Selamat membaca! 🧡
Note: baca lebih banyak chapter di karyakarsa ^^
_______________
Galen dan Ciara selesai makan bersama dan mereka pergi ke kamar Ciara. Ciara membawa sepiring kue sebagai pencuci mulut. Ia meletakkan piring itu di atas meja dan mencomot sepotong.
"Kakak kalau mau ambil sendiri," ucap Ciara.
"Terima kasih, aku sudah kenyang," sahut Galen yang tengah memposisikan dirinya di atas tempat tidur Ciara.
"Oke. Aku mau baca sebentar materi kemarin. Aku enggak tahu kalau akan dikasih soal latihan ujian hari ini," ucap Ciara. Ia duduk di kursi belajarnya seraya membuka buku untuk dibaca.
"Ujianmu memang sebentar lagi, 'kan? Tenang aja, aku tahu kamu pintar dan cepat dalam memahami materi. Semangat terus!" ucap Galen memberikan semangat.
"Satu setengah bulan lagi, Kak," sahut Ciara dan fokus membaca. Ia hanya memiliki waktu beberapa menit saja sebelum guru mengiriminya tautan yang berisi soal ujian.
Galen mengangguk. Ia menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Kemudian mengambil ponselnya dari saku celana dan membuka kotak pesan. Ia mendapat pesan lagi dari nomor lain yang tidak dikenalinya. Namun, dari foto profil yang terpampang, itu jelas gambar Jana.
Galen menghela napas panjang. Ia benar-benar ingin fokus bersama Ciara. Kali ini ia tidak memblokir nomor Jana, melainkan menghapus aplikasi pesannya. Ia berpindah ke aplikasi pesan lain untuk mengontak Mark dan orang lainnya. Toh, sejauh ini ia biasanya berkirim pesan dengan El melalui email untuk urusan gangster.
"Kakak!" panggil Ciara yang berhasil mengangetkan Galen.
"Ya?" Galen menolah, gugup.
"Aku udah panggil Kakak berkali-kali." Ciara mengerucutkan bibirnya.
"Ah, maaf, Sayang." Galen tersenyum dan menyimpan ponselnya ke atas meja. Ia kini fokus menatap Ciara yang juga tersenyum manis padanya.
"Sebentar lagi aku mulai ngerjain soal, Kak," ucap Ciara semangat.
"Bagus, kalau gitu kamu harus fokus," sahut Galen.
Ciara mengangguk. "Aku akan mengerjakan soalnya di tempat tidur."
Ciara mengambil satu potong kue lagi dan memasukkannya ke dalam mulut. Setelah itu ia mengambil Ipad-nya dan naik ke atas tempat tidur.
"Makanmu berantakan," komentar Galen tatkala melihat krim cokelat yang ada di bibir Ciara.
"Oh, ya?" Ciara hendak mengambil tisu, tetapi Galen menahannya.
Galen mendaratkan bibirnya pada bibir Ciara dan melumatnya. Ia juga menjilat krim yang ada di bibir Ciara, membersihkannya. Setelah beberapa saat, ia melepaskannya.
Tatapan mata Galen mengunci kedua mata Ciara. Ia tersenyum kecil melihat Ciara yang terlihat kaget.
"Udah bersih sekarang," ucap Galen santai.
Ciara nyengir. Ia mendekatkan wajahnya lagi dan mengecup singkat bibir Galen.
"Kakak kebiasaan," ucapnya kemudian.
Galen terkekeh saja dan membenarkan posisi duduknya.
Ciara pun merangkak ke arah tubuh Galen. Ia duduk di antara kedua paha Galen dan menyandarkan punggungnya pada dada Galen. Sementara dirinya mulai membuka email yang dikirimkan oleh sang guru.
"Ciara, kamu yakin kita akan berada di posisi seperti ini?" tanya Galen seraya melingkarkan kedua tangannya pada perut Ciara.
Ciara mengangguk cepat. "Cuma satu jam, Kak. Selama aku ngerjain soal dari guru aja. Siapa tahu Kakak juga bisa bantuin Ciara nanti," balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...