Selamat membaca! 🧡___________
Galen mendarat jam setengah empat pagi di halaman mansionnya. Tanpa berlama-lama, ia meminta sopirnya untuk mengantar ke rumah Ciara. Dalam mobil ia mengaktifkan ponsel yang baru dari pengawalnya. Ia menyimpan nomor Ciara di ponsel itu dan menaruhnya kembali ke tempat duduk. Kepalanya terasa berat karena ia tidak dapat tidur di dalam jet tadi.
"Tuan Muda butuh minum?" ucap pengawalnya sembari menyodorkan botol air mineral pada Galen.
Galen menoleh sejenak. Kemudian tangannya meraih uluran botol dari sang pengawal dan membuka tutupnya. Tenggorokannya terasa kering karena sejak tadi ia belum minum. Ia pun menenggak isinya hingga setengah.
"Tuan Muda perlu istirahat," komentar sang pengawal.
"Nanti aku istirahat," balas Galen singkat. Ia menoleh ke arah jendela dan melihat kondisi sekitar yang masih gelap.
Galen menghela napas saat mobil yang ditumpanginya memasuki blok rumah Ciara. Ia bersiap-siap untuk turun. Tak lupa meraih tas ranselnya yang ada di kursi sebelahnya.
Begitu mobil berhenti di halaman rumah Ciara, ia langsung turun.
"Kalian bisa balik sekarang," ucapnya datar.
Sang pengawal mengangguk. Mereka menunggu Galen masuk rumah baru akan meninggalkan rumah Ciara.
Galen pun menekan bel yang ada di sisi pintu. Tak berapa lama pintu terbuka, menampilkan July yang tengah mengenakan piama tidur.
"Galen, kamu sudah sampai?" tanyanya.
Galen mengangguk. "Di mana Ciara?" tanyanya cepat.
"Ada di kamar lantai bawah, ayo masuk!" July tampak gugup.
"Kau kenapa?" Galen mengernyit.
July menggeleng pelan. Ia bingung menjelaskan. Sebab, ada Yuzuru di kamar itu. Meski Yuzuru tidur di sofa, tetap saja ia merasa khawatir jika Galen melihat Yuzuru di sana.
"Tunggu dulu, biar aku masuk dulu," ucap July.
"Kenapa tidak bersama saja?" Galen mendahului July dan membuka pintu kamar Ciara.
Saat itu juga, Galen dapan melihat Yuzuru yang berbaring tidur di sofa dekat ranjang Ciara. Rahangnya mengeras, tetapi ia fokuskan tujuannya pada Ciara. Ia duduk di kursi kecil yang ada di sisi ranjang Ciara. Ia ulurkan tangannya untuk menyentuh kening Ciara, masih cukup demam.
Galen menghela napas, tidak mempedulikan orang lain yang ada di sana. Ia menunduk dan mengecup kening Ciara dengan sayang.
"Aku datang," ucap Galen pelan seraya menarik wajahnya menjauh.
"Dia baru bisa tidur beberapa jam lalu," ucap July pelan.
Galen menoleh ke arah July dan mengangguk kecil.
"Aku akan membawanya ke kamarnya yang di lantai atas," ujar Galen dan berdiri untuk membopong tubuh Ciara.
July tidak bisa berkata-kata. Ia membiarkan Galen membawa Ciara keluar dari kamar. Sementara, ia ikut naik untuk membawakan air minum Ciara dan obat-obatannya.
Galen tentu saja tidak ingin satu kamar dengan Yuzuru. Ia sengaja membawa Ciara naik agar mereka bebas berdua. Alih-alih membangunkan Yuzuru, ia lebih memilih membawa Ciara. Ia membaringkan tubuh Ciara ke atas ranjang dan menyelimutinya.
July mengetuk pintu yang tidak tertutup dan masuk ke dalam kamar.
"Aku membawakan air minum dan obat Ciara. Nanti aku akan ke sini kalau sudah waktunya sarapan dan minum obat. Kamu ingin dibuatkan sesuatu?" tanya July.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
Lãng mạnGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...