77. Utilized

43.9K 8K 3.6K
                                    

Tidak lupa author ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

Super panjang > 3500 kata untuk chapter ini.

SELAMAT MEMBACA!



Setelah memastikan bahwa Ziana sedang berada dalam peraduan bersama Raja Genio, Damais segera menghampiri keberadaan Jenderal Leon yang kini telah berhasil memasuki istana dan menyamar sebagai prajurit dan berjaga disalah satu sisi istana.

"Jenderal, Raja Genio berada di dalam peraduan calon permaisuri. Dan kuat dugaan, calon permaisuri sudah dalam pengaruh hipnotis." Damais sekilas melihat Raja Genio meletakkan tangannya ke pinggang Ziana ketika keduanya masuk ke peraduan. Jika Ziana dalam keadaan sadar tentu akan memberontak mendapat perlakuan demikian.

Jenderal Leon berdecak kesal. Keberadaan Raja Genio bersama Ziana memperumit keadaan. Belum lagi memikirkan apa yang akan diperbuat Raja Genio pada Ziana yang dalam pengaruh hipnotis, sungguh menambah beban pikirannya.

"Kau harus menemukan cara agar Raja Genio keluar dari sana," perintah Jenderal Leon yang sebenarnya meragu apakah Damais dapat melakukannya.

"Saya tau apa yang harus saya lakukan." Setelahnya, Damais berlalu dari sana untuk menuju peraduan selir Heidi.

*****

Tangan Raja Genio bergerak menuju puncak kepala Ziana, mengusap surai indah tersebut. Pandangan Raja Genio terus terpusat pada wajah Ziana yang indah. "Ziana, aku ingin bertanya sesuatu. Kau harus menjawabnya. Ini perintah dariku. Mengerti?" Ujar Raja Genio dan dijawab anggukan oleh Ziana.

"Apa kau jatuh hati pada Kaisar Arslan?" Tanya Raja Genio.

"Ya," balas Ziana dengan sorot mata lurus ke depan dan juga wajah tanpa ekspresi.

"Apa Kaisar Arslan juga jatuh hati padamu?"

"Ya."

"Ah, kalian saling jatuh hati rupanya...," Tangan Raja Genio terulur menyentuh dagu Ziana, memaksa untuk mendongak agar dapat mengamati paras Ziana secara lekat. "Wajahmu sangat indah, pantas jika Kaisar Arslan tergila-gila padamu hingga rela menyetujui persyaratan dariku demi membebaskanmu."

"Sebesar apa Kaisar Arslan mencintaimu?" Tanya Raja Genio kemudian.

"Sangat besar. Tidak bisa diutarakan."

"Kau begitu percaya diri, Ziana. Tapi aku yakin kau tidak berbohong." Ternyata mengobrol dengan Ziana yang dalam pengaruh hipnotis lebih menyenangkan. Sebab, biasanya wanita ini akan berbicara ketus dan menampilkan ekspresi wajah penuh permusuhan.

Raja Genio menyudahi percakapan basa-basinya, ingin segera memulai apa yang menjadi tujuannya sehingga perlu menghipnotis Ziana seperti sekarang." Semua perintah yang keluar dari mulutku harus kau laksanakan. Mengerti?" Raja Genio kembali menekankan hal tersebut dan Ziana mengangguk sebagai jawaban.

"Bantu aku melepas pakaianku, Ziana." Perintah Raja Genio seraya mendudukkan diri di atas ranjang.

Tangan Ziana lantas bergerak untuk melepas kancing pakaian atas Raja Genio. Tangan wanita itu sangat lamban ketika melepas satu persatu kancingnya. Meski lamban namun Raja Genio menikmatinya, jemari Ziana yang tidak sengaja menyentuh kulitnya justru menjadi sensasi tersendiri baginya.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang