35. Despicable

70.5K 13K 2.6K
                                    

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 1900 kata untuk chapter ini.



Putri Calista berada dalam peraduannya. Dalam posisi duduk dan menelungkupkan wajah ke meja. Suasana hatinya sedang buruk. Pagi tadi Calista mengutus prajurit untuk mengatakan pada Kaisar Arslan bahwa pagi ini ia ingin sarapan berdua dengan beliau. Namun lagi-lagi Kaisar Arslan menolaknya dan prajurit mengatakan bahwa Kaisar Arslan akan sarapan bersama pengawal pribadinya.

Pun ketika santap siang dan malam tiba, Calista kembali mengutus prajurit untuk mengatakan maksudnya. Lagi-lagi Kaisar Arslan menolak makan bersamanya dan lebih memilih makan bersama pengawal pribadi beliau.

Calista bangkit dari posisinya lalu menendang kursi yang tadi ia duduki. "Tidak seharusnya calon permaisuri sepertiku diperlakukan demikian." Ujarnya seraya berkacak pinggang. Ekspresi yang sebelumnya kecewa sekarang menjadi kesal.

Bagaimana tidak kesal, sedari kemarin Kaisar Arslan sama sekali tidak menemuinya. Tidak hanya menolak untuk makan bersama, Kaisar Arslan tidak berniat sedikitpun menyambut kedatangannya, bahkan berkeinginan bertatap muka dengannya. Padahal ia sudah jauh-jauh kemari dan terlebih statusnya adalah calon permaisuri di Kekaisaran Siriande.

"Beliau justru memilih makan bersama dengan pengawal pribadinya. Pengawal! Hanya pengawal! Apa bagusnya pengawal itu dibanding denganku?!" Raung Calista.

Pelayan pribadi Calista mengembalikan posisi kursi seperti semula. Lantas meraih lengan Putri Calista, mengusap-usapnya untuk menenangkan. "Putri, jangan bersikap demikian. Bagaimana jika terdengar dari luar? Anda harus tetap terlihat anggun."

"Bagaimana bisa aku menjaga sikap jika otakku dipenuhi rasa curiga seperti ini! Aku yakin ada yang tidak beres dengan Yang Mulia Kaisar dan pengawal pribadinya!" Ujar Calista masih dengan nada bicara yang tinggi.

"Kecilkan suara Anda, Putri." Bisik pelayan pribadi Calista. "Anda tidak boleh berprasangka buruk terhadap Yang Mulia."

Calista menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, ia mengulanginya selama beberapa kali untuk meredakan rasa yang berkecamuk dalam dirinya. Benar, tidak seharusnya ia berprasangka buruk karena kecurigaannya belum tentu benar. Lagipula cukup mustahil sosok seperti Kaisar Arslan memiliki hubungan khusus dengan seorang lelaki.

"Aku harus bertemu dengan pengawal itu." Calista lantas berjalan menuju pintu.

*****

"Silakan masuk, Putri Calista." Sopan Ziana mempersilakan. Ziana yang baru keluar dari peraduan Kaisar Arslan usai bersantap bersama, cukup terkejut dengan keberadaan Putri Calista di depan peraduannya. Putri Calista ingin berbicara penting dengannya. Oleh sebab itu ia mempersilakan beliau masuk.

Calista mengedarkan pandangan begitu masuk ke dalam. Kamar yang tentunya tidak terlalu mewah namun lebih dari kata sederhana. Entah apa yang dilakukan Kaisar Arslan semalam hingga 2 jam lamanya di kamar ini. Ya, karena rasa penasarannya, Calista hingga menunggu Kaisar Arslan keluar dari kamar ini. Benaknya tentu saja dipenuhi pikiran buruk karena merasa aneh dengan hal tersebut.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang