29. Chatter

70.4K 10.6K 1.7K
                                    

Up agak malam soalnya baru selesai ketik.

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1800 kata untuk chapter ini.



Kaisar Arslan pada akhirnya menjatuhkan hukuman mati pada kedua tersangka. Meski tetap bungkam hingga akhir hayat mereka, satu dari mereka terbukti dengan sengaja meracuni minuman Kaisar Arslan. Salah satu pelayan istana menjadi saksi atas perbuatan pria tersebut. Eksekusi dilakukan di lapangan yang berada di belakang istana. Pun pihak perwakilan Kerajaan Tirasea menyaksikan langsung eksekusi tersebut.

Lalu sosok lain yang mendapatkan hukuman mati adalah prajurit yang berasal dari Kerajaan Nosea. Sebab, racun tersebut telah dipastikan berasal dari pohon Mancinella. Pohon Mancinella sendiri hanya tumbuh diwilayah Kerajaan Nosea. Sudah pasti Kerajaan Nosea juga turut andil dalam kejadian ini.

"Yang Mulia Kaisar Arslan, kami tidak tahu-menahu mengenai kejadian yang menimpa Anda. Hal tersebut murni atas kesalahan prajurit kami. Mungkin prajurit kami melakukannya karena demi sebuah imbalan." Ujar wakil menteri keuangan Kerajaan Tirasea melakukan pembelaan, berkata dalam posisi bersimpuh dihadapan Kaisar Arslan.

Kaisar Arslan mengabaikan perkataan barusan. Menurutnya, Kerajaan Tirasea turut andil dalam percobaan pembunuhan ini. Untuk apa seorang prajurit rendahan berani mencelakainya jika bukan pemimpinnya yang memberi perintah. Namun, ia tidak memiliki bukti untuk menguatkan prasangkanya tersebut.

"Katakan pada pemimpinmu, aku tidak segan melengserkannya jika dia masih berniat buruk terhadapku."

"Berlaku juga untuk kalian semua," Kaisar Arslan membagi pandangannya kepada manusia yang berada dalam ruangan tersebut. Mereka semua merupakan perwakilan dari masing-masing kerajaan yang datang ke Kerajaan Esseand untuk memenuhi undangan.

"Aku masih memegang bukti kesepakatan kerajaan kita di masa lalu. Kalian semua telah menyetujui untuk menjadi bagian Kekaisaran Siriande dan mengakui jika Kerajaan Siria dan penguasanya yang untuk detik ini adalah aku, memiliki wewenang mutlak terhadap kerajaan-kerajaan lain. Sebagai penguasa, aku berhak memutuskan nasib suatu kerajaan, bahkan melengserkan pemimpinnya seandainya ada diantara kalian yang mencoba melakukan pemberontakan bahkan berniat mencelakaiku." Kaisar Arslan berkata panjang lebar.

Para petinggi masing-masing kerajaan tampak terdiam mendengar perkataan Kaisar Arslan yang menjurus pada sebuah peringatan barusan. Meski hingga detik ini terbukti terdapat dua kerajaan yang terang-terangan melawan Kaisar Arslan, namun sebagian besar dari mereka tetap memegang teguh pada perjanjian di masa lalu.

Bahkan perekonomian kerajaan mereka terus stabil karena menjalin kerja sama baik dengan Kerajaan Siria baik dalam sektor pertanian, perkebunan, peternakan atau lainnya. Mereka yang tidak memiliki masalah tentu saja begitu menghargai dan menghormati Kaisar Arslan sebagai pemimpin tertinggi di Kekaisaran Siriande.

Ziana yang juga berada dalam ruangan tersebut untuk mengawal Kaisar Arslan, tampak bergidik dengan aura yang ditebarkan oleh Kaisar Arslan. Usia Kaisar Arslan baru menginjak 30 tahun, namun beliau menjadi pemimpin diantara manusia-manusia di ruangan ini, bahkan sebagian besar dari mereka memiliki usia jauh di atas Kaisar Arslan.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang