3. Obat Rindu

1.4K 76 1
                                    


Selamat membaca! 🧡

_______________

Ciara keluar dari kamar mandi dan berjalan malas-malas menuju ranjangnya. Ia kembali membaringkan tubuhnya di tempat ternyaman itu. Ia menggulingkan tubuhnya, melirik jam dinding yang terpasang. Sudah pukul enam pagi, tetapi ia masih enggan bangun. Semalam ia bahkan tidak terbangun, baru pagi ini kandung kemihnya terasa penuh.

Ciara terbengong sembari menatap ke depan. Kebiasaannya setelah bangun tidur adalah diam beberapa saat. Namun, pikirannya tetap sibuk mencerna beberapa kejadian yang telah lalu. Ciara ingat ia diantar pulang oleh Yuzuru. Laki-laki itu juga tidak mau dibayar. Ia merasa tidak enak, padahal dirinya sendiri yang bilang akan mentraktir.

Tentu saja Yuzuru tidak mampir, hanya mengantarnya sampai depan. Pertama kalinya ia berinteraksi dengan orang lain selain keluarga dan Jennifer tentu saja. Meskipun dulu ia pernah bertemu Yuzuru, tetapi berbeda dengan yang sekarang. Mereka jauh lebih akrab dan lebih banyak bicara. Jujur saja, ia juga lebih jelas melihat wajah Yuzuru yang memang sangat kental darah Jepangnya.

Kilasan di ingatan Ciara sampai pada saat July mengatakan padanya bahwa Galen menghubunginya, tetapi tidak bisa. Kemarin baterai ponselnya habis setelah mengabari orang rumah. Kemudian setelah diberitahu July, ia langsung naik ke kamarnya dan mengisi daya ponselnya. Saat ia berusaha menghubungi Galen, tidak ada jawaban. Ia pun berusaha sabar dan menunggu Galen menghubunginya lagi. Akhirnya sampai ia tidur pun tidak mendapat panggilan balik dari Galen.

Ciara menghela napas pelan. Hubungan jarak jauh memang tidak mudah. Meskipun sekarang ada kata "break" di antara mereka, tetapi ia masih merasa terikat dengan Galen. Hal itu tidak akan terjadi jika Galen tidak terus-menerus membuatnya kesal akan masa lalunya. Namun, itu sudah menjadi keputusan bersama untuk mereka mengistirahatkan hubungan mereka sejenak.

Ciara masih merasa sama, perasaan dan hatinya masih untuk Galen. Baru dua minggu, ia sudah merasa rindu. Namun, ia menahan diri untuk tidak menerima ajakan Galen berbalikan terlebih dahulu. Ia belum percaya bahwa Galen sudah benar-benar pulih dari masa lalunya. Ia sudah berkali-kali mencoba percaya, tetapi tetap saja Galen belum bisa melupakan Flavia.

Ciara menatap ponselnya yang ada di sisi bantal. Ia meraihnya dan menyalakan layarnya. Ada beberapa panggilan dari Galen dan juga pesan. Sepertinya Galen menghubunginya semalam saat ia tidur. Siklus itu terjadi berulang-ulang dan bergantian. Jika tidak dirinya yang sibuk, pastilah Galen. Mereka sulit untuk menyatukan waktu luang bersama. Sedih memang, tetapi ia anggap itu sebagai ujian dalam fase hubungan mereka. Sebenarnya ia ingin Galen merasakan saat jauh darinya. Apakah Galen akan memikirkannya lebih banyak dibandingkan memikirkan Flavia? Ciara berharap Galen lebih banyak memikirkannya.

Ciara tertegun melihat pesan dari Galen yang cukup panjang. Laki-laki itu biasanya akan menelepon jika mengobrol panjang. Sangat jarang Galen mengirim pesan panjang. Ciara membaca pesan dari Galen yang berisi pertanyaan dan ucapan untuknya. Harapan Galen untuk lebih banyak waktu luang bersama juga sebenarnya merupakan harapannya. Selama ini, Galenlah yang paling sibuk.

Ciara mengetikkan pesan balasan pada Galen. Ia tahu di tempat Galen masih dini hari. Ia tidak tahu apakah Galen sudah tidur atau belum, tetapi ia tidak berani menelepon. Ia harap Galen akan menghubunginya nanti setelah membaca pesannya.

Ciara membuka galeri di ponselnya dan melihat-lihat fotonya bersama Galen saat mereka bersama. Terkadang saat ia merasa rindu, foto-foto atau video itulah yang menjadi obat rindu. Meskipun kadang mereka juga melakukan panggilan video, tetapi tetap saja tidak sama. Ciara hampir setiap malam memandangi foto Galen di ponselnya hingga tertidur. Berharap Galen membalas pesan atau meneleponnya.

Ciara tersentak saat ponselnya bergetar. Ia melihat nama Galen di layarnya. Ia dengan cepat menerima panggilan video dan melihat wajah Galen di layar ponselnya. Sebuah senyuman muncul di bibirnya. Akhirnya kerinduannya terobati dengan melihat Galen yang sekarang.

Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang