Selamat membaca! 🧡
_____________
Galen menggandeng tangan Ciara dan mengajaknya masuk ke ruangan Yuzuru. Ia melihat Yuzuru yang terbaring, kini menoleh ke arahnya dan Ciara. Sebuah cengiran muncul di bibirnya. Sementara Galen hanya memasang wajah masam. Harapannya tidak terkabul, Yuzuru tidak sedang tidur.
Ciara tersenyum kecil melihat Yuzuru. Ia bergerak ke sebuah kursi yang ada di dekat tempat tidur dan mendudukinya. Sementara itu, Galen duduk di tepi ranjang dan tangannya usil meninju pelan lengan Yuzuru.
"Astaga, kau mau membunuhku?" tanya Yuzuru.
"Gue rasa lo sendiri yang mau bunuh diri," sahut Galen.
"Ya Tuhan." Yuzuru mendengus. Ia menatap Anthony yang berdiri tak jauh darinya untuk menaikkan ranjangnya agar badannya sedikit tegak.
"Halo, gimana kabarnya?" tanya Ciara pelan.
"Jauh lebih baik setelah kau menjengukku," balas Yuzuru dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Ciara.
"Lo mau gue cekik?" Galen menatap tajam ke arah Yuzuru.
"Astaga, kau galak sekali," sahut Yuzuru dengan wajah memelas. Ia tersenyum pada Anthony yang berhasil membantunya. "Selama di sini isinya laki-laki semua. Baru Ciara yang menjadi wanita satu-satunya menjengukku," ucap Yuzuru lagi.
Ciara tersenyum saja mendengarnya. Ia tidak ingin banyak bicara, takut salah bicara. Ia tidak mau membuat Galen terpancing emosi.
"Lo berharap siapa yang datang? Gue juga enggak bakal mau bawain cewek buat lo ke sini," sahut Galen kesal.
"Santai aja, Gal. Ciara aja cukup, kok," balas Yuzuru dengan bahasa Indonesia yang kaku.
"Lo beneran mau gue bunuh!" Galen mengulurkan tangannya ke arah leher Yuzuru. Akan tetapi, Ciara langsung menghentikannya.
"Kalian berhenti berantem! Udah babak belur kayak gini masih aja!" Ciara berdecak.
"Kakak duduk di kursi sini!" ucapnya pada Galen dengan intonasi yang melembut.
"Gue bercanda doang, Gal. Ya ampun," ucap Yuzuru.
"Awas lo!" Galen mengancam Yuzuru.
"Udah, kalian harusnya baikan!" Ciara menarik lengan Galen dan membuatnya duduk di kursi yang dipakainya tadi.
"Kamu duduk di mana?" tanya Galen pada Ciara.
"Aku duduk di tepi ranjang," balas Ciara.
"No!" Galen menarik tubuh Ciara dan membuatnya duduk di atas pangkuannya. "Di sini aja," ucapnya dan memeluk perut Ciara.
"Kakak, malu," ucap Ciara.
"Enggak apa-apa," balas Galen bersikukuh.
"Ya Tuhan, sepertinya aku akan kembali sakit karena melihat dua micin di dekatku," keluh Yuzuru.
"Bucin kali," timpal Ciara mengoreksi.
"Ah, itu maksudnya," sahut Yuzuru.
Galen geleng-geleng saja melihat Yuzuru yang usil dan Ciara yang amat polos.
"Ah, agak sakit rasanya," erang Yuzuru.
"Maaf Tuan Yuzuru, Anda seharusnya tidak banyak bicara dulu. Begitu yang dikatakan oleh dokter," ucap Anthony.
"Mulutku ini susah diam. Kenapa harus diam?" gerutu Yuzuru.
"Ya lo pilih diam atau cepet mati?" tanya Galen kesal.
"Astaga, kenapa ini terjadi padaku," keluh Yuzuru lagi.
Ciara melihat ke arah Yuzuru yang terus mengeluh. Ia tertawa kecil. Sepertinya hubungan Yuzuru dengan Galen membaik karena kejadian ini. Intinya, mereka sudah tidak bersitegang. Galen juga mau membawa Yuzuru ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...