Ujian Tengah Semester telah terlaksana dengan baik. Tak ada hambatan, kecuali hambatan pikiran saat mengerjakan soal-soal yang diberikan. Siang itu, Ziva duduk di teras kelasnya, melihat orang yang sudah berlalu-lalang menunggu pembagian raport tengah semester. Dilihatnya langit yang berwarna biru cerah dengan tiupan angin yang sangat lembut, menerbangkan dedaunan pohon yang mulai menguning.
Ziva menarik napas lalu menghembuskannya, berharap jika hasil belajarnya selama ini memuaskan. Matanya menangkap seseorang yang sangat jelas sedang berdiri sambil memegang sebuah pohon. Ziva menggelengkan kepalanya lalu memasuki ruang kelas di saat teman-temannya berlarian karena wali kelas sudah tampak berjalan di koridor.
Gadis itu duduk rapi, menunggu kedatangan sang wali kelas. Memerhatikan teman-temannya yang sudah memancarkan berbagai ekspresi. Seorang guru dengan tubuh gemuk berjalan memasuki ruang kelas, meletakkan map berisikan rapot di atas meja lalu duduk dengan tenang.
Sontak seisi kelas berdiri, memberikan salam lalu duduk seperti semula di atas bangku. Wali kelas yang diketahui namanya adalah Rina itu berdeham pelan sebelum membuka sebuah map yang telah dipegang olehnya sejak tadi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Seperti yang telah kalian ketahui sebelumnya. Hari ini adalah hari pembagian rapot tengah semester. Sudah siap atau belum dengan hasilnya?"
"BELUM!"
"Aduh aduh kalian bersemangat sekali. Kalau begitu, Ibu akan mengumumkan peringkat 1, 2, dan 3 nya. Selebihnya tidak akan Ibu sebutkan, kalau mau tau maju ke depan satu persatu nantinya"
Detak jantung Ziva sudah tak karuan lagi. Rasanya degupan itu semakin cepat setiap detiknya. Ia memperhatikan teman-temannya sebelum kembali terfokus pada wali kelasnya.
"Oke. Dari juara ketiga terlebih dahulu"
"Juara ketiga berhasil diraih oleh Azzahra!"
"WOAHHH!"
"Beri tepuk tangan yang meriah anak-anakku semua!"
Riuhnya tepuk tangan itu terdengar lantang di dalam ruang kelas. Sebelum semuanya mendadak sepi ketika Bu Rina hendak menyebutkan juara kedua.
"Juara kedua berhasil diraih oleh Mutia Candrawati! Beri tepuk tangan yang meriah!"
"WOAHH! MUTIA!"
"Juara pertama siapa hayo? Ada yang bisa tebak?"
Seisi kelas mendadak ramai seketika, saling menunjuk satu sama lain. Ziva juga menunjuk teman-temannya yang dirasa berpotensi untuk mendapatkan peringkat tersebut.
"Juara pertama diraih oleh ..."
"Zivanna Dzakyah Mayza! Beri tepuk tangan yang meriah!"
Ziva tersentak kaget, bola matanya membulat sempurna. Ia mendengar suara tepuk tangan itu dengan seksama, memastikan bahwa benar-benar namanya yang disebutkan oleh Bu Rina. Ia tak pernah menyangka jika hal ini akan benar-benar terjadi. Ziva tersenyum puas tetap dalam posisi duduknya.
"Gak sia-sia belajar rasa studydate kemarin haha," gumam Ziva.
⚜️⚜️⚜️
Sepulang sekolah, Ziva membanting tasnya di atas matras. Duduk bersandarkan pada dinding bersama teman-temannya. Hari ini Kak Panji akan datang karena mendengar mereka telah mendapatkan rapot siang tadi. Ziva terdiam masih tak menyangka sedang teman-temannya sangat ceria bahwa mereka berhasil masuk dalam sepuluh besar di kelasnya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KABAMAS [Selesai]
Teen FictionMenang itu, bukan tentang siapa yang mendapatkan medali maupun piala. Bukan pula orang-orang yang menyimpan puluhan piagam di rumahnya. Tapi, menang itu adalah sebuah proses di mana seseorang bertekad untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik dibandi...