chapter 18

330 32 0
                                    

rosse pov

"morning" sapa young dae yg baru memasuki ruanganku membuatku meresponnya dengan tersenyum dan mengangguk.

"nanti siang tuan dan nyonya park akan tiba,apa aku harus menunda meetingmu hari ini?" tanyanya.

"tidak usah,eomma dan appa akan langsung pulang dan beristirahat. atur saja agar aku bisa pulang sedikit lebih cepat karna nanti malam kami akan makan malam bersama" jawabku membuatnya mengangguk paham.

"apa loren akan datang?" tanya.

ah dia benar,aku belum menghubungi loren.

"semoga,aku akan menghubunginya" jawabku.

"baiklah" sahutnya.

aku kembali fokus pada berkas berkas yg ada dihadapanku ini,namun dengan cepat aku menyadari bahwa young dae belum beranjak pergi meninggalkan ruanganku.

"wae? apa ada sesuatu?" tanyaku.

"sepertinya kau yg melewatkan sesuatu rosse-ssi" jawabnya membuatku mengernyitkan dahiku.

"tidakkah kau ingin menceritakan sesuatu padaku?" tanyanya membuatku kikuk.

sial,apa dia mengetahuinya?

"kau sudah mengetahuinya" ucapku membuatnya terkekeh.

"kalimat barusan itu adalah pernyataan atau pertanyaan hmm?" tanyanya.

jangan heran,sudah ku bilang hidupku ini hampa. dan young dae,hanya dia yg ku punya,makanya hubungan kami bisa sedekat ini.

"kau memata mataiku kan?" tanyaku dengan tatapan sinis.

"come on,tugasku adalah menjagamu didalam atau diluar perusahaan ini" jawabnya.

"tapi bukan dengan memata mataiku sial" kesalku kembali memeriksa berkas berkas dihadapanku.

"kita sudah sepakat dengan itu,aku akan mengikutimu saat aku merasakan ada hal yg mencurigai" jawabnya.

"kau mencurigaiku?" sahutku.

"maybe" ucapnya membuatku menghempas berkas berkas dengan kesal.

"aku hanya ingin memiliki teman,apa ada yg salah dengan itu?" tanyaku kini kembali menatapnya.

"glad to hear that rosse-ssi,aku senang mendengarnya" jawabnya. "mianhe,sebenarnya aku sedih. aku mengenalmu sedari kita kecil,aku bersyukur karna orangtuaku dan orangtuamu saling mengenal,dan mereka mempercayakan aku untuk menjadi temanmu,berkerja bersamamu,dan menjagamu. tapi,sedih mengingat bahwa kau hanya memiliki pekerjaan ini dan aku sebagai temanmu" sambungnya.

tidak ingin membantah,apa yg dia ucapkan benar.

"ya,menyedihkan bukan?" tanyaku dengan senyum palsuku.

"aku selalu mengenalkanmu pada teman temanku,dan kau selalu merasa tidak nyaman dengan itu. aku selalu mengingatkanmu untuk memiliki waktumu sendiri agar tidak terbebani dengan semua pekerjaanmu ini,tapi kau dan ambisimu terlalu besar" ujarnya membuatku menengguk kasar salivaku. "kali ini aku benar benar memohon,berhentilah menjadi orang yg terlalu ambisius,aku tau kau berusaha menutupi kekurangan yg ada dikeluargamu,tapi itu bukan hakmu,jangan membebani dirimu sendiri" sambungnya.

"ku rasa tidak ada yg perlu ku jelaskan padamu young dae-ahh,kau tau semuanya kan" jawabku.

"ya,kau benar aku tau semuanya. bahkan aku bisa mengerti dan merasakan apa yg kau rasakan,jadi ku mohon mulai sekarang menurutlah denganku ok? jangan menyuruhku untuk mendukung ambisimu itu lagi,kau harus mulai menjalani hidup seperti manusia pada umumnya,memiliki teman,memiliki sahabat,memiliki waktumu sendiri,memiliki kekasih" ujarnya.

Black Families (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang