chapter 27

410 32 0
                                    

rosse pov

"jadi ada apa ini hmm?" tanyaku pada uncle jay.

siang ini aku tengah berada disebuah restoran yg tak jauh dari kantorku,uncle jay menghubungiku untuk makan siang bersama.

"apa? aku mengajakmu makan siang,apa ada yg salah?" ucapnya balik bertanya.

tidak mungkin,dia harusnya ikut bersama appa dan eomma yg sedang makan siang bersama dengan rekan rekan bisnisnya.

"tidak ada yg salah,hanya tidak mungkin jika ini tanpa alasan kan?" tanyaku membuatnya terkekeh.

"apa kau ini tidak bisa berbasa basi hmm?" tanyanya disela kekehannya.

"aku terlalu penasaran untuk mendengar alasanmu" jawabku yg kemudian memasukkan sesendok makanan kedalam mulutku.

"tadi aku berbincang berdua dengan appamu,dan setelahnya aku berbincang berdua dengan eommamu" ucapnya.

ok,dia membuatku gugup dan cemas.

"kalian membicarakanku?" tanyaku.

"menurutmu? untuk apa aku menemuimu jika yg ku bicarakan tadi bukanlah tentangmu hmm?"

aku berusaha untuk menahan rasa cemasku.

"appamu tadi tidak berhenti memujimu,membanggakanmu,dan mengapresiasi pekerjaanmu" ujarnya membuatku tersenyum tipis. "aku bahagia sekali mendengarnya,kau benar benar berhasil sampai dia bisa sebangga itu padamu" sambungnya.

lagi,aku meresponnya hanya dengan senyum tipis.

"kau berlebihan" jawabku.

"aniyo,aku serius. tapi,disisi lain aku juga merasa sedih" ucapnya membuatku menatap tanya kearahnya. "aku tau bagaimana usahamu selama ini,belajar dengan keras,dan berusaha memiliki dedikasi yg tinggi. tapi,apa kau bahagia?" sambungnya kini sambil menatapku.

aku menunduk,menarik nafas panjang secara perlahan,dan turut menghembuskannya dengan perlahan.

"saat seusiamu dulu,aku sama sepertimu,difikiranku hanyalah berkerja agar mendapatkan hasil yg baik. tapi,aku masih memiliki waktu untuk bermain dan bersantai" ujarnya. "kau? kau terlalu keras chaeyoung-ahh,jangankan untuk bermain,kau bahkan tidak memiliki waktu untuk dirimu sendiri" sambungnya membuatku menengguk kasar salivaku.

sial,aku ingin menangis entah karna apa.

"aku tau kau melakukannya demi loren kan?" tanyanya membuatku kini berani menatapnya. "come on,kau fikir aku masih disini karna apa? aku juga melakukannya untuk oppamu itu" sambungnya.

sial,aku benar benar merasa bahwa airmataku kini sudah bergelinang.

"kau tau aku menyayangimu,menyayangi ponakan ponakanku,aku menyayangi loren" ujarnya. "jangan menanggungnya sendirian,sekarang kau sudah berhasil. aku tidak mungkin menyuruhmu untuk berhenti,karna itu adalah hal yg tidak mungkin kan?" ucapnya dengan kekehan diakhir kalimatnya,membuatku meresponnya dengan kembali tersenyum tipis.

"aku disini untuk mengingatkanmu agar kau bisa lebih bersantai,tidak perlu lagi berkerja dengan keras,kau harus menikmati waktumu,masa mudamu,ini belum terlambat" ucapnya sambil tersenyum.

dulu saat masa sekolah,aku belajar dengan sangat baik,tapi tidak terlalu keras,jadi aku masih bisa menikmati waktuku untuk bermain.

sampai akhirnya appa mengusir loren,karna loren ketahuan menggunakan narkoba dan sering menelantarkan tugas serta pekerjaannya.

sejak saat itu emosi appa jadi tidak stabil,emosinya selalu membaik kala ia melihatku belajar dengan giat,dan sering mampir ke firma hukum untuk mempelajarinya lebih dalam dan secara langsung.

Black Families (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang