55. Anxious

65.2K 10.2K 5.4K
                                    


Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

5k vote+5k komen baru lanjut chapter selanjutnya. Maap ditargetin soalnya banyak yang lupa gak vote 😌 klo besok gak target 5k yasudah, hitung2 kasih libur buat Authornya yang setiap hari selalu update 😮‍💨

> 1900 kata untuk chapter ini.

SELAMAT MEMBACA!



Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, rombongan Kaisar Arslan akhirnya tiba di istana. Kaisar Arslan menuju pintu masuk istana diikuti oleh Jenderal Leon, Ziana dan beberapa prajurit lainnya. Langkah Kaisar Arslan terhenti ketika melihat keberadaan Raja Isaac di depan pintu utama.

"Raja Isaac, kupikir kau akan tiba disini beberapa hari lagi." Sebelumnya, Kaisar Arslan telah mendapatkan informasi mengenai kunjungan Raja Isaac.

"Saya datang lebih awal, Yang Mulia Kaisar." Balas pemimpin Kerajaan Nymaras yang berusia 35 tahun tersebut.

"Salam hormat saya, Yang Mulia Kaisar," Putri Davira membungkuk hormat. "Lama tidak berjumpa dengan Anda. Semoga Anda senantiasa diberikan keselamatan dan kesehatan."

Kaisar Arslan menganggukkan kepala untuk membalas sapaan Putri Davira barusan.

"Raja Isaac, aku tidak bisa berbincang denganmu sekarang."

"Saya mengerti, Yang Mulia. Anda baru saja tiba dan butuh mengistirahatkan tubuh Anda. Kita bisa membahas kerjasama kita esok hari atau hingga Anda memiliki waktu senggang." Kedatangan Raja Isaac kemari tidak lain karena ingin membahas kerjasama antara kerajaan Nymaras dengan Kerajaan Siria.

"Nikmatilah waktu kalian." Kaisar Arslan lantas berlalu dari sana.

Bibir Putri Davira melengkungkan senyum manis. Netranya masih menatap punggung Kaisar Arslan yang mulai menjauh. Sudah cukup lama mereka tidak bertatap muka, menurut Putri Davira, Kaisar Arslan jauh lebih mempesona dibanding dengan pertemuan mereka yang terakhir.

"Jenderal Leon," Panggil Raja Isaac, menghentikan langkah pria tersebut. "Siapa wanita itu?" Tanyanya dengan tatapan mengarah pada wanita yang berjalan di belakang Kaisar Arslan.

"Dia Ziana, pengawal pribadi Yang Mulia Kaisar." Jawab Jenderal Leon menanggapi. "Permisi, Yang Mulia Raja Isaac." Pamit Jenderal Leon sebelum mengikuti kepergian Kaisar Arslan.

"Bukankah dia lebih cocok dijadikan selir dibanding menjadi seorang prajurit?" Raja Isaac terkekeh kecil. Pasalnya, pengawal pribadi Kaisar Arslan memiliki wajah yang cantik.

"Ratu Anda usai melahirkan anak kedua. Dua selir Anda saat ini juga sedang mengandung secara bersamaan. Satu bulan yang lalu, Anda usai menjalin hubungan keterikatan dengan selir keenam. Sepertinya memiliki setengah lusin selir belum cukup bagi Anda, Yang Mulia?" Cibir Putri Davira.

"Jika aku bisa bersikap adil kepada selir-selirku, kenapa tidak?" Raja Isaac menanggapinya dengan santai. Tidak tersinggung dengan perkataan Putri Davira yang sarat akan sindiran.

Kini keduanya berjalan menuju lantai dua, peraduan mereka terletak di lantai dua. "Seorang prajurit wanita? Bukankah itu suatu hal yang langka...?"

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang