Tidak lupa author ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥
> 2400 kata untuk chapter ini.
SELAMAT MEMBACA!
•
•"Lepas kain yang menutupi wajahnya." Perintah Marco pada selir Althea yang kini duduk di samping Ziana.
Setelah selir Althea berhasil membawa Ziana keluar istana tanpa hambatan yang berarti, kini mereka bertiga berada di dalam kereta kuda untuk menuju Kerajaan Nosea.
Selir Althea mendengus kesal. Marco bersikap seperti seorang majikan dan ia sedikit muak dengan sikap pria itu. Namun ia tetap menuruti perintah Marco untuk melepas kain yang menutupi sebagian wajah Ziana. Meski saat keluar istana Ziana berpakaian pelayan, ia sengaja menutupi wajah Ziana jikalau ada seseorang yang hafal dengan wajah Ziana.
"Kau yakin dia Ziana?" Marco berkata dengan tatapan terarah pada wanita yang disinyalir adalah calon permaisuri. Wanita itu masih dalam pengaruh hipnotis, kini dalam posisi duduk layaknya patung, tatapannya juga tampak kosong.
"Kenapa? Apa wajahnya tidak cukup cantik untuk menjadi calon permaisuri? Menurutku memang begitu. Dia kurang cantik." Sahut selir Althea.
"Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin memastikan, jangan-jangan kau salah orang." Sebagai seorang pria, Marco berpendapat bahwa wanita dihadapannya tergolong menawan meski wajahnya tampak polos, sama sekali tidak mengenakan riasan wajah sekedar pewarna bibir dan sejenisnya. Ia tidak sependapat dengan perkataan selir Althea yang menyebut kurang cantik.
"Aku tidak mungkin salah orang. Dia memang Ziana." Balas selir Althea.
Selir Althea lantas menepuk lengan Ziana. "Siapa namamu?" Ia bertanya hanya untuk mengobati rasa penasaran Marco.
"Ziana." Jawabnya.
"Apa benar kau calon permaisuri Yang Mulia Kaisar Arlsan?" Selir Althea kembali bertanya.
"Benar." Jawab Ziana masih dengan wajah tanpa ekspresi dan tatapan yang kosong.
Marco tampak puas karena wanita tersebut benar Ziana. Netranya menatap lekat ke sisi wajah Ziana. "Kau menamparnya?" Tanyanya pada selir Althea. Pasalnya, Marco melihat jejak telapak tangan berwarna kemerahan di sisi wajah Ziana.
"Dia menendangku. Perbuatanku hampir terbongkar namun aku terlebih dulu mengosongkan pikirannya. Kemudian aku membalasnya dengan menampar wajahnya." Ringan selir Althea menanggapi.
*****
Seperti biasanya, Kaisar Arslan yang usai menghadiri pertemuan bergegas menemui Ziana. Namun, ia tidak menemukan sosok Ziana di peraduannya. Saat bertanya pada prajurit yang berjaga di depan peraduan Ziana, dua prajurit tersebut justru diam layaknya patung. Ternyata dua prajurit tersebut dalam pengaruh hipnotis.
Setelah dua prajurit yang berjaga di depan peraduan Ziana di berikan ramuan dan tersadar, mereka bersaksi bahwa kejadian terakhir yang mereka ingat yaitu seorang pelayan datang membawa nampan berisi makanan untuk Ziana. Setelahnya mereka tidak mengingat apapun. Tidak hanya dua prajurit yang terkena pengaruh hipnotis, satu pelayan dan beberapa penjaga gerbang istana juga demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Amazing Fate
FantasyDi Garda Nasional Angkatan Darat, sejak usia 18 tahun Ziana telah berjuang untuk Negaranya. Ziana telah berperang beberapa kali demi menegakkan kedaulatan Negaranya, serta mempertahankan keutuhan wilayah Negaranya. Selain lihai dalam pertarungan ta...