64. Unification

59.3K 9.7K 4.2K
                                    


🔥 chapter ini hanya terdiri dari 1400 kata. Kalian bisa meluncur ke KaryaKarsa untuk membaca versi panjangnya. Di KaryaKarsa terdiri lebih dari 4300 kata.

Ada beberapa dialog yang tidak tertuang disini dan juga adegan 21+ yang mengandung unsur dewasa secara eksplisit. Bijaklah sebelum meluncur ke KaryaKarsa. Namun meski demikian, sudah Author pastikan tidak akan mengubah alur selanjutnya ☺️

🔥 Akun KaryaKarsa : NinsJo
Author TIDAK MEMAKSA kalian ya ☺️
Bagi kalian yang keberatan, dimohon untuk tidak berkomentar buruk. Hanya 4500 rupiah untuk kalian yang penasaran dengan chapter 64 versi panjangnya.


Selamat membaca!

Ziana terasa lega ketika pintu disana terbuka, usahanya menggedor-gedor pintu sambil berteriak tidak sia-sia. Dan siapa sangka ternyata, sosok Jenderal Leon yang ia lihat ketika pintu terbuka.

Begitu masuk ke dalam, Jenderal Leon mengedarkan pandangan ke sekitar. Selain wajahnya terlihat pucat, berkeringat, dan tubuhnya menggigil seperti orang kedinginan, penampilan Ziana cukup kacau dengan rambut yang sedikit berantakan.

"Jenderal, tolong panggilkan tabib kemari." Pinta Ziana dengan nada lirih. Kini ia kembali duduk dilantai, menekuk kedua lutut dan memeluknya.

"Panggil tabib kemari." Jenderal Leon memberi perintah pada salah satu prajurit. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Namun setelah mengamati fisik Ziana, ia menduga jika wanita itu sedang tidak baik-baik saja.

Setelahnya, Jenderal Leon mendekati keberadaan Panglima Harry yang kini berdiri sambil bersandar pada tembok. Indra penciumannya menangkap bau yang tidak asing baginya. Netranya terpusat pada lantai yang tidak jauh dari keberadaan Panglima Harry. Lantas sedikit membungkuk agar lebih dapat mengamati.

"Apa ini sperma?" Tukas Jenderal Leon karena sebagai lelaki ia tentu hafal dengan bau khas air mani.

"Ya, milik saya." Jawab Panglima Harry seadanya.

Jenderal Leon lantas menoleh pada Ziana dan tidak lama ia kembali memusatkan perhatian pada Panglima Harry. "Jelaskan." Ujarnya singkat.

"Saya dan Ziana sama-sama dalam pengaruh obat perangsang." Jujur Panglima Harry.

"Kalian melakukannya?" Jenderal Leon sedikit was-was dengan jawaban yang akan ia dengar. Melihat Ziana mengobrol dengan pria lain saja, membuat Kaisar Arslan emosi. Entah bagaimana murkanya beliau seandainya Panglima Harry dan Ziana terlibat hubungan ranjang.

"Tidak!" Sahut Panglima Harry dan Ziana secara bersamaan.

"Oleh karena itu saya memilih menyalurkan hasrat saya dengan masturbasi." Ujar Panglima Harry.

"Jenderal, bisakah Anda menginterogasi saya nanti? Saya harus segera mencari pelampiasan." Panglima Harry berniat pergi ke rumah hiburan milik madam Rose dan memilih salah satu wanita untuk menuntaskan hasrat seksualnya.

Jenderal Leon melirik pusat tubuh Panglima Harry. Pria itu tidak berbohong. "Pergilah. Segera temui aku setelah urusanmu selesai." Sebagai lelaki, Jenderal Leon tentu mengetahui bagaimana tersiksanya ketika dalam kondisi tegang karena bergairah, namun tidak dapat melampiaskannya.

"Terima kasih, Jenderal." Kata Panglima Harry.

Jenderal Leon mengalihkan tatapan pada Ziana. Kebetulan wanita itu juga sedang menatapnya. Mata wanita itu tampak sayu. Ekspresi wajahnya juga aneh, sangat berbeda dengan ekspresi wajah yang biasanya nampak di wajah Ziana.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang