Early access ada di karyakarsa @MeloPearl yaaa
Selamat membaca! 🧡
__________________
Yuzuru mengusap-usap pistol yang dipegangnya dengan ekspresi senang. Ia benar-benar menginginkan benda itu dari lama. Akhirnya kini ia mendapatkannya. Sejujurnya ia heran kenapa Galen berbaik hati padanya. Meskipun ia tahu Galen memintanya untuk melakukan penjagaan terhadap Ciara. Seharusnya Galen bisa meminta orang-orangnya alih-alih meminta padanya. Namun, ia tidak akan memikirkannya lagi.
Yuzuru meluruhkan senyumnya dan menatap iba pada Galen yang tengah melamun. Sebuah seloki tanpa isi masih berada di tangannya. Galen tampak memikirkan sesuatu yang berat. Ciara, adik-adiknya, keluarga besarnya, dan urusan gangster, Yuzuru tahu itu berat. Ia menarik botol anggur kedua saat tangan Galen hendak meraihnya lagi.
"Jangan bilang pada Ciara kalau kau minum banyak, tetapi dia tidak akan percaya kalau tahu kau mabuk, Bung!" ujar Yuzuru.
Galen menaikkan satu alisnya, kemudian tersenyum samar. Ia letakkan selokinya ke atas meja dan menarik napas panjang. Kedua tangannya terangkat untuk meraup wajahnya. Ia merasa cukup rileks. Jika terus minum, maka ia akan mabuk dan bisa saja lepas kendali. Yuzuru benar, ia harus berhenti sebelum timbul masalah baru karena harus bertengkar dengan Ciara.
"Punya rokok?" tanya Galen kemudian.
"Tidak." Yuzuru menggeleng cepat.
"Kenapa tidak punya?" tanya Galen lagi.
Yuzuru mengerutkan keningnya. Ia curiga jika Galen sudah mulai mabuk. Sebenarnya ia tidak masalah saat Galen mabuk dan hanya berdua dengannya. Ia bisa mengatasi racauan Galen dan tingkah anehnya. Hanya saja, ia tidak ingin Ciara tahu dan menimbulkan kesalahpahaman di antara keduanya.
"Ya aku sakit dan tidak merokok selama itu. Kau sudah mabuk rupanya," ucap Yuzuru.
"Entahlah, tapi rasanya lebih baik," sahut Galen.
"Tidurlah saja! Kau harus mengistirahatkan tubuh dan pikiran," saran Yuzuru.
"Bagaimana kalau Ciara marah?" tanya Galen khawatir.
"Makanya tidur, siapa tahu kau bangun dan sudah membaik," jawab Yuzuru santai.
"Aku tidak mau dia marah," racau Galen.
Yuzuru tertawa geli melihat Galen yang mulai bersikap aneh. Temannya itu kini beralih duduk di lantai dan meletakkan kepalanya di atas meja. Galen memang jarang minum banyak, karena akan mabuk dengan cepat. Ia pun bangkit dari duduknya dan mengajak Galen berdiri. Ia membawa Galen ke ruangannya, kemudian menidurkannya di atas tempat tidur. Sekarang ini, justru Galenlah yang terlihat seperti pasien.
Yuzuru duduk di kursi sembari mengagumi senjata apinya yang baru. Cukup lama, hingga akhirnya mulai bosan. Ia pun menyimpan senjatanya ke laci meja. Galen juga terkadang masih meracau dengan mata terpejam.
Setelah dirasa Galen mulai tenang, Yuzuru pergi meninggalkan ruangan. Ia tersenyum pada Anthony yang siaga di depan ruangannya.
"Tuan Muda Anda agak mabuk dan sedang tidur sekarang," ucap Yuzuru dan melenggang pergi.
Yuzuru berjalan ke ruang tengah, kemudian menemukan sekeranjang buah yang ada di atas meja. Ia mengambil sebuah apel merah dan menggigitnya.
Ia sengaja menunggu Ciara selesai dengan perawatannya. Selama itu pula, ia sibuk mengobrol dengan pelayan Galen. Ia juga akhirnya tahu bahwa akan ada perjamuan makan malam.
"Kak Yuzuru!"
Yuzuru pun refleks berbalik setelah mendengar namanya disebut. Ia langsung bisa menebak bahwa itu Ciara dan benar adanya. Ia menatap Ciara yang kini berjalan ke arahnya. Satu alisnya terangkat, dalam hatinya memuji wajah imut gadis di hadapannya itu.
"Wow!" ucap Yuzuru kagum.
"Kakak sudah sehat?" tanya Ciara, tak menghiraukan celetukan Yuzuru.
"Seperti yang kau lihat." Yuzuru mengangkat bahunya. "Ah, seharusnya Galen yang menjadi orang pertama yang melihatmu. Bagaimana bisa kau secantik ini dengan rambut berwarna cokelat?" tanyanya yang sarat akan pujian.
Ciara tersenyum geli. "Benar, seharusnya Kak Galen, bukan Kakak," sahutnya.
"Aku sedih mendengarnya," timpal Yuzuru.
Ciara tertawa lagi. "Ngomong-ngomong di mana Kak Galen?" tanyanya.
Yuzuru tersenyum simpul. Kini raut wajahnya berubah serius.
"Dia sedang tidur," jawabnya.
Ciara mengerutkan keningnya. "Masa?" tanyanya tak percaya.
"Ya." Yuzuru mengangguk. "Jangan marah! Aku sengaja membuatnya mabuk agar bisa istirahat," imbuhnya.
"Kenapa Kakak bikin Kak Galen mabuk? Dia udah janji sama Ciara buat enggak minum. Kakak malah bikin dia mabuk. Di mana dia sekarang?" tanya Ciara dengan suara yang sedikit meninggi.
Yuzuru justru tersenyum kecil. Ia bersyukur dalam hati karena sudah berbohong sehingga Ciara tidak akan marah langsung pada Galen. Kini ia paham kenapa Galen tidak ingin Ciara tahu.
"Tenang, Ciara! Biarkan dia istirahat dulu. Kita bisa mengobrol di sini," ucap Yuzuru tenang.
"Aku mau Kak Galen. Dia di mana?" tanya Ciara bersikeras.
"Ciara!" Yuzuru meletakkan kedua tangannya pada pundak Ciara. Ia sedikit menunduk dan menatap dalam manik mata gadis cantik itu.
"Apa?" Ciara balas menatap Yuzuru.
"Dia butuh istirahat. Dia hampir tidak bisa tidur setiap harinya karena pikirannya. Dia selalu khawatir dengan banyak hal, selalu waspada. Dia tadi bicara banyak tentangmu, kekhawatirannya, perasaan gagalnya, dan semua kekacauan ini. Di sisi lain, dia masih memegang janjinya padamu. Aku yang membuatnya minum dan memintanya tidur," ucap Yuzuru panjang lebar.
Ciara terdiam. Ia tidak bisa membalas perkataan Yuzuru. Ia merasa Yuzuru lebih mengerti Galen. Selama ini ia hanya bisa melarang tanpa memikirkan Galen. Ia hanya melihat semua itu dari sudut pandangnya.
"Besok dia sudah akan kembali. Aku rasa dia akan mengalami hal yang lebih sulit di sana. Jadi, biarkan dia istirahat sejenak, Ciara. Aku tahu maksud kamu baik agar dia mengurangi alkohol dan tidak merokok. Hanya saja, terkadang pikiran jauh lebih membahayakan dibandingkan alkohol itu sendiri." Yuzuru melanjutkan ucapannya.
Ciara tampak berkaca-kaca. "Aku enggak berpikir sejauh itu," ucapnya lirih.
Yuzuru tersenyum. Ia kembali menegakkan tubuhnya dan menurunkan tangannya dari pundak Ciara.
"Sebenarnya kamu sudah melakukan hal benar. Hanya saja, kamu kurang melihat dari sisi dirinya. Kamu tidak perlu merasa bersalah, dan jangan mengira aku sedang memarahimu. Galen sangat paham denganmu, itu kenapa dia tidak ingin membuatmu sedih. Dia berusaha membuatmu senang dan tenang," balas Yuzuru.
"Sekarang katakan ke Ciara di mana Kak Galen?" tanya Ciara langsung.
"Astaga, kamu benar-benar." Yuzuru geleng-geleng. "Dia ada di kamar yang selama ini aku tempati," ucapnya.
"Aku akan ke sana," sahut Ciara cepat.
"Aku temani," balas Yuzuru.
"Tidak perlu, Kak. Aku akan menemani Kak Galen tidur. Jadi, jangan ganggu!" pungkas Ciara sebelum akhirnya pergi meninggalkan Yuzuru yang masih tercengang.
"Ya Tuhan, kenapa dia bisa kejam sekali padaku? Aku sudah berbaik hati padanya, kenapa ini balasannya?" gumam Yuzuru meratapi nasibnya.
"Saya rasa Tuan Muda sangat bangga memiliki teman seperti Anda, Tuan Yuzuru," ucap Mark yang tiba-tiba muncul di sebelah Yuzuru. Satu tangannya terulur memberikan sebuah apel.
Yuzuru menatap jengkel pada Mark, tetapi menerima apel itu.
"Aku melakukannya untuk Ciara," ucapnya kemudian menggigit buah berwarna merah itu.
________________
To be continued...
Terima kasih udah setia sama cerita ini. Sampai jumpa! 😘
MeloPearl
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...