliau selalu memesan makanan dari restoran tuan Ary"

"Oh dia memiliki restoran sendiri?"

Ekspresi Zilfa menyiratkan ketidakyakinan saat dia mengangguk, "Sepertinya memang begitu... Kamu tahu jika kakek Darta sangat dihormati oleh orang-orang jadi tidak mungkin Tuan Ary adalah pria jasa antar makanan, Dia pastilah pemilik restorannya"

"Dia adalah definisi suami idamanku, Apa kamu punya nomor teleponnya?"

"Benar, Jangan pelit seperti ini, Kami sangat ingin berkenalan dekat dengan pria tampan sepertinya"

Dia segera menjawab pertanyaan 2 teman Susternya, "Aku hanya seorang resepsionis, Tidak memiliki waktu berbicara lebih dengannya karena Tuan Ary kemari hanya untuk menanyai kamar Kakek Darta dan setelah itu dia akan langsung pergi"

2 Suster itu seketika cemberut. Zilfa tersenyum dan mencubit pipi mereka, "Jangan sedih, Bukankah kalian adalah suster? Mengapa tidak sesekali memanfaatkan profesi kalian?"

"Jika yang kamu maksud adalah masuk ke kamar Kakek Darta maka lebih baik aku menyerah, Kakek hanya menyukai Pak Frans sebagai dokternya dan Geremi sebagai perawat pribadinya, Beliau bahkan tidak mengizinkan kami untuk sekedar mengecek infusnya"

Suster satunya menaik turunkan kepalanya, "Benar, Kakek Darta merupakan pria diawal umur 70-an yang sangat suka ketenangan, Beliau benci kebisingan"

"Kalau seperti itu maka aku tidak punya cara lagi untuk membantu kalian, Jadi berusahalah semampu kalian untuk mendekati Tuan Ary" Zilfa terkikik geli melihat raut muram 2 Suster cantik tersebut.

Untuk sampai ke kamar Kakek Darta, Ary harus menaiki lift dari lantai 1 ke lantai 4. Dia akan lanjut berjalan lagi selama 5 menit untuk tiba di depan pintu kamar VIP pria tua itu.

Tok tok tok

Dia mengetuk, Sebelum melangkah masuk, "Selamat siang Kakek, Maaf aku mengganggu waktu istirahat anda"

Kakek Darta tersenyum melihat kedatangan Ary, "Kamu pemuda yang sopan, Jangan sungkan denganku"

Setibanya di pinggir ranjang Ary meletakkan plastik yang dibawanya ke atas meja, "Yang aku dengar dari Geremi, Anda sama sekali belum makan apapun bahkan anda mengusir Geremi keluar, Apa itu benar?"

Pria tua itu mendengkus samar, "Mereka hanya memperdulikan kesehatanku tapi tidak dengan kesukaanku! Menurutmu siapa yang tidak bosan jika setiap hari harus berhadapan dengan bubur lembek dan berair itu!" Gerutu Kakek Darta.

HOT YOUNG PAPA, WILL YA MARRY ME? (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang