Forty Six

696 73 2
                                    

New cover by this lovely MirabelleM thank you so much dear it's very greaaat you have the talent❤❤

Chapter Forty Six.

Ada fotoku dengan Niall berpakaian formal dipajang di depan pintu Nandos. Fotonya cukup besar. Ada juga fotoku sendiri, dan foto Niall sendiri. Aku melihat ke Niall dan ia hanya mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Aku tersenyum saat dua pelayan menyambut kami dan mengucapkan selamat datang.

Saat aku menengok ke kanan, alias tempat kasir, ada foto candidku dipajang di atas meja kasir. Aku tidak ingat pasti kapan itu, tapi itu terlihat... lama.

"Pejamkan matamu," Niall mengagetkanku.

"Apa?"

"Pejamkan matamu,"

Aku melakukan yang ia suruh. Ia menuntunku berjalan menuju suatu tempat. Aku bisa merasakan angin malam yang dingin. Sepertinya kita di luar?

"Buka matamu,"

Aku merasa jantungku berdegup sangat kencang saat ingin membuka mataku. Dan wow.

Wow.

Di luar di hiasi foto-foto kami berdua. Ada foto candid Niall, ada fotoku, ada foto Niall menggenggam tanganku, juga ada fotoku dan Niall saat akan selfie. Lalu ada foto... yang ku lihat di ruang ganti Niall. Foto Niall menciumku, dan aku mencium Niall. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain air mata mulai membasahi pipiku. Aku tidak tahu apa yang akan ia perbuat, tapi setidaknya aku yakin malam ini akan berakhir bahagia.

Ia menarik kursi, membuatku duduk. Terlihat di matanya pancaran kebahagiaan. Ia lalu duduk di depanku. Aku masih menutup mulutku akan semua yang ia buat. Ia mengambil tanganku, lalu menggenggamnya.

"Luna," aku bisa melihatnya gugup.

"Ya?" Aku menahan tawaku karena mukanya memerah.

"Aku ingin minta maaf tidak bisa menjadi kekasih yang baik padamu beberapa bulan ini. Aku memberimu untuk Harry. Suatu penyesalan terbesar yang aku lakukan. Aku pikir dengan membuatmu bahagia akan membuatku bahagia juga. Tapi tidak, Luna. Aku... aku gila tanpamu. Aku sakit saat melihatmu datang dan memeluknya, bukan aku. Aku tahu aku sudah salah melakukan itu. Ku harap kau bisa memaafkanmu,"

Aku baru saja akan mengatakan sesuatu saat ia kembali berbicara.

"Aku juga minta maaf tidak menemanimu keluar membeli boneka saat itu. Saat dimana.. dimana kau tertabrak. Dan aku kehilanganmu selama satu tahun. Kehilanganmu adalah hal yang tidak pernah aku inginkan dan aku.. aku kehilanganmu saat itu. Aku hampir kehilanganmu untuk selamanya. Aku tidak pernah berhenti mendatangimu di rumah sakit. Berharap saat aku datang, aku bisa mendengar suaramu menyebut namaku. Lalu kita bisa kembali bersama. Tapi setelah setahun aku menunggu, yang kau ingat adalah Harry. Tapi tidak, Luna. Aku tidak menyesal menemanimu, menunggumu, bercerita padamu. Aku bahagia bisa melakukan suatu hal yang setidaknya berguna bagi orang yang kucinta,"

"Niall...."

"Shh, dengarkan aku. Aku tahu kau mungkin lupa akan semua memori tentang kita. Tentang betapa besarnya cintaku padamu. Tentang betapa kita bisa melewati segalanya dan terus bersama. Tapi ingat, Luna. Aku tidak akan menyerah. Aku akan tetap menemanimu. Aku akan melakukan apa saja. Aku akan menunggumu. Sampai kapanpun. Bahkan sampai akhir hayatku, sampai kau mengingatku. Mengingat semua. Tapi kalaupun kau tidak bisa mengingatnya, kita bisa membuat lembar baru, bukan? Kita bisa mengulang semuanya,"

Aku tidak bisa berbicara melainkan hanya menangis atas semua ucapannya.

"Kau harus tahu, Luna. Kalau aku.. sangat mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Sampai kapanpun, rasa cintaku tidak pernah berubah. Aku.. aku tahu mungkin kini kau tidak merasakan yang sama. Tapi setidaknya aku berhasil mengeluarkannya. Berhasil menyatakannya padamu. Lagi. Kalau kau lupa aku pernah mengatakannya padamu. Aku mencintaimu, Luna. Sangat," ia menghembuskan napas lega.

Aku masih menangis saat aku mendengar perkataannya. Dan kini aku yakin kini saat bagiku untuk menjawabnya.

"Aku juga mencintaimu, Niall,"

Matanya terbuka lebar, seperti terkejut akan perkataanku. "Kau.. mencintaiku?"

"Ya," aku mengangguk pasti. "Aku pikir aku sudah mulai mengingat tentangmu. Walau masih banyak yang aku belum ingat. Tapi kita akan melewati semuanya, kan?"

"Ya, ya. Aku akan membantumu, Luna. Aku akan melakukan apa saja, asal kau mau menjalaninya denganku," kini ia seperti anak kecil yang ingin coklat.

"Ya. Aku mau," aku mengangguk mantap.

"Oke oke. Mari kita buat lebih resmi," Niall mengambil napas. "Will you please, Luna Anderson, take me to be your boyfriend?"

Aku tertawa seakan air mata haru mengalir deras. "Ya, Niall. I will,"

Dan saat yang bertepatan ia memegang daguku lalu menciumku. Ciuman yang lama tidak pernah kurasa. Yang membuat perutku cukup meledak-ledak dan menghasilkan kupu-kupu beterbangan.

Well, malam ini berjalan lebih indah dari perkiraanku.

Dan andai saja aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

~~~~~~~~~
Oooiii hahah semoga feelnya dapet yaaa hehe gue bikin dengan tangis haru akan membayangkan Niall ngomong gitu ke guee awww

Lucu bgt ya Niall? Andai gue ga jomblo #plak

Ohya follow akun gue yg satu lg ya khusus cerita dlm b.ing h4rrylove

Vote, comment, and share!

Add di line @DJB6382M dan @BUV6909S

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang