32. Gavin menelepon

640 35 4
                                    


Selamat membaca! 🧡

Note: early access bisa dibaca di karyakarsa, ya. Link di bio. 🧡

________________

Galen mendengar nama Gavin disebut oleh Ciara. Kedua matanya membuka lebar. Satu tangannya terulur ke depan, menahan tangan Ciara yang akan menjawab panggilan Gavin.

"Sebentar, Sayang!" ucap Galen mencegah Ciara.

"Ada apa, Kak?" Ciara mengernyit, ponselnya masih bergetar di genggamannya.

"Kayaknya kita harus bersih-bersih badan dulu baru ganti baju," sahut Galen.

Ciara menghela napas. "Aku mau angkat panggilan Gavin dulu," ucapnya.

"Ciara!" Galen masih menahan Ciara.

"Apa?" Ciara mulai jengkel.

"Kamu ingat permintaan yang aku buat itu?" tanya Galen.

Ciara mengangguk. "Masih, kok. Udah ah, aku mau angkat panggilan Gavin dulu," sahutnya.

"Aku mohon jangan marahin Gavin. Itu salah satu permintaanku," ucap Galen cepat.

Ciara mengerutkan dahinya seraya menatap Galen.

"Please. Kita udah baikan, jadi jangan marahin dia. Aku enggak mau kalian berantem," ucap Galen lagi.

Ciara pun mengangguk. "Iya, iya. Aku angkat dulu," sahutnya.

Galen mengangguk. Ia menghela napas panjang. "Nyalain pengeras suaranya!" ucapnya meminta.

Ciara menekan tombol hijau dan menyalakan pengeras suara seperti yang diminta oleh Galen.

"Halo, Gav! Ada apa?" tanya Ciara langsung.

"Halo, Kak. Bagaimana kabar Kakak?" tanya Gavin kemudian.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" tanya Ciara balik.

"Aku juga baik-baik saja. Kakak lagi di mana sekarang?" tanya Gavin.

"Aku lagi di mansion. Tadi Kak Galen ngajak aku ke sini," sahut Ciara.

"Ah, gitu."

Ciara mengangguk meski Gavin tidak melihatnya. "Ada apa?" tanyanya lagi.

"Ada Kak Galen enggak di situ?" tanya Gavin.

Jantung Galen berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Ia tidak ingin bertengkar dengan siapa pun hari ini. Suasana hatinya sedang baik, ia tidak ingin Gavin merusaknya. Ia menatap ke arah Ciara yang sedang memperhatikannya.

"Ada di sini, dia sama aku. Mau ngomong?" tanya Ciara.

"Boleh," sahut Gavin.

"Apa?" tanya Galen singkat.

"Masih cuek aja," sahut Gavin dari seberang.

"Lo ganggu doang malam-malam gini nelfon," balas Galen.

Terdengar suara tawa yang dari seberang. Gavin entah kenapa tiba-tiba tertawa.

"Ada apa, sih?" tanya Galen kesal.

"Gavin mau beli mobil, boleh?" tanya Gavin tiba-tiba.

Ciara dan Galen saling pandang. Galen menggeleng kecil, mengisyaratkan ia tidak tahu maksud Gavin.

"Terserah lo," sahut Galen.

"Itu terserah Kakak juga. Gue mau minta duit ke Kakak," ucap Gavin.

"Enggak gue kasih," balas Galen cepat.

"Ah, Kak Ciara!" panggil Gavin.

"Iya, Gav?" tanya Ciara.

Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang