Selamat membaca! 🧡
Klik bintang sebelum membaca!
Early access ada di karyakarsa @MeloPearl (link di bio)______________
Ciara meraba tempat tidur di sebelahnya dan tak mendapati Galen di sana. Dengan cepat kedua matanya terbuka. Ia bergegas bangkit dan melihat sekitar. Detak jantungnya mulai terasa cepat karena cemas. Ia takut Galen pergi tanpa pamit. Entah kenapa, ia tetap merasa takut meskipun kemungkinan kecil Galen akan pergi tanpa pamit.
Tatapan Ciara menangkap setangkai bunga mawar merah di atas bantal. Tangannya dengan cepat meraih bunga itu. Ada kertas yang tertempel di sana. Ia pun membaca tulisan tangan yang tertera.
Selamat bangun, Sayang!
Jangan panik, aku lagi ada di ruang gym. Kalau mau nemuin aku, tinggal belok kiri setelah keluar kamar, lalu lurus saja. Ruangannya ada di paling ujung.Ciara tersenyum lebar. Ia menghirup aroma wangi bunga mawar itu. Galen bersikap manis pagi ini. Meskipun terlihat seperti hal kecil, tetapi Ciara sangat menyukainya. Siapa sangka laki-laki sedingin Galen bisa bersikap begitu romantis? Ciara merasa Galen berusaha berbuat baik dan menyenangkannya sebelum pergi.
Ciara merasa kurang cantik setelah bangun tidur. Ia letakkan bunga dari Galen di atas meja, kemudian bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Ia ingin menyusul Galen ke tempat gym, tetapi ia akan mandi terlebih dahulu.
Beberapa saat kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan pergi ke kamar ganti. Ia cari gaun santai dan mengenakannya. Setelah itu merapikan rambutnya dan bergegas menghampiri Galen ke ruang gym. Bayangan Ciara sangat liar tentang Galen yang berolah raga. Sebab itu, ia merasa harus tampil cantik di depan Galen yang mungkin saja sangat seksi dengan tubuh berkeringat.
Ciara membuka pintu ruang gym dan langsung mendapati Galen melalukan pull up. Benar apa yang dipikirkannya, Galen tidak memakai atasan dan tubuhnya sangat seksi. Gerakan yang dilakukan Galen memperlihatkan otot-otot tangannya yang kekar. Ia pun menutup pintu dan berjalan cepat ke arah Galen.
"Wah, keren banget," ucap Ciara dengan tatapan kagum.
Galen tersenyum kecil. Ia turun dan mengatur napasnya, tatapannya tak lepas dari Ciara.
"Aku pengin banget meluk kamu, tapi sepertinya kamu sudah mandi," balas Galen santai.
Ciara tersenyum lebar. "Aku merasa harus tampil cantik saat bertemu Kakak pagi ini," jawabnya.
"Kamu selalu cantik di mata aku, Sayang. Tapi enggak masalah, nanti saja aku meluknya." Galen bersandar di dinding dan Ciara mendekatinya.
"Kakak seksi banget," puji Ciara.
"Terima kasih. Ngomong-ngomong, kamu udah ambil bunganya?" tanya Galen.
Ciara mengangguk. "Manis banget pagi-pagi dapat bunga dan ucapan," sahutnya.
"Kamu suka?" tanya Galen lagi.
"Suka, tapi Ciara mau yang lebih besar dan warna putih," jawab Ciara jujur.
Galen tersenyum lagi. "Kamu akan mendapatkannya. Kita akan pergi ke toko bunga nanti. Setuju?" tanyanya.
Ciara mengangguk cepat. "Mau. Sekalian jalan-jalan."
"Kalau begitu aku pergi mandi dulu," ucap Galen.
"Ciara boleh bantuin bikin sarapan ke bawah?" tanya Ciara.
Galen mengangguk. "Tapi jangan deket-deket sama Mara! Jangan terpengaruh juga!" pesannya.
"Iya, Kak." Ciara mendekat ke arah Galen. Ia berjinjit dan mengecup singkat bibir laki-laki itu. "Dadah!" ucapnya kemudian melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomantizmGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...