65. Fully channeled

64.7K 10.1K 4.1K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

Super panjang > 2700 kata.

SELAMAT MEMBACA!



Pagi hari yang cerah telah menyambut. Suasana pagi hari selalu memberikan semangat pada setiap insan karena pertanda dimulainya hari yang baru. Namun berbeda dengan sosok Ziana, alih-alih bersemangat, dirinya terlihat tidak berseri.

"Lelah?" Tanya Kaisar Arslan yang kini duduk dihadapan Ziana dengan bertopang dagu. Netranya mengamati Ziana yang sedang menyantap sarapannya dengan gerakan yang sangat lamban.

Pagi ini Ziana tampak polos dan bersahaja dengan gaun sederhana di bawah lutut yang berwarna putih tulang. Wajah wanita itu sama sekali tidak dipoles, rambutnya pun hanya diikat secara asal. Penampilan Ziana tentu saja sangat berkebalikan dengan seorang putri kerajaan atau bangsawan yang selalu berpenampilan paripurna. Tapi bagi Kaisar Arslan, Ziana selalu tampak indah di matanya.

Ziana menggeleng sebagai jawaban. "Saya hanya kesal. Obat perangsang ini masih bereaksi pada tubuh saya." Ziana memang tidak merasakan lelah karena obat perangsang tersebut pasti juga mengandung penambah stamina untuk tubuh. Kemudian rasa tersiksa seperti tubuh gemetar, kepala pening, jantung berdebar kencang dan rasa lain yang kemarin melingkupinya, kini sudah tidak dirasakannya. Mungkin karena hasratnya telah tersalurkan.

Ada rasa nyeri pada kewanitaannya, sebab baru pertama kali untuknya namun ia dan Kaisar Arslan justru bercinta selama beberapa kali. Tetapi di tengah rasa nyeri yang ia rasakan, gairahnya masih saja hadir hingga sekarang. Kewanitaannya masih berdenyut-denyut oleh sensasi yang sulit dijabarkan. Seperti saat ini, Ziana berusaha untuk tidak menatap wajah Kaisar Arslan agar otaknya tidak melulu membayangkan percintaan panas yang telah mereka lakukan.

Berbeda dengan Ziana yang tampak kuyu, ekspresi wajah Kaisar Arslan pagi ini terlihat begitu cerah. Suasana hatinya sedang sangat baik. Alih-alih merasa lelah, tubuhnya justru terasa lebih rileks dan bugar setelah berulang kali menggauli Ziana. Wanita dihadapannya ini begitu panas ketika di atas ranjang. Memadu kasih bersama Ziana mampu menenggelamkan akal sehatnya dan ia sungguh tidak berdaya di bawah pesona wanita itu.

Padahal Ziana yang dalam pengaruh obat perangsang. Tetapi, membayangkan kembali percintaan yang telah mereka lalui, membuat dada Kaisar Arslan berdesir hebat dan gairahnya dengan mudah terpantik. Sinting memang.

"Efek obat itu berangsur hilang setelah 24 jam. Ini belum ada 24 jam sejak kau mengonsumsinya." Kaisar Arslan mengambil alih sendok untuk menyuapi Ziana.

Ziana membuka mulut, menerima suapan dari Kaisar Arslan. "Anda sudah makan?" Ziana hanya bertanya untuk sekedar berbasa-basi.

Saat Ziana membuka mata, Kaisar Arslan tidak berada di sisinya. Setelah Ziana membersihkan diri, ia diminta ke peraduan Kaisar Arslan untuk sarapan. Makanan yang tersaji di atas meja hanya satu porsi. Mungkin Kaisar Arslan sudah sarapan terlebih dahulu.

"Sudah." Singkat Kaisar Arslan menanggapi.

"Aku dari kemarin sangat penasaran ingin menanyakan hal ini padamu. Kenapa Raja Dimitri belum menyentuhmu?" Kaisar Arslan tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang