Six

1K 86 0
                                    

-Luna Anderson's POV-

Setelah perjalanan lama, akhirnya sampai di rumah ibu dari Niall.

"Ayo turun," Niall membukakan pintu untukku. Aku menggenggam tangannya. His eyes lock with mine. Damn. He's so beautiful.

Knock knock.

"Siapa itu? Niall? NIALL!!" Ibu Niall memeluk Niall dengan sangat erat. Bahkan hingga menitikkan air mata.

"Mom. I miss you so much,"

"Mana mana dia? Ah ini dia. Hai, Sayang," ia mencium pipiku dan memelukku. "Kau pasti wanita yang sangat beruntung karena Niall belum pernah membawa wanita lain ke rumah selain kamu,"

"I'm so lucky in that case,"

"Ini Luna Anderson, Mom. Luna, ini Mom,"

"Kamu punya nama yang cantik, seperti orangnya. I'm Maura Gallagher, mother of Niall," ia merangkulku pelan.

"Maura, siapa itu?" Terdengar suara dari dalam.

"Hey, Chris!"

"Niall!" Ia berpelukan dengan Chris.

"Chris, ini Luna. Luna, ini Chris. He's my step-dad,"

"Oh hai," aku memeluknya pelan.

"Ayo masuk Sayang," Maura mengajakku dan Niall masuk.

"Kalian menginap dimana? Kok tidak bawa koper kesini?"

"I stay in Mullingar, Mom. Lagipula setelah ini mau ajak Luna jalan-jalan,"

Maura memperhatikanku sambil tersenyum. "Sini, Luna, duduk sebelahku,"

"Iya, Mrs.Gallagher,"

"Panggil saja Maura," ia memijit lenganku pelan. "Niall sangat beruntung bisa memiliki kekasih secantik kamu,"

"Thank you so much, Maura. Well, i'm so lucky to have him," aku melirik Niall.

"Apa Niall pernah menyakitimu sebelumnya? Atau membuatmu sedih? Call me if he does something wrong, okay? Call me if he cheats or anything,"

"Apa, Mom? Mana mungkin aku menyakiti hati perempuan, Mom. Tidak akan pernah Luna menelpon Mom karena aku menyakitinya. Ya kan, Luna?"

"Ya, Maura. Dia laki-laki yang sangat baik dan aku sangat beruntung memilikinya di sebelahku,"

"Mom sangat merindukanmu, Niall. Greg kemarin kesini bersama istrinya dan Theo,"

"Ya, Greg juga tadi ke Mullingar,"

"Wanna have some tea? I'll make some, ok?" Chris bangun dan menuju dapur.

Maura tiba-tiba memeluk Niall erat. Ia menitikkan air matanya. "Mom sangat merindukanmu, Niall. Kau sudah tumbuh menjadi sangat besar sekarang. Bahkan kau sudah membawa wanita ke rumah. But you'll always be my little Kyle," Maura menangis di pelukan Niall. Niall ikut terharu. Aku pun sedikit menitikkan air mata.

"You, Luna. I know my son is a great man. He's a good man. He won't cheat on you but man will be man. Call me if you need me. You already be my part of family," Maura menarikku ke pelukannya. Kami bertiga berpelukan.

.

.

.

Cukup lama kita disana. Bersenda gurau, bercanda. Niall pasti sangat merindukan ibunya. Terlihat dari Maura yang sama sekali tidak melepas genggaman tangan Niall sedikitpun.

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang