39. Indignant

65.8K 12K 4.2K
                                    

Seperti biasa, up agak kemaleman karena baru kelar ketik.

Terima kasih untuk yang sudah vote, komen dan spam next dichapter sebelumnya 💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> 2100 kata untuk chapter ini.




"Jadi kau sudah melakukannya?" Tanya Putri Calista yang dijawab anggukan oleh pelayannya.

"Apa yang kau lakukan pada Zion?" Bisik Putri Calista pada pelayan pribadinya yang telah bertahun-tahun mengabdikan diri padanya tersebut.

"Menyingkirkannya untuk selama-lamanya, Putri. Seperti apa yang Anda perintahkan." Balasnya.

"Benarkah?" Ekspresi puas tercetak di wajah Calista. Akhirnya ia berhasil menyingkirkan sosok Zion dari hadapan Kaisar Arslan. Dengan begitu, perjodohannya dengan Kaisar Arslan tidak akan batal. Ia juga tidak perlu merasa mual lagi melihat keintiman sesama jenis tersebut.

"Kau menyingkirkannya dengan cara bagaimana?" Sebelumnya, Calista memang berencana menyingkirkan Zion dari istana ini. Kemudian ia meminta pelayannya untuk membantunya. Lagipula ia tidak mungkin melakukannya secara terang-terangan demi menjaga nama baiknya.

Pelayan tersebut lebih mendekatkan wajah dan berbisik, "mendorongnya ke dalam sumur."

Ekspresi wajah Calista berubah dengan cepat. Mata Calista melebar, mulutnya terbuka mendengar penuturan pelayannya barusan. "Kau mencoba membunuhnya?" Calista berkata dengan nada rendah setengah tidak percaya.

"Saya berharap dia tidak akan selamat, Putri. Lagipula sumur tersebut telah kering. Saya yakin ada bagian anggota tubuhnya yang patah. Atau mungkin kepalanya yang terbentur terlebih dahulu. Dengan kondisi seperti demikian, kemungkinan dia bertahan hidup sangatlah kecil."

"Kau bisa melakukan cara lain seperti menuduhnya mencuri. Memanipulasi sebuah tindak kejahatan seperti dia meracuniku, meracuni Yang Mulia atau meracuni siapa saja agar Yang Mulia mengusirnya. Bahkan aku mengira jika menyingkirkannya dengan cara kau membantunya kabur dari istana ini. Kenapa kau harus membunuhnya?" Calista menelungkupkan wajahnya ke meja. Pelayannya sungguh membuatnya pening.

"Kau melakukannya di istana ini, tempat ini bukan kawasan kita. Bagaimana jika Yang Mulia Kaisar murka." Gumam Calista setengah frustasi.

"Hanya itu yang terlintas dalam pikiran saya, Putri. Lagipula melenyapkan Zion untuk selama-lamanya adalah hal yang paling tepat."

"Aku tau kau begitu setia terhadapku, tapi itu membahayakan dirimu sendiri. Tentunya juga membahayakan diriku. Bagaimana jika Yang Mulia menghukum kita."

"Saya sudah meninggalkan surat di kamarnya. Surat yang mengatakan bahwa Zion akan pergi jauh. Yang Mulia akan mengira bahwa Zion benar-benar pergi tanpa paksaan. Lagipula tidak ada bukti yang akan menyudutkan Anda atas hal ini." Ujar pelayan pribadi Putri Calista.

"Zion hanya prajurit biasa, Putri. Yang Mulia Kaisar tidak akan bertindak buruk pada Anda apalagi menghukum Anda demi prajurit rendahan. Yang Mulia pasti akan berpikir dua kali karena melukai Anda pasti beliau juga siap berhadapan dengan ayahanda Anda." Sergahnya melanjutkan perkataan.

The Amazing FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang