Selamat malam....Ada yang nungguin?
Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙> 1800 kata untuk chapter ini.
•
•Senja telah menjelma, dan malam telah menyambut. Kaisar Arslan memberi perintah pada rombongannya untuk melanjutkan perjalanan mereka esok hari. Beberapa prajurit usai mendirikan tenda. Lalu pelayan yang ikut serta dalam perjalanan tampak sibuk dengan tugas memasak mereka.
Ziana membawa langkahnya untuk menjauh dari lokasi peristirahatan, menelusuri hutan mengandalkan cahaya rembulan yang malam ini bersinar cukup terang. Tujuan Ziana adalah aliran sungai yang terletak tidak jauh dari lokasi peristirahatan.
Tangan Ziana mulai bergerak membuka satu bersatu pakaian prajuritnya. Setelah pakaian bagian luarnya tanggal, Ziana melepas blouse berlengan pendek keduanya dan ketiganya. Lalu yang terakhir melepas kain panjang yang melilit dadanya.
Setelah tubuhnya benar-benar polos, Ziana menghirup napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Sungguh melegakan dapat terbebas dari pakaian berlapis-lapis yang setiap hari ia kenakan. Lantas membawa langkahnya untuk masuk ke dalam air. Aliran sungai tampak tenang, pun airnya cukup jernih dan terasa menyejukkan saat menyentuh kulitnya.
Ziana mengusap tubuhnya dengan wajah menengadah ke atas, menatap langit yang dihiasi ribuan bintang. Dan benaknya melayang memikirkan tubuhnya di dunia nyata. Apakah sebenarnya ia telah mati, oleh sebab itu ia dikirim ke dimensi lain ini? Sempat terpikirkan juga olehnya jika mungkin saya ia bertukar jiwa dengan selir Ziana yang asli.
Atau mungkin, ketika alur cerita novel telah usai maka kehidupannya di tempat ini juga akan usai? Dan ia kembali lagi ke dunia nyata? Entahlah. Banyak dugaan-dugaan yang terlintas dibenaknya. Namun hingga sekarang Ziana tidak menemukan jawabannya.
Entah keadaan yang ia alami disebut reinkarnasi, metempsikosis, perjalanan waktu, perpindahan jiwa atau lainnya, setidaknya di dimensi ini ia masih berwujud manusia. Bukan menjadi hewan peliharaan Maliqa yaitu seekor anak babi, atau menjadi salah satu kuda yang hidup di dimensi ini, atau mungkin yang lainnya. Menjadi selir Ziana tentu jauh lebih baik apalagi raga selir Ziana sama persis dengan raganya di dunia nyata.
Akan memusingkan jika terus menerus dipikirkan. Oleh sebab itu, setiap hari Ziana memilih menjalani harinya dan menikmati takdir kehidupannya secara sukarela. Lamunan Ziana buyar dan tubuhnya seketika menegang, samar-samar indra pendengarannya menangkap suara jejak langkah.
Pun Ziana segera keluar dari dalam air dan bergegas mengenakan satu persatu pakaiannya. Padahal ia sudah memilih tempat yang sekiranya tidak akan didatangi orang lain karena aksesnya yang jauh lebih sulit. Sebuah petaka jika ada yang melihatnya!
"Zion?"
Panggilan tersebut bertepatan dengan selesainya Ziana mengenakan seluruh pakaiannya. Ziana memejamkan matanya sejenak seraya menghela napas panjang. Dari sekian banyaknya manusia yang ikut serta dalam perjalanan kali ini, kenapa harus Kaisar Arslan yang hampir mengetahui penyamarannya!
Ziana membalikkan badan, melihat Kaisar Arslan beserta beberapa prajurit yang mengawal beliau. "Yang Mulia, Anda disini?"
"Pertanyaan macam apa itu? Jelas-jelas kau sudah melihat wujudku." Arslan mengamati pengawalnya tersebut dan menarik kesimpulan jika Zion baru saja selesai membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Amazing Fate
FantasyDi Garda Nasional Angkatan Darat, sejak usia 18 tahun Ziana telah berjuang untuk Negaranya. Ziana telah berperang beberapa kali demi menegakkan kedaulatan Negaranya, serta mempertahankan keutuhan wilayah Negaranya. Selain lihai dalam pertarungan ta...