34. Who knows!

73.7K 13.9K 2.3K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2100 kata untuk chapter ini.



Selalu seperti ini yang dirasakan Ziana ketika bersantap bersama dengan Kaisar Arslan, sungguh canggung sehingga ia sukar untuk menelan makanannya. Terlebih lagi setelah Kaisar Arslan mengatakan kecemburuannya secara terang-terangan. Kaisar Arslan menyukainya dan jujur Ziana tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Yang membuat Ziana tidak habis pikir, calon permaisuri yaitu Putri Calista telah tiba di istana beberapa jam yang lalu. Namun sekarang Kaisar Arslan justru lebih memilih bersantap malam dengannya.

"Kau bilang, kau menyukai semua jenis makanan tapi kuperhatikan makanmu selalu sedikit." Ujar Arslan berkomentar.

"Saya sudah merasa kenyang, Yang Mulia." Balas Ziana seadanya.

Ziana menunggu Kaisar Arslan menghabiskan makanan dipiringnya. Baru setelahnya ia berucap, "saya sempat berpapasan dengan Putri Calista. Dan beliau terlihat sangat cantik."

"Oh ya? Tapi menurutku lebih cantik kau saat berpenampilan perempuan." Sahut Arslan menanggapi. Namun sesungguhnya ia berkata kebenaran karena menurut pandangannya, Putri Calista merupakan sosok yang sangat berlebihan. Entah itu penampilannya, perilakunya dan lain-lainnya semua berlebihan. Apalagi perempuan itu gemar sekali mengenakan pakaian berwarna mencolok yang membuat sakit mata.

Ziana hanya menanggapi pujian Kaisar Arslan barusan dengan senyum tipis sedikit kaku. "Apakah kunjungan Putri Calista kemari untuk menetapkan hari pernikahan Anda dengan beliau?"

Arslan mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap lekat netra perempuan dihadapannya. "Kenapa kau begitu penasaran?"

"Saya hanya sekedar bertanya, Yang Mulia. Maaf jika pertanyaan saya lancang."

Sekali lagi Arslan memajukan tubuhnya. Pun Ziana memundurkan wajahnya karena perilaku Kaisar Arslan tersebut.

"Aku justru berharap jika kau cemburu dengan kedatangan Putri Calista kemari." Ujar Kaisar Arslan kemudian.

"Mengapa saya harus cemburu, Yang Mulia? Itu bukan hak saya." Ziana tersenyum kaku setelah menanggapi perkataan Kaisar Arslan barusan.

"Instingmu sebagai prajurit memang tajam. Tapi tidak untuk perihal satu ini. Jelas-jelas aku sudah menunjukkan ketertarikanku padamu. Kenapa kau tidak mau membalas apa yang kurasakan padamu?" Arslan kembali pada posisinya. Meraih cangkir tehnya, meminumnya dengan tatapan melirik ke arah Zion.

Ziana terdiam untuk beberapa saat. Mendapati sikap terbuka dari Kaisar Arslan justru membuat Ziana semakin didera kebingungan. Pun Ziana memilih bertanya untuk mengobati segala rasa yang berkecamuk dalam benaknya, "Yang Mulia, saya ingin bertanya. Dan maaf jika pertanyaan saya lancang. Anda memiliki ketertarikan dengan sesama jenis?"

Sudut bibir Arslan sedikit berkedut mendengar pertanyaan Zion barusan. Jadi Zion sudah mulai curiga jika sebenarnya ia telah mengetahui penyamaran perempuan ini? Itu merupakan pertanyaan jebakan dan ia tidak ingin Zion tahu jika dirinya telah mengetahui kebenaran tersebut.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang