Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕
🔥 Seperti sebelumnya, vote tembus 5k baru update chapter selanjutnya.
> 2600 kata untuk chapter ini.
SELAMAT MEMBACA!
•
•Kaisar Arslan usai menghadiri pertemuan rutin dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama para pejabat kerajaan. Ziana tampak berjalan di belakang Kaisar Arslan yang akan menuju peraduannya.
Kaisar Arslan menghentikan langkah saat tiba di depan peraduannya. Lantas menatap Ziana. "Kau sudah makan siang?" Tanyanya.
"Sudah, Yang Mulia." Sebelumnya Ziana yang sedang menunaikan tugasnya, yaitu berjaga di depan ruang pertemuan, sengaja meninggalkan tugasnya sejenak untuk makan siang.
Kaisar Arslan memegang tangan Ziana. "Ikut aku masuk."
"Setelah ini Anda tidak memiliki kegiatan lagi. Sebaiknya saya kembali ke kamar saya, Yang Mulia." Ziana melepas tangan Kaisar Arslan yang sedang memegang tangannya.
"Permisi." Ziana membungkuk hormat sebelum berlalu dari sana.
Kaisar Arslan menghembuskan napas dengan kasar. Wanita itu kenapa menjengkelkan sekali! Ia lantas membawa langkahnya untuk mengikuti kepergian Ziana yang berniat masuk ke peraduannya. Sebelum Ziana menutup pintu, Kaisar Arslan menghentikannya, menahan pintu tersebut dengan tangannya.
Untuk sepersekian detik keduanya hanya beradu pandang. Ziana berekspresi tenang, sedangkan Kaisar Arslan menampilkan ekspresi kesal yang tidak di tutup-tutupi. Bahkan tatapan Kaisar Arslan lebih tajam dari sebelumnya.
"Tugas saya hari ini telah selesai, Yang Mulia. Saya hanya ingin beristirahat."
Kaisar Arslan mengabaikan perkataan Ziana barusan. "Aku tidak tahan lagi! Satu minggu kau bersikap menyebalkan seperti ini. Kau tidak bersedia pergi ke peraduanku, kau juga tidak berkenan aku mengunjungimu. Bahkan kau berusaha menghindar dariku, tidak ingin berdekatan denganku jika bukan karena pekerjaanmu."
"Itu hanya perasaan Anda." Ringan Ziana menanggapi.
Kaisar Arslan melirik ke arah prajurit yang berjaga di depan peraduan Ziana. Hanya Ziana yang mampu membuatnya kehilangan kewibawaan di depan orang lain seperti sekarang. Bagaimana tidak, seharusnya wanita yang bertekuk lutut di hadapannya. Namun kini justru terbalik, seolah dirinya yang menggilai Ziana dan ia seperti memohon pada Ziana. Yah, meski kenyataannya memang demikian.
"Minggir. Kita perlu bicara." Kaisar Arslan melebarkan pintu dengan paksa agar dirinya dapat masuk ke dalam.
Sebelumnya Ziana selalu membantah dan berkilah ketika Kaisar Arslan berniat mendekatinya, tapi kali ini sepertinya kesabaran Kaisar Arslan telah mencapai batasannya. Ziana tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan Kaisar Arslan masuk.
"Katakan, apa alasanmu bersikap menyebalkan seperti ini? Padahal sudah berulang kali kukatakan, aku juga tidak berniat mencari kesenangan dari wanita lain." Kaisar Arslan dalam posisi berdiri dan bersedekap dada. Menatap Ziana yang kini sedang melepas seragam atasnya, menyisakan blouse lengan pendek yang berwarna putih.
"Tidak ada alasan. Saya sendiri juga tidak tau kenapa harus bersikap demikian pada Anda." Ziana melepas ikatan rambutnya, kemudian menyisir surai panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Amazing Fate
FantasyDi Garda Nasional Angkatan Darat, sejak usia 18 tahun Ziana telah berjuang untuk Negaranya. Ziana telah berperang beberapa kali demi menegakkan kedaulatan Negaranya, serta mempertahankan keutuhan wilayah Negaranya. Selain lihai dalam pertarungan ta...