36. Piknik

545 31 0
                                    

Selamat membaca! 🧡

Note:
1. Vote sebelum baca!
2. Bisa baca early access di karyakarsa, udah sampai part 90+ di sana.
3. Tinggalkan komen setelah baca. ^^

____________


Ciara bersenandung ria di dapur bersama dengan Galen. Ia mengambil salad buah, roti, serta puding dan memasukkannya ke dalam keranjang. Tak lupa ia juga memasukkan air mineral dan juga jus stroberi. Ya, hari ini ia memutuskan untuk mengajak Galen piknik.

Cuaca di musim gugur mungkin tidak sebaik musim semi. Namun, ia menyukai embusan angin yang menerpanya berada di luar ruangan. Ia sengaja mengambil kesempatan itu untuk menghabiskan waktu bersama Galen. Di mansion Galen ada taman yang luas dan tanah yang lapang. Ia bisa menggunakannya untuk bersantai, misalnya di bawah pohon rindang.

"Kakak mau bawa apa?" tanya Ciara pada Galen yang sejak tadi hanya diam.

"Terserah kamu aja, Sayang. Aku tinggal terima jadi," sahut Galen.

Ciara mengerucutkan bibirnya. "Kakak enggak suka, ya?" tanyanya sedih.

"Hah? Enggak suka dari mananya? Aku suka," balas Galen.

"Kakak kayak enggak antusias gitu," ucap Ciara sedih.

"Ya Tuhan." Galen mendekat ke arah Ciara dan memeluknya dengan sayang. "Aku nyerahin ke kamu tuh biar kamu yang ngurus. Aku enggak ngerti masalah piknik-piknik gitu. Aku ngikut aja dan bakal mau makan apa yang kamu bawa. Entah piknik atau apa, aku senang menghabiskan waktu bersama," ucapnya menjelaskan.

Ciara menengadah menatap Galen. "Beneran?" tanyanya.

"Iya, Sayang. Kamu bawa apa terserah, nanti aku aja yang bawa," ucap Galen.

Ciara mengangguk. "Kita butuh tikar sebagai alas. Kakak bisa ambil?" tanyanya.

"Tentu saja. Kamu urus makanan yang mau dibawa, aku ambil dulu tikarnya. Setelah itu kita berangkat," balas Galen.

"Setuju." Ciara kembali mengangguk.

Saat Galen meninggalkan dapur, Ciara kembali mengecek barang bawaannya. Setelah dirasa cukup, Ciara menutup keranjang yang berisi makanan tersebut. Ia kembali bersenandung ria dengan wajah cerah. Bukan kencan mewah yang diinginkannya bersama Galen. Ia hanya ingin suasana nyaman dan damai, penuh kasih sayang.

Beberapa saat kemudian, Galen kembali dengan menenteng sebuah tikar untuk mereka. Ciara tersenyum semangat dan membawa keranjang pikniknya menghampiri Galen.

"Ayo!" ucap Ciara dengan penuh semangat.

"Aku bawa keranjangnya," ucap Galen.

"Aku aja, Kak. Ringan, kok," balas Ciara.

"Enggak apa-apa, biar aku bawa." Galen mengulurkan satu tangannya yang bebas.

"Ck." Ciara berdecak. "Dibilang enggak usah, yuk jalan!" Ciara menyambut uluran tangan Galen dan menggandengnya.

Galen tersenyum kecil melihat respon Ciara. Ia pun turut menggenggam erat tangan Ciara dan melangkah bersama keluar rumah.

"Ke mana?" tanya Ciara seraya menatap sekitar. Taman luas itu penuh dengan berbagai tanaman. Mulai dari tanaman hias, semak, juga pohon-pohon rindang yang sudah berwarna kuning kecoklatan.

"Di bawah pohon mapel yang besar itu, mau?" tawar Galen.

Ciara mengangguk. "Ayo!" ucapnya.

Ciara melihat ke arah depan. Di sana ada petugas yang membersihkan daun-daun yang berjatuhan menutup rerumputan hijau.

Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang