23. Conjecture

71.4K 10.7K 1.1K
                                    

Up agak telat karena baru kelar ketik 😀

Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙

Selamat membaca



Setelah melewati perjalanan yang panjang karena memakan waktu berhari-hari, akhirnya Kaisar Arslan beserta rombongan tiba di Kerajaan Esseand. Warga setempat yang kebetulan melihat rombongan Kaisar, saling menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan mereka kepada pemimpin tertinggi di Kekaisaran Siriande.

"Yang Mulia Kaisar Arslan telah tiba!" Lantang penjaga tower yang berada disisi gerbang istana.

Prajurit membuka pintu gerbang selebar-lebarnya, mempersilakan masuk kereta kuda milik Kaisar Arslan. Pun ketika Kaisar keluar dari kereta kuda dengan wajah tertutup, prajurit disana serempak membungkukkan badan dan berucap, "Salam hormat kami. Semoga Yang Mulia Kaisar berumur panjang."

Kaisar Arslan hanya menganggukkan kepala untuk menanggapi sapaan mereka. Beberapa prajurit terlihat mencuri pandang ke arah Kaisar Arslan, ingin mengamati secara mendetail bagaimana paras pemimpin tertinggi di Kekaisaran Siriande tersebut.

Namun seperti yang sudah-sudah, mereka kesulitan untuk melihat bagaimana wajah Kaisar Arslan secara menyeluruh. Meski saat ini Kaisar tidak mengenakan penutup wajah, tapi para prajurit Kerajaan Siria berbaris rapat disisi kanan dan kiri keberadaan Kaisar, seolah menutupi sosok Kaisar dari pandangan mereka.

Lantas membawa langkahnya mendekat pada Raja Minos, pemimpin tertinggi Kerajaan Esseand. Mereka saling menundukkan kepala saat berhadap-hadapan. Pun keluarga kerajaan lain termasuk Ratu, Putra Mahkota yaitu Pangeran Peter dan istri Putra Mahkota yaitu Putri Dasha— mereka menyapa Kaisar Arslan dengan penuh hormat.

Bibir Dasha menerbitkan senyum, matanya berkaca-kaca menatap Kaisar Arslan penuh kerinduan.

Pun Arslan memberi perintah adiknya untuk mendekat dengan gerakan tangan. "Bagaimana kabarmu, Putri Dasha?" Arslan berkata setelah Dasha berada di dekatnya.

"Keadaan saya selalu baik kecuali saat saya sedang merindukan Anda, Yang Mulia." Balas Dasha.

"Kau memiliki banyak waktu untuk melepas rasa rindumu." Tangan Arslan terulur menyentuh sisi wajah Dasha, mengusapnya.

Ziana yang ikut mengamati interaksi Kaisar Arslan dengan Putri Dasha cukup tidak menyangka. Sebab, hubungan keduanya terlihat layaknya saudara kandung. Haris hanya mengatakan jika hubungan Kaisar Arslan dengan kedua kakak dan adik tiri perempuannya sangat baik. Bagi Ziana ini lebih dari baik. Kaisar Arslan terlihat begitu menyayangi Putri Dasha.

Saat itu Ziana dan Haris sedang berjaga di depan tenda Kaisar Arslan. Mereka duduk di depan api unggun dan mengobrol banyak hal. Termasuk melanjutkan obrolan mereka tempo lalu di istana yang terhenti karena kedatangan Jenderal Leon.

Haris bercerita bahwa ayahanda Kaisar Arslan bernama Lakov Herekless, yang berarti adalah Kaisar sebelumnya, memiliki seorang permaisuri dan satu selir. Lakov yang saat itu masih menjadi putra mahkota menikah dengan istrinya tidak atas dasar cinta. Lakov tidak mungkin melawan titah ayahandanya yang kala itu masih menyandang gelar Kaisar. Keduanya dijodohkan karena istri Lakov berasal dari keluarga bangsawan paling berpengaruh di Kerajaan Siria.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang