The Amazing Fate

03. Dimitri Erastus

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙

•
•

Ziana sedang berendam air hangat dikolam pemandian yang telah ditaburi beberapa macam bunga oleh Lara. Benaknya melanglang buana, dan kini ia tertawa kecil karena merasa konyol. Ia baru saja terjebak di tempat ini dan malam ini adalah malam pertamanya dengan Raja Dimitri. Konyol bukan?

Lantas menggali ingatannya mengenai isi novel. Ia harus memikirkan apa yang harus ia perbuat. Mengikuti alur cerita menjadi tokoh antagonis yang berakhir naas tentu saja bukan pilihannya. Lagipula sekarang ia menjadi selir Ziana, jadi terserah dirinya jika melenceng dari alur cerita novel, bukan?

Ini raga yang sama persis dengan dirinya di masa lalu meski di dalam novel dijelaskan jika usia selir Ziana baru menginjak 20 tahun. Lebih muda 9 tahun dibanding dirinya di dunia nyata. Dan tentu saja ia akan menjaga tubuh ini, tidak akan membiarkan nasibnya sama seperti di dalam novel. Yaitu memiliki sifat ambisius ingin menjadi Ratu. Hingga pada akhirnya mendapatkan hukuman penjara dan meregang nyawa setelah menghantamkan kepalanya sendiri ke tembok.

Andai saja ia tiba disini sebelum menjalankan ritual keterikatan hubungan dengan Raja Dimitri. Pasti situasinya tidak serumit sekarang.

Kerajaan Oriavad memiliki tradisi turun temurun yang dilakukan dalam setahun sekali. Setiap desa akan mempersembahkan satu perwakilan perempuan minimal berusia 20 tahun untuk dikirim ke istana. Pihak istana akan menyeleksi perempuan persembahan, mencari yang terbaik untuk menempati posisi selir.

Masyarakat sendiri cukup antusias atas adanya tradisi ini. Sebab, jika perwakilan dari desa mereka yang berhasil terpilih, desa tersebut akan menerima hadiah dan mendapatkan kemakmuran yang berlimpah dari Raja Dimitri. Pun dengan keluarga perempuan persembahan yang beruntung diangkat menjadi selir Raja, tidak hanya mendapatkan hadiah, secara otomatis derajat sosialnya juga akan naik karena diperlakukan selayaknya bangsawan.

Di dalam novel dijelaskan, selir Ziana berasal dari desa yang terletak diujung timur kerajaan yang bernama desa Weeham. Tetua desa tersebut memilih Ziana sebagai perwakilan. Dan dari ratusan kandidat perempuan persembahan, selir Ziana menjadi yang terpilih dalam tradisi tahun ini.

Terpilih menjadi selir tentu hal yang sangat membanggakan karena dapat mengangkat derajat seseorang. Mungkin setiap perempuan di Negeri ini begitu mendambakan untuk menjadi selir Raja. Sebab, semakin tinggi kelas masyarakat maka semakin meningkat juga keberadaannya.

Tetapi, Ziana yang berasal dari dunia modern tentu saja berpikir sebaliknya. Baginya, selir itu sama saja dengan gundik. Dan dirinya tidak sudi menjadi gundik Raja Dimitri. Apa pedulinya dengan status atau kedudukannya di kerajaan ini?

Yang kini Ziana pikirkan adalah, bagaimana caranya keluar dari istana ini. Ia ingin hidup bebas daripada menjadi salah satu gundik yang melayani Raja Dimitri dalam urusan ranjang.

Lantas menyudahi kegiatan berendamnya, keluar dari kolam pemandian, dan melilit tubuhnya dengan kain yang telah disiapkan oleh Lara. Instingnya sebagai prajurit bekerja cepat ketika menyadari kedatangan seseorang.

Pun Ziana membalikkan badan dengan segera. Tidak jauh dari keberadaannya ia melihat sosok lelaki bertubuh tinggi dan tegap, berparas rupawan, dan memiliki rambut pirang dengan panjang sebahu. Pakaian yang dikenakan lelaki itu terlihat mewah dengan batu permata berwarna biru tersemat dikancing bagian teratas.

"Salam hormat saya, Yang Mulia." Ziana membungkukkan badan dan berkata dengan sopan. Semoga dugaannya tepat jika lelaki ini adalah Raja Dimitri.

Lagipula siapa pria yang cukup lancang sehingga berani menginjakkan kaki ke pavilliun tempat keberadaan selir? Hanya Raja Dimitri pria yang diperkenankan keluar masuk pavilliun para selir. Dari pakaian yang dikenakan juga sudah menjelaskan jika lelaki ini memiliki kedudukan tinggi di istana ini. Fisik lelaki itu juga mirip dengan yang dijelaskan di dalam novel yang ia baca.