Halo, halo... Kali ini aku double up, ya. Setelah baca ini jangan lupa vote dan komen sebelum menggulir bab selanjutnya. 😍Selamat membaca! 🧡
_______________
Ciara duduk di tepi ranjang menunggu Galen yang tengah berganti pakaian. Sebenarnya tidak berganti, Galen hanya melepas pakaiannya dan menyisakan celana boxer-nya yang berwarna hitam. Ciara nyengir melihat Galen berbalik dan berjalan ke arahnya. Ia lalu bangkit dan mendekati Galen.
Ciara berhenti di hadapan Galen dan mengamati tubuhnya. Setelah itu berputar, memeriksa tubuh Galen dengan seksama. Ia hanya ingin memastikan bahwa tidak ada luka lain di tubuh Galen. Setelah merasa aman, ia pun kembali ke tempat tidur.
"Udah gitu aja?" tanya Galen yang menyusul Ciara ke tempat tidur.
"Mau apa emang?" Ciara mengerutkan keningnya.
"Aku kira mau dicumbuin kayak tadi," sahut Galen dengan santai.
Ciara mencebik dan memukul pelan lengan Galen. Ia mengikuti Galen naik ke atas tempat tidur dan berbaring di sana.
"Lagian kenapa, sih, cowok suka banget tidur enggak bajuan gitu?" tanya Ciara penasaran.
Galen tertawa pelan. Ia berbaring miring menghadap Ciara dan menyangga kepalanya dengan satu tangan.
"Kalau aku, sengaja biar kamu mudah nyentuh aku. Kamu enggak perlu buka-buka baju aku lagi. Bukankah kamu senang, Sayang?" ucapnya disertai seringaian.
Ciara mengangkat satu tangannya. Lalu mencubit lengan atas Galen dan berhasil membuat Galen mengaduh.
"Enggak ada aku kayak gitu. Kakak kali yang otaknya mesum terus," balas Ciara tak terima.
Galen tertawa lagi. Ia melingkarkan satu tangannya di tubuh Ciara.
"Iya, deh, aku ngalah." Galen menarik tubuh Ciara agar lebih dekat.
"Tapi seriusan, kenapa?" tanya Ciara masih penasaran. Ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Galen. Sebenarnya ia sendiri memakai piama panjang. Namun, Galen benar-benar hanya mengenakan boxer yang menutupi bagian bawahnya.
"Nyaman aja," balas Galen singkat saja.
Ciara mengangguk paham. Ia tidak lagi bertanya mengenai laki-laki yang tidur tanpa pakaian. Satu tangannya turut melingkar pada tubuh Galen. Ia dapat merasakan langsung hangatnya tubuh Galen. Ia menengadah, menatap Galen lembut.
"Kakak beneran baik-baik saja?" tanyanya serius.
Galen mengangguk. "Bukannya kamu udah meriksa tadi?" tanyanya balik.
"Secara fisik emang baik-baik saja, tapi enggak ada luka dalam, 'kan?" tanya Ciara memastikan.
"Aku udah diperiksa tadi, aku beneran baik-baik saja," balas Galen.
Ciara menghela napas lega. Ia bersyukur Galen selamat. Akan tetapi, ia juga sedih karena Yuzuru terluka cukup parah. Meskipun akhir-akhir ini ia kesal pada Yuzuru, tetapi Yuzuru sudah berbuat baik padanya.
"Kak, kondisi Yuzuru pasti akan segera membaik, bukan?" tanyanya pelan.
Galen menghela napas. "Aku harap begitu. Meskipun dia menyebalkan, tapi dia juga temenku. Dia belum sadar sampai sekarang. Semoga aja aku segera dapat kabar baik," ucapnya.
Ciara mengangguk. "Kalau gitu ayo tidur, Kak. Besok kita jenguk Yuzuru," ucapnya.
"Yakin kita mau tidur, Sayang?" Galen bergerak turun, menunduk dan membenamkan wajahnya pada dada Ciara. Tangannya yang tadi memeluk Ciara kini bergerak turun, meraba bokong Ciara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...