12. Flee

85K 11.2K 1.2K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙



Ziana tampak berhati-hati dengan setiap langkah yang ia ambil. Benar kata kepala keamanan istana, hutan ini terdapat banyak perangkap. Baru saja ia salah mengambil langkah, dan sebuah tombak yang memiliki ujung tajam hampir saja menancap ke tubuhnya.

Tidak hanya sebagai tempat pengasingan, berada di hutan ini adalah cara mudah untuk pergi ke alam baka. Pantas saja kebanyakan orang berpendapat bahwa menempati pavilliun hitam sama buruknya dengan tinggal di penjara. Sebab, meski dapat menghirup udara bebas tapi berada di tempat ini membatasi pergerakan seseorang. Kabur dari hutan ini sama dengan meregang nyawa.

KRAK!

Ziana tampak siaga dengan apa yang akan terjadi. Sepertinya ia baru saja menginjak perangkap. Benar saja tiba-tiba dedaunan kering ditanah terangkat beserta jaring yang berada di bawah dedaunan. Jaring tersebut seketika membungkus tubuh Ziana, tali yang tersambung pada jaring tersebut tertarik ke atas membuat tubuh Ziana juga terangkat ke atas.

"Bedebah!" Umpat Ziana yang tampak pasrah dengan tubuh dibungkus jaring dan tergantung di atas sana.

Ziana mengambil belati yang terselip dipinggang. Lalu mengeluarkan belati tersebut dari sarungnya. Ia melirik bawah sebelum memotong jaring. Ia harus memperkirakan posisi tubuhnya saat meluncur ke bawah. Posisinya sekarang cukup tinggi, jika sedang sial bisa saja ia mengalami cedera.

Ketika Ziana berhasil memotong jaring tersebut, ia jatuh ke bawah dengan pendaratan sempurna yaitu kedua kaki yang terlebih dahulu menapak tanah. Ziana lantas mengeluarkan tubuhnya dari dalam jaring, lalu melempar jaring tersebut dengan serampangan dan mulut yang berkomat-kamit kesal.

Pun Ziana melanjutkan perjalanan kembali dengan langkah hati-hati. Tujuannya tentu saja keluar dari hutan ini. Ia tidak mungkin menghabiskan waktu selama tiga bulan tinggal di pavilliun hitam untuk bercocok tanam.

*****

Keempat selir yaitu selir Xeenia, selir Hera, selir Zoya dan selir Ester sedang berkumpul di kediaman selir Xeenia. Mereka usai mengikuti kegiatan menyulam dan sekarang sedang bercengkerama seraya memakan kudapan yang disediakan oleh pelayan di pavilliun mawar.

"Sungguh malang nasib selir Ziana, belum juga sempat disentuh oleh Yang Mulia, kini dia justru diasingkan di pavilliun hitam." Celetuk selir Zoya.

"Apa katamu?" Ulang selir Ester.

"Dari mana kau tau jika Yang Mulia belum menyentuh selir Ziana, Selir Zoya?" Tanya Selir Xeenia.

"Salah satu pelayan di pavilliun Anggrek membicarakan hal itu dengan pelayanku. Dia bilang, Yang Mulia hanya berkunjung sebentar tanpa menginap dikediaman selir Ziana." Ujar selir Zoya menceritakan.

"Tapi beberapa hari setelah selir Ziana tiba disini dia sakit. Mungkin saja itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk dikunjungi." Sahut selir Ester.

"Dia hanya berpura-pura sakit agar bisa keluar dari istana." Selir Hera yang sedari tadi hanya menjadi pendengar kini bersuara.

"Perempuan aneh. Padahal kita ini adalah perempuan beruntung karena berhasil menjadi selir Yang Mulia dan bisa tinggal di istana berikut dengan kenyamanan yang diberikan istana pada kita. Tapi selir Ziana justru berulah dan kini diasingkan." Ucap selir Zoya yang disetujui dalam hati oleh ketiga selir lainnya.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang