36. Provisional guess

68.8K 12.1K 2.8K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1900 kata untuk chapter ini.



Putri Calista saat ini berada di peraduan Kaisar Arslan. Pagi tadi utusan Kaisar mendatanginya dan mengatakan bahwa Kaisar Arslan mengundangnya untuk sarapan bersama. Mereka bersantap dalam keheningan. Usai makan barulah Kaisar Arslan membuka pembicaraan.

"Yang kau lihat semalam memang nyata, Putri Calista. Aku menyukai pengawal pribadiku." Ujar Arslan yang bahkan tidak merasa perlu untuk meminta maaf pada Putri Calista.

"Yang Mulia...," Calista menjeda perkataannya karena menahan mual yang hampir tidak bisa dicegah.

"Apa kata khalayak jika mereka mengetahui bahwa Anda ternyata memiliki penyimpangan." Calista merasa jijik jika diingatkan kejadian semalam.

Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Kaisar Arslan mencium lelaki. Semalam ia menangis karena syok. Namun setelah pikirannya kembali waras, begitu tiba di peraduannya Calista muntah hebat karena merasa jijik atas ciuman Kaisar Arslan dengan sesama jenis. Lantas menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Kini perutnya kembali bergejolak, jangan sampai ia kembali muntah seperti semalam.

Arslan mengamati perilaku perempuan di hadapannya. "Apa kau kurang sehat?" Tanyanya karena melihat Putri Calista seperti akan muntah. Wajahnya juga sedikit pucat.

Calista menggelengkan kepala. "Saya hanya sedikit kekenyangan, Yang Mulia."

"Dunia luar tidak akan mengetahui perilaku menyimpangku, kecuali kau sendiri yang menyebar luaskannya." Ujar Kaisar Arslan menanggapi perkataan Putri Calista sebelumnya.

"Saya tidak mungkin menyebar luaskan hal tersebut, Yang Mulia. Tapi saya mohon akhiri rasa ketertarikan Anda pada sesama jenis."

"Aku tidak bisa. Aku benar-benar menyukai pengawalku."

Calista menatap Kaisar Arslan sekilas kemudian menurunkan pandangannya kembali. "Lalu bagaimana dengan saya, Yang Mulia? Harga diri saya terluka karena Anda lebih memilih seorang lelaki dibanding perempuan."

"Putri Calista, setelah kita menikah kau akan menyandang gelar permaisuri. Kau hanya cukup melakukan tugasmu sebagai istri pemimpin di Kekaisaran Siriande. Tapi sebelumnya aku harus mengatakan hal ini. Aku akan menyentuhmu hingga kau memberikan penerus untukku. Namun setelahnya, aku tidak akan menyentuhmu lagi karena aku benar-benar tidak tertarik padamu. Dan aku tegaskan, kau tidak berhak memintaku untuk mengakhiri hubunganku dengan pengawalku." Ucap Kaisar Arslan panjang lebar, berkata dengan ketenangannya.

Calista menatap Kaisar Arslan dengan mata melebar. Secara tidak langsung Kaisar Arslan mengatakan bahwa Kaisar Arslan serius dengan Zion. Setelah mengandung, ia akan diabaikan begitu saja karena Kaisar Arslan hanya membutuhkan seorang penerus untuk Kerajaan Siria. Dan setelahnya, entah bagaimana ia hidup dalam bayang-bayang hubungan Kaisar Arslan dengan sesama jenis. Membayangkan jika setiap hari harus menyaksikan interaksi intim Kaisar Arslan dengan sesama jenis, sungguh membuat Calista tidak sanggup menahan rasa mual.

"Huekk...." Telapak tangan Calista membekap mulut. Astaga, rasa mual ini benar-benar sulit dikendalikan. "Yang Mulia, saya izin pergi ke kamar mandi."

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang