16. Wacky

77.4K 11.1K 1.5K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca. Vote gak butuh waktu lama. Gak lebih dari 5 detik kok, bukan hal sulit...jadi jangan hanya menikmatinya tapi hargai juga jerih payah penulisnya ya ☺️
Dan jangan lupa ramein komen 😙



Begitu keluar dari peraduan, pengawal pribadinya yaitu Zion langsung menyambut dan memberi salam. Arslan terang-terangan menatap tubuh bagian depan Zion. Tampak rata dan ia memutuskan untuk menyudahi pemikiran sintingnya yang mengira Zion memiliki buah dada.

Kaisar Arslan melangkahkan kakinya. Pun Ziana mengikutinya. Tujuan Kaisar Arslan adalah ruang pertemuan yang terletak dilantai satu. Para prajurit yang berada dibeberapa sisi istana tampak menundukkan kepala sebagai bentuk rasa hormat mereka terhadap Kaisar Arslan.

Mereka tiba disalah satu ruangan. Dalam ruangan berukuran luas tersebut hanya terisi beberapa manusia. Dan Ziana hanya mampu mengenali Jenderal Leon, tidak untuk yang lainnya. Manusia disana membungkukkan badan ketika Kaisar Arslan berjalan melewati mereka untuk duduk di singgasananya.

"Kalian boleh duduk." Ujar Kaisar Arslan pada mereka.

Ziana sendiri kini berdiri didekat keberadaan Kaisar Arslan bersama beberapa prajurit lain. Pagi ini Ziana merasa keren dengan pakaian barunya sebagai pengawal pribadi Kaisar. Menjadi pengawal pribadi Kaisar ternyata cukup memicu adrenalin. Buktinya baru beberapa jam menginjakkan kaki di Kerajaan ini, semalam ia sudah disambut dengan bahaya.

Menjadi seorang prajurit memang harus siap dengan segala resiko dan selalu dihadapkan dengan marabahaya. Namun Ziana akan berusaha untuk lebih berhati-hati menjaga dirinya. Sebab, ini adalah kehidupan keduanya dan ia tak ingin nasib naas seperti di dunia nyata terulang kembali.

"Kalian bisa memulai pertemuan kita kali ini." Ujar Kaisar Arslan kemudian.

"Ampun, Yang Mulia. Kami gagal menemukan pelaku. Kami sudah menyusuri sekitar dan hanya menemukan bubuk mesiu yang tertinggal." Lapor Jenderal Leon karena pertemuan mereka kali ini membahas penyerangan yang terjadi tadi malam.

"Saya sudah meningkatkan penjagaan di luar istana. Dan saya mengusulkan, lebih aman jika Anda berlatih pedang ditempat tertutup, Yang Mulia." Lapor pria yang menjabat sebagai kepala keamanan istana, ia juga memberikan saran.

Arslan hanya mendengarkan tanpa berniat menanggapi atau menyanggah ujaran Jenderal Leon dan Kepala Keamanan Istana. "Lanjutkan." Titahnya kemudian.

"Kita perlu meningkatkan penjagaan diwilayah perbatasan, Yang Mulia. Dalam dua bulan terakhir terhitung sudah empat kali seseorang ingin mencelakai Anda. Kami mengkhawatirkan keselamatan Anda." Kepala dewan penasihat istana terdengar bersuara.

"Saya setuju dengan usulan dewan penasihat Paulo, Yang Mulia." Sahut Jenderal Leon.

"Kita harus melakukan penggeledahan terhadap siapa saja yang keluar masuk perbatasan." Lanjut Jenderal Leon.

"Terserah kalian saja. Aku percayakan pada kalian." Ringan Kaisar Arslan menanggapi mereka.

Kaisar Arslan lantas menatap Jenderal Leon, "Mata-mata yang kau tempatkan di Kerajaan Nosea tidak memberikan informasi apapun?"

Seperti yang disampaikan kepala dewan penasihat, dalam dua bulan terakhir terhitung sudah empat kali seseorang mencoba mencelakainya. Ada satu dari pelaku yang tertangkap namun pelaku tetap bungkam meski telah disiksa sampai akhir hayatnya. Dan Arslan sendiri mencurigai para pelaku adalah suruhan Raja Genio karena hanya dia yang sejauh ini terang-terangan ingin melakukan pemberontakan.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang