72. Captives

43.4K 7.6K 2.8K
                                    

Tidak lupa author ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2600 kata untuk chapter ini. Belum sempat revisi, mohon diingatkan jika ada kesalahan dalam penulisan.

SELAMAT MEMBACA!



"Dimana Ziana? Yang Mulia Raja Genio ingin bertemu dengannya." Tanya Marco setelah tiba di peraduan selir Althea.

"Aku menyuruh pelayan untuk membantunya bersiap. Dia di kamar paling ujung." Balas selir Althea.

"Yang Mulia Raja Genio memberi perintah untuk menghilangkan pengaruh hipnotismu pada Ziana."

Selir Althea yang saat ini dalam posisi tengkurap di atas ranjang sembari menikmati pijatan pelayan, menaikkan wajah untuk menatap Marco. "Apa Yang Mulia bercanda? Membiarkan Ziana dalam pengaruh hipnotis jauh lebih baik."

"Ini perintah langsung dari Yang Mulia Raja. Beliau tidak butuh pendapatmu. Dalam hal ini kau juga tidak memiliki kuasa untuk berpendapat atau memberi saran."

Tatapan selir Althea berubah memicing. Nada bicara Marco memang terdengar biasa saja. Namun perkataan Marco barusan sangatlah menjengkelkan. Tak ayal ia bangkit dari posisinya, tangannya memegang erat simpul kain yang kini membalut tubuhnya.

"Setidaknya wanita itu di penjara setelah kesadarannya kembali." Gerutu selir Althea sembari mengambil sesuatu di dalam lemari.

Selir Althea memberikan ramuan yang telah dikeringkan dan dibungkus kantong kepada Marco. "Seduh ini terlebih dahulu. Aku mensugestinya dengan sangat kuat. Tidak cukup meminumkan ramuan itu saja, aku perlu menarik mantraku secara langsung untuk mengembalikan kesadarannya. Pergilah terlebih dahulu, aku akan menyusulmu."

*****

"Yang Mulia Kaisar," Jenderal Leon membungkuk hormat begitu menghadap.

"Katakan," Kaisar Arslan yang saat ini duduk di bangku sembari menenggak arak, melirik sekilas pada Jenderal Leon.

"Saya sudah mengantongi nama seseorang yang telah membantu penyusup itu masuk ke istana." Lapor Jenderal Leon.

"Lalu?" Kaisar Arslan kembali menuangkan arak ke dalam cawan kemudian menenggaknya.

"Dia melarikan diri. Saya sudah mengutus prajurit untuk mencari keberadaannya, Yang Mulia."

Jenderal Leon sedikit mengamati Kaisar Arslan. Beliau tampak kuyu dengan penampilannya yang tergolong berantakan. Rambut yang acak-acakan dan dua kancing teratas pada bajunya tidak dikancingkan sebagaimana mestinya. Sepertinya beliau juga belum membersihkan diri dan berganti pakaian karena pakaian yang saat ini dikenakan masih sama dengan pakaian yang dikenakan Kaisar Arslan sebelumnya. Dan dari raut wajahnya, Jenderal Leon juga menebak bahwa Kaisar Arslan sama sekali belum memejamkan mata.

Jenderal Leon memahami betul, hilangnya Ziana tentu saja begitu membebani Kaisar Arslan. Apalagi Kaisar Arslan begitu mencintai dan mengasihi Ziana. Beliau pasti mencemaskan keadaan Ziana dan bayi yang berada dalam kandungannya.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang