Selamat hari raya semua...
Mohon maaf lahir dan batin ya 🙏Selamat membaca! 🧡
_________
Ciara merasakan tubuhnya lemas dan lelah. Demamnya kembali tinggi setelah beberapa saat yang lalu turun. Ia hanya berbaring dengan kepala sedikit bersandar di kepala ranjang. July pun bermaksud membawanya ke rumah sakit pagi ini juga.
"Habiskan sarapannya dulu, Sweety. Setelah itu kita akan ke rumah sakit," bujuk July yang tengah menyuapi Ciara bubur.
"Enggak mau, Jul. Aku udah kenyang," ucap Ciara. Ia benar-benar tidak merasakan lapar dan tidak ingin makan apa pun sekarang.
"Biar kamu cepet sembuh, Ciara. Kamu baru makan tiga suap," bujuk July lagi.
Ciara menggeleng lagi. "Apa Kak Galen menelepon?" tanya Ciara di luar topik.
"Belum, Sayang. Di sana masih sangat pagi, dia mungkin tidur," jawab July.
"Kira-kira ada apa ya dia menelepon semalam? Kenapa aku enggak angkat, sih," gerutu Ciara.
"Kamu sakit dan tidur, Sayang. Dia pasti paham. Mungkin dia mengira kamu masih terjaga. Kita tunggu saja dia memberi kabar lagi," ucap July menenangkan.
"Tapi dia enggak jawab panggilan aku," ucap Ciara lagi.
"Mungkin dia kelelahan. Kita tunggu saja. Bukankah kamu bilang tidak mau memberitahunya kalau lagi sakit? Jadi, kamu ke dokter dulu, biar nanti suaramu tidak terdengar seperti orang sakit. Atau pas kalian video call, Galen tidak melihatmu yang pucat ini," ucap July lagi.
"Benar juga." Ciara mengerucutkan bibirnya. "Semoga saja Kak Galen enggak apa-apa di sana. Aku juga cepet sembuh," ucapnya.
"Ya sudah, kalau begitu kamu lanjut makan." July kembali membujuk.
Ciara menggeleng. Ia yakin sudah mengikis kesabaran July. Namun, ia memang tidak ingin makan. Ia ingin segera ke rumah sakit saja.
July menghela napas. Ia meletakkan mangkuk buburnya ke atas meja. Saat July hendak membantu Ciara bangkit, tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi.
"Siapa pagi-pagi begini bertamu," gumam Ciara.
"Mungkin Jennifer, dia bilang datang agak telat tadi. Aku buka dulu pintunya," ucap July dan beranjak dari hadapan Ciara.
Ciara mengangguk saja. July tadi sempat bilang bahwa Jennifer memang akan telat. Akan tetapi, biasanya Jennifer langsung masuk tanpa harus membuka pintu. Ia mengendikkan pundaknya dan berusaha bangun sendiri. Ia pun duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
Ciara menoleh ke arah pintu saat July masih dengan seseorang di belakangnya. Ia mengerutkan keningnya, dan seketika terkejut saat melihat Yuzuru menampakkan seluruh tubuhnya di sebelah July. Ciara melebarkan kedua matanya dan dengan segera merapikan bajunya. Ia merasa malu karena terlihat lusuh di hadapan laki-laki itu. Tampilannya benar-benar berantakan dengan rambut yang kusut. Sebelumnya baru Galen yang melihatnya dalam kondisi buruk seperti ini.
"Halo, aku tidak tahu kalau kamu sakit," sapa Yuzuru.
Ciara mengangguk pelan. "H-hai, maaf aku sangat berantakan," ucapnya gugup.
July dan Yuzuru tersenyum kecil.
"Bukan masalah, kamu sedang sakit." Yuzuru mendekat ke arah Ciara dan duduk di kursi yang tadi dipakai oleh July.
"Yuzuru ke sini untuk mengambil tindik itu. Ternyata itu benar miliknya. Tapi aku sudah mengatakan kondisimu padanya tadi," ucap July menjelaskan.
"Ah, tindiknya di kamar aku di lantai atas," ucap Ciara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Apart (Sekuel Living With Cool Boy)
RomanceGalen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, bahkan mereka memilih break dari hubungan asmaranya. Galen kembali pada urusan gangsternya, dan Ciara...