30. Shock

76.5K 13.2K 6K
                                    

Selamat malam....ada yang nungguin??

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

Super panjang > 2200 kata untuk chapter ini.




Rombongan Kaisar Arslan saat ini sedang beristirahat untuk bersantap siang. Para pelayan sedang membagikan roti dan buah-buahan kepada para prajurit.

"Terima kasih," Ujar Ziana dan yang lain ketika pelayan membagikan jatah untuk mereka.

Jenderal Leon menghampiri keberadaan mereka, Zion dan prajurit lain bangkit dari posisi duduknya untuk memberi hormat pada Jenderal Leon.

"Aku ingin mengobrol berdua dengan Zion." Ujar Jenderal Leon. Pun prajurit lain berpindah tempat dari sana.

"Duduk dan makanlah." Jenderal Leon terlebih dahulu duduk bersila.

"Anda sudah makan?" Ziana mengambil tempat di dekat Jenderal Leon dan menyandarkan punggung ke pohon.

"Sudah."

"Apa yang ingin Anda obrolkan dengan saya, Jenderal? Tumben?" Ujar Ziana disela kegiatan mulutnya yang sedang mengunyah roti.

Jenderal Leon merupakan manusia yang tidak pernah berbasi-basi. Semenjak Ziana mengenalnya, pria ini hanya akan berbicara serius. Tentu saja perkataan Jenderal Leon yang ingin mengajaknya mengobrol adalah sesuatu yang langka.

Jenderal Leon baru akan membuka mulut untuk bersuara, namun Ziana bersuara terlebih dahulu, "Ah, jangan-jangan Anda merindukan saya karena beberapa hari selama perjalanan, Anda jarang menyapa saya." Seloroh Ziana.

Jenderal Leon menoleh dan menghunuskan tatapan peringatan pada Zion. Bocah ini selalu saja menggodanya dengan kata-kata yang menjijikkan!

"Saya bercanda, Jenderal." Sungguh tidak ramah, begitulah batin Ziana ketika melihat ekspresi Jenderal Leon.

"Jangan-jangan kau ini memang memiliki penyimpangan?" Ekspresi Jenderal Leon terlihat jijik saat mengucapkannya.

Ziana tersenyum tipis kemudian menanggapi, "Jika iya, apakah Anda berminat dengan saya?"

"Tidak sudi!" Sahut Jenderal Leon dengan tegas.

Ziana terus menerbitkan senyum disela kegiatan makannya. Rasanya sungguh menyenangkan menggoda pria kaku ini. "Jika saya berpenampilan perempuan, Anda juga tidak berminat? Jangan berbohong, Jenderal. Saya yakin Anda juga berpendapat seperti yang lain. Buktinya tempo lalu saya ditawar oleh banyak orang saat sedang menyamar."

"Secantik apapun dirimu, tidak akan mengubah jenis kelaminmu." Desis Jenderal Leon dengan gigi mengerat. "Aku pria normal, jadi berhentilah menggodaku!" Imbuhnya.

"Anda akan menyesal sudah menolak saya." Seloroh Ziana.

Jenderal Leon mengabaikan perkataan tidak penting barusan. "Sebenarnya apa yang kau perbuat hingga Yang Mulia Kaisar meminta agar kau tidak muncul dihadapannya?" Tanyanya. Pertanyaan ini juga yang sebenarnya ingin ia obrolkan dengan Zion.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang