42. Berbaikan

672 44 0
                                    



Note:

1. Early access ada di karyakarsa (@MeloPearl) dan udah tamat di sana.

2. Kalia bisa baca cerita yang berjudul SheLang yang cuma aku publish di karyakarsa dan udah tamat. Kalian bisa baca gratis buat bab satunya. ^^

3. Jangan lupa vote sebelum membaca dan tinggalkan komen setelah membaca. ^^

Selamat membaca! 🧡

________________


Raut wajah Ciara ikut berubah saat Galen menatapnya serius. Ia diam meski tetap khawatir dan panik. Kemudian ia merasakan kedua tangannya digenggam oleh Galen. Ia menengadah, menatap Galen. Laki-laki di hadapannya itu sekarang menatapnya lembut.

"Aku beneran baik-baik saja, Sayang. Aku selalu menjaga kesehatan, kok. Aku juga rutin mengecek kesehatan. Percayalah, orang sepertiku enggak akan mengabaikan hal itu. Aku bukannya enggak mau kamu ajak ke dokter. Hanya saja, itu cum akan buang-buang waktu. Aku beneran sehat, Sayang," ucap Galen memberi pengertian pada Ciara.

"Sungguh?" Ciara menatap cemberut pada Galen.

"Iya. Astaga, bagaimana bisa aku ingin mati cepat kalau sama kamu?" tanya Galen dengan nada menggoda.

Ciara mencebik. Ia mulai jengkel karena Galen justru menggodanya. Ia pun menarik tangannya dari genggaman tangan Galen. Satu tangannya bergerak menepuk punggung tangan Galen karena ditahan.

"Ah, awh, Sayang," ringis Galen seraya mengibas satu tangannya.

Ciara mengernyit. Ia memperhatikan tangan Galen dan melihat luka di jari-jarinya.

"Tangan Kakak kenapa?" Ciara meraih tangan Galen dan melihatnya lebih jelas. Tadi ia tidak menyadari adanya luka-luka itu. Ia pun kesal karena tahu apa yang dilakukan Galen di kamar mandi beberapa waktu lalu.

Ciara menatap horor pada Galen. Namun, Galen hanya membalasnya dengan meringis tanpa dosa.

Ciara pun menepuk tangan Galen yang terluka dengan gemas.

"Cowok gini amat. Kalau ada apa-apa pasti nyerang fisik sendiri," omelnya.

"Aduh, Sayang. Sakit, loh." Galen meringis kecil.

Ciara mencebik. "Diginiin aja sakit, tadi gimana rasanya, hm? Emang enggak sakit udah lukain diri sendiri sampai kayak gitu?" tanyanya.

"Enggak." Galen menggeleng polos. "Rasanya lebih sakit saat kamu marah atau ngambek sama aku," ucapnya.

Ciara menyipitkan kedua matanya. Ia paham Galen pasti akan merayu atau membujuknya agar tidak lagi merajuk. Ia benar-benar harus kebal dengan tingkah Galen.

"Apa lagi kalau kamu menolakku. Rasanya sakit banget," imbuh Galen.

Ciara geleng-geleng kepala. Galen bisa berubah sikapnya jika sedang ada maunya. Hanya ia yang tahu bahwa Galen bisa bersikap manja seperti itu. Orang-orang di luar sana pasti tidak akan percaya jika ia bercerita mengenai sifat Galen yang tersembunyi ini.

"Kakak di sini dulu, Ciara ambil plester buat Kakak," ucap Ciara dan bangkit dari duduknya.

"Tunggu!" Galen memegang lengan Ciara.

"Apa?" Ciara menoleh dengan dahi yang berkerut.

"Emang kamu tahu letaknya tempat obat-obatan?" tanya Galen dengan senyum geli.

Ciara terdiam, baru menyadari hal itu. Ini bukan rumahnya, ia tidak tahu tata letak barang-barang milik Galen. Namun, ia ingat sesuatu yang tidak akan menghentikan niatnya.

Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang