Note: cerita ini udah tamat di karyakarsa, bagi yang mau baca lebih dulu, silakan kunjungi akun karyakarsa aku. Link ada di bio. ^^
Selamat membaca! 🧡
_________________
"Kak, kita jenguk Kak Yuzuru, yuk!" ucap Ciara mengajak Galen. Mereka baru saja selesai makan siang.
Galen yang masih duduk di meja makan pun menatap fokus pada Ciara.
"Aku ada tugas kuliah yang harus dikerjakan, Sayang," balas Galen.
Ciara mengangguk kecil. Ia menggigit bibirnya dan berpikir sejenak.
"Boleh Ciara jenguk sendiri, Kak?" tanya Ciara lagi.
Galen menghela napas. "Bukannya tadi juga udah jenguk dia? Biarin dia istirahat juga, Ciara!" balasnya tegas.
"T-tapi aku mau lihat keadaannya lagi aja gitu. Bentar aja sebelum kita naik ke kamar nanti," ucap Ciara pelan.
"Terserah kamu aja," balas Galen ketus.
Ciara menutup mulutnya rapat. Ia tidak lagi membantah Galen. Suasana hati Galen tidak cukup baik sekarang. Entah karena cemburu atau memang sedang sibuk. Ciara menganggap Galen sedang pusing memikirkan urusan geng. Jadi, ia berusaha tidak membuat Galen lebih pusing.
"Kalau gitu ayo kita balik kamar aja, Kak," ucap Ciara pelan.
Galen mengangguk. Ia mengulurkan satu tangannya dan diraih oleh Ciara. Ia genggam erat tangan Ciara dan melangkah pergi meninggalkan ruang makan.
Suasana hening bahkan saat Galen dan Ciara memasuki lift. Mereka saling bisu dan tidak ada yang berniat membuka mulut terlebih dahulu. Galen berjalan terlebih dahulu, tidak seperti biasanya saat mempersilakan Ciara terlebih dahulu. Bahkan, genggaman tangan mereka kini terlepas. Mereka berdiri bersebelahan seraya menunggu pintu lift terbuka nanti.
Ciara memainkan jemarinya dan menggigit bibir bawahnya. Dalam hati bertanya-tanya apakah sikapnya tadi benar-benar merusak suasana hati Galen. Ia tak sengaja menghela napas kasar. Ditatapnya pantulan dirinya dari dinding lift. Galen bahkan tidak bereaksi apa-apa. Seketika situasi berubah canggung.
Bagaimana bisa setelah kejadian luar biasa tadi, Kak Galen berubah dingin begini? Masa hanya karena aku mau jenguk Kak Yuzuru? batin Ciara.
Ciara melirik ke arah Galen, berharap Galen mengajaknya bicara. Sepertinya harapannya terkabul, Galen balas menoleh ke arahnya.
"Kamu masih capek?" tanya Galen dengan suara berat khasnya.
Ciara tersenyum kecil dan menggeleng sebagai jawaban.
"Kamu bisa istirahat lagi nanti," ucap Galen.
"Ciara udah tidur cukup tadi, Kak," balas Ciara.
Galen menatap pintu lift yang terbuka dan membiarkan Ciara keluar terlebih dahulu.
"Aku mau mengerjakan tugas kuliah. Semoga kamu enggak bosan nungguin aku," ucap Galen lagi.
"Ciara bisa baca novel atau bermain gim," balas Ciara tenang.
"Baguslah kalau begitu." Galen melingkarkan tangannya pada pinggang Ciara dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.
"Kakak bisa ngerjainnya di tempat tidur aja?" tanya Ciara seraya naik ke atas ranjang.
"Boleh. Aku hanya tinggal memeriksa dan mengoreksi, kurasa," sahut Galen.
Ciara mengangguk. Ia menyadarkan punggungnya pada kepala ranjang dan memperhatikan Galen yang sedang mengambil laptopnya. Ia membenarkan posisinya saat Galen mulai naik ke atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...