47. Worthy

65.3K 11.6K 3.9K
                                    

Sesuai janji author sebelumnya, ditambahin satu chapter lagi 💃🏻

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2000 kata untuk chapter ini.



Ziana usai diuji kecakapannya dalam memanah serta berpedang. Sejauh ini, Ziana telah membuktikan dirinya cukup layak. Beberapa anak panah yang ia lepaskan tampak menancap ke lingkaran yang berada di tengah. Lalu saat melawan Jenderal Leon menggunakan pedang, Ziana juga cukup mampu mengimbanginya. Bagaimanapun, Jenderal Leon merupakan Jenderal tertinggi di Kekaisaran Siriande, tentu kecakapan pria itu dalam berpedang tidak diragukan lagi. Dan Ziana cukup mampu mengimbangi Jenderal Leon merupakan hal yang membuat manusia disana terkesima.

Ziana tidak hanya beradu pedang dengan Jenderal Leon, namun juga dengan salah satu Panglima perang yang dimiliki Kerajaan Siria. Dan lagi-lagi Ziana membuktikan bahwa dirinya layak, membuat mereka menarik dugaan bahwa Jenderal Leon berniat menyelewengkan kekuasaannya dengan menjadikan Ziana sebagai pengawal pribadi Kaisar Arslan.

Manusia disana tampak melingkari tengah lapangan, menyaksikan Ziana yang saat ini sedang diuji kemampuan bertarungnya. Setelah beradu kekuatan dengan salah satu pria berpangkat Komandan, Ziana kini beradu kekuatan dengan salah satu Panglima tingkat menengah Kerajaan Siria.

Banyak dari mereka yang penasaran sejauh mana kepiawaian bertarung Ziana. Termasuk pria berpangkat Panglima tersebut yang menawarkan diri untuk menjadi lawan Ziana, sebab ia merasa penasaran karena pada pertarungan sebelumnya, Ziana terlihat lebih unggul saat beradu kekuatan dengan lawannya yang berpangkat Komandan.

Pertarungan kali ini hanya untuk menguji kecakapan Ziana. Bukan untuk mencari yang menang atau kalah. Maka dari itu setiap pertarungan diberikan tenggat waktu hanya sepuluh menit. Kenyataannya, dalam waktu yang tergolong singkat tersebut mereka telah menyaksikan bahwa Ziana mampu mengimbangi lawannya. Terlebih lagi yang menjadi lawan Ziana bukanlah prajurit biasa.

Kaisar Arslan tampak bernaung di bawah tenda, duduk di bangku dengan mata terpusat pada Ziana. Seharusnya ia meminta pada Jenderal Leon agar batas waktu pertarungan hanya lima menit saja. Meski sejauh ini Ziana mampu menghalau serangan dengan baik, ia tetap cemas seandainya pukulan atau tendangan lawan Ziana mengenai kepala atau lengan Ziana yang sempat cedera.

Pertarungan antara Ziana dengan lawannya usai setelah Jenderal Leon menginterupsi. Panglima yang menjadi lawan Ziana tampak menggerakkan rahangnya kekanan dan kiri karena sempat terkena pukulan. Ia tidak menyangka jika seorang perempuan seperti Ziana mampu mendaratkan pukulan ke tubuhnya.

"Satu pertarungan lagi. Ada yang ingin menawarkan diri untuk melawan Ziana?" Ujar Jenderal Leon dari posisinya, berkata dengan lantang.

Salah satu sosok yang menjabat sebagai Panglima tingkat tinggi, mendekati keberadaan Jenderal Leon. Namun sebelumnya ia membungkuk hormat pada Kaisar Arslan, sebab Jenderal Leon berdiri di dekat tempat duduk Kaisar Arslan.

"Jenderal Leonard, saya ingin menjadi lawan adik Anda dipertarungan berikutnya." Ujarnya setelah berada di samping Jenderal Leon. 

Jenderal Leon mengangguk sebagai jawaban. "Silakan bersiap, Panglima Harry."

"Adik Anda benar-benar menakjubkan, ketangguhannya membuat saya terkesima." Ujar Panglima Harry seraya mengenakan pelindung kepala.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang