Kalian bisa baca lebih dulu di karyakarsa, di sana udah sampai part 32 dan ada special part-nya juga.
Kalian juga bisa baca cerita lain yang aku post di karyakarsa yang pastinya enggak kalah seru. 🧡Selamat membaca! 🧡
___________
Ciara membuka pintu kamarnya karena terdengar bunyi ketukan. Setelah gagang pintu ditarik dan pintu terbuka, ia terkejut dengan orang yang berdiri di hadapannya. Ciara tidak bisa menahan senyumnya. Ia menutup mulutnya yang terbuka, kemudian air mata turun tanpa bisa dicegah. Galen datang padanya, sesuai janji, sekitar dua mingguan mereka saling jauh. Akhirnya Galen datang mengunjunginya.
"Enggak mau meluk aku?" tanya Galen sembari merentangkan kedua tangannya.
Ciara tersenyum lebar. Ia pun menghambur memeluk tubuh Galen. Ia lingkarkan kedua tangannya di pinggang Galen dan membenamkan wajahnya di dada. Ia sangat senang. Akhirnya kerinduan yang ia pendam selama ini terobati. Penantiannya terbayarkan dengan kedatangan Galen.
"Kakak, ayo masuk!" ajak Ciara kemudian.
Galen menunduk dan mengangkat dagu Ciara. "Aku enggak akan lama di sini, Sayang. Aku cuma mau lihat kamu aja," ucapnya lembut.
"Tapi Kakak datang dari jauh, masa enggak mau rehat sejenak? Atau kita ke bawah?" tanya Ciara.
Galen menggeleng pelan. "Kamu tetep di sini aja, jaga diri baik-baik. Aku pergi sendiri nanti. Aku cuma memastikan kalau kamu baik-baik saja," ucapnya lagi.
Ciara tampak bingung dengan perkataan Galen. Seharusnya Galen tinggal untuk sementara waktu. Ia tatap lamat-lamat kedua mata Galen. Mereka saling menatap satu sama lain, seolah tahu isi hati masing-masing tanpa diucapkan.
Ciara sedikit berjinjit, kemudian mengalungkan kedua tangannya pada leher Galen. Beberapa detik kemudian, bibir mereka saling menyatu. Galen memejamkan matanya dan ia mengikutinya. Seolah semua kerinduannya ia lampiaskan dalam ciuman itu.
"Kakh!" Ciara mendorong pelan dada Galen yang membuat tautan mereka terlepas.
Galen tersenyum mendapati wajah Ciara yang memerah. "Kamu selalu sama, manis banget," ucapnya seraya mengusap lembut bibir Ciara yang basah.
"Kakak juga selalu sama, sangat memikat," balas Ciara malu-malu.
Galen tersenyum kecil. "Supaya kamu enggak ke lain hati," balasnya.
Ciara nyengir. "Aku belum akan merespon kalau Kakak mau kita segera balikan. Apa ya, Kakak suka mesum kalau kita statusnya pacaran," ucap Ciara.
Galen menaikkan alisnya. "Apa kamu bilang? Mesum? Astaga, Sayang... aku tahu kamu juga menikmatinya, bahkan sering menggodaku terlebih dahulu," balas Galen sembari merengkuh pinggang Ciara.
"Enggak, Kakak bohong!" Ciara tertawa dan mendorong dada Galen lagi.
"Kamu harus dikasih pelajaran," ucap Galen dan mendorong tubuh Ciara hingga punggungnya menempel dinding.
"Kakak, jangan mesum!" Ciara meronta seraya tertawa saat Galen menggelitiki pinggangnya.
"Semakin kamu larang, aku semakin tertantang, Sayang." Galen menunduk lagi dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Ciara.
Ciara pun berhenti tertawa, kemudian menatap lurus ke depan, belakang Galen. Kedua matanya memelotot lebar saat melihat bayangan hitam melayang ke arahnya. Bayangan itu menyeringai seram padanya. Belum sempat ia berteriak atau memberitahu Galen, tiba-tiba bayangan itu menusuk punggung Galen dengan sebilah pisau yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...