Vote dulu sebelum baca ya! ^^
Kalau mau baca lebih banyak chapter yang udah aku post duluan, bisa ke karyakarsa. Di sana udah tamat.Selamat membaca! 🧡
____________________
Galen membaca ulang tugas proposal yang dikirim oleh Jana. Ia menandai beberapa poin yang kurang tepat dan disertai revisinya. Ia mengerjakannya secepat dan seteliti yang ia bisa lakukan. Sebab, suasana hatinya juga kurang baik sekarang. Ia tidak lagi membalas pesan dari Jana dan mengabaikan ponselnya.
Galen mengirim kembali tugas yang selesai dikerjakan melalui email. Ia kemudian menutup laptopnya. Beberapa saat terdiam dan melamun. Ciara tidak bicara sejak tadi. Selama ia mengerjakan tugas, Ciara tetap diam dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Jujur saja, Galen sangat khawatir.
Galen menyadari suasana hati Ciara belum membaik. Bahkan penjelasannya tadi seolah tidak berarti. Namun, Ciara memilih diam dan tidak mendebatnya. Ciara menurut saja saat ia mencegahnya pergi. Entah apa yang dirasakan oleh Ciara, Galen tidak ingin Ciara yang seperti ini. Ia lebih suka Ciara yang ceria, Ciara yang menyangkalnya dan banyak bicara.
Galen berbalik menghadap Ciara. Ia melihat gadis itu diam dengan tatapan kosong. Jantung Galen terasa diremas. Ia mengaku salah dan pantas untuk dimaki. Namun, Ciara tidak melakukannya. Ciara hanya diam saja yang justru membuatnya bingung. Biasanya Ciara akan marah dan melampiaskan semua padanya. Tidak seperti kali ini yang hanya terlihat pasrah.
Galen merasa perlu untuk bicara lagi dengan Ciara. Mungkin bukan sekarang, ia harus memberi waktu bagi Ciara untuk kembali seperti semula. Ia mengaku sudah cukup egois terhadap Ciara. Ia hanya ingin Ciara tetap bersamanya apa pun yang terjadi. Meskipun ia terkesan egois, tetapi sebenarnya ia lakukan semua itu untuk Ciara juga.
Galen turut sedih melihat Ciara yang murung. Ia bergerak mendekat dan merengkuh Ciara ke dalam dekapannya. Seperti dugaannya, Ciara tidak menolak. Namun, Ciara juga tidak membalas pelukannya. Gadis itu seolah pasrah dan membiarkan Galen melakukan apa yang diinginkannya.
Galen memutar otaknya untuk mencari cara membujuk Ciara. Ia ingat-ingat apa keinginan dan kemauan Ciara. Bukan kata maaf, Ciara mungkin sudah muak mendengar kata maaf darinya.
"Kamu jadi mau jenguk Yuzuru, Sayang?" tanya Galen pelan.
Ciara menggeleng pelan. Ia tahu itu bukan kerelaan dari Galen melainkan sebuah bujukan. Ia dapat mendengar nada bersalah pada kalimat Galen. Tawaran itu dilakukannya untuk menebus rasa bersalahnya. Hal itu membuat Ciara semakin tidak suka. Bukan itu yang diinginkan dari Galen.
"Kamu mau apa?" tanya Galen lagi. Kali ini Galen memegang dagu Ciara dan membuatnya menengadah ke arahnya.
Ciara enggan menatap mata Galen. Ia pun kembali menggeleng. "Enggak mau apa-apa, Kak," ucapnya pelan.
Ciara dapat melihat bibir Galen yang sedikit bergetar. Galen seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak jadi. Ciara kembali menatap lurus ke depan, dengan masih membiarkan Galen mendekapnya. Ia memang tidak menginginkan apa-apa sekarang. Perasaannya penuh dengan rasa yang tidak dapat dijelaskan. Ia tidak ingin apa-apa selain diam.
Dalam hati, Ciara cukup kecewa dengan sikap Galen. Cara Galen dalam menghadapinya sangat tidak tepat. Bagaimana bisa Galen menawarkan banyak hal hanya supaya ia tidak marah? Ia bukan anak kecil, dan anak kecil pun juga tidak seharusnya diperlakukan seperti itu. Setiap orang punya emosi yang harus dilampiaskan. Cara Galen membujuknya hanyalah sebatas membuat pengalihan, bukan penyelesaian.
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Galen lagi.
Ciara memejamkan kedua matanya sejenak. Setelah itu ia lepaskan dekapan Galen. Posisi mereka sekarang saling berhadapan. Kini Ciara memberanikan diri menatap kedua mata Galen. Entah kenapa, Ciara melihat tatapan penuh luka di sana. Kenapa harus Galen yang merasa terluka? Tatapan itu selalu membuatnya luluh. Hal itu menjadi salah satu sebab ia tidak ingin menatap mata Galen saat sedang emosi. Ia takut akan goyah dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...