"Lelucon yang sungguh mematikan kalau benar-benar terjadi," jawab Pak Warren Newhall. "Mampu meluluhlantakkan Locusta-Originia dan Morte-Orbis sekaligus. Anda dapat bayangkan apa yang sedang bergejolak di bumi saat ini, meskipun semua kota menjadi utuh seperti sediakala, dan penghuni Locusta-Origina sekarang berspekulasi bahwa itu adalah kilasan tanda kiamat yang akan segera terjadi. Bumi mengalami sebuah krisis psikologis masal yang sangat menggenaskan sekarang."
"Lantas, apa penyebab gagalnya alat itu bekerja?" Dia mengulang kembali pertanyaan yang belum terjawab. Pak Newhall menatapnya tanpa berkata sepatah kata pun, tapi kemudian memencet tombol.
Sebuah hologram dengan lempengan kaca kembali muncul di tengah-tengah ruangan. Di dalam kaca tebal itu tampak sebuah cincin kristal yang terputus, tidak tersambung dengan utuh. Cincin itu bergerak perlahan, merapat dan terlihat tersambung menjadi utuh. Semua yang ada di dalam ruangan itu terperangah, lalu detik berikutnya terdengar sorak sorai dan tepuk tangan bergemuruh. Hampir semua ilmuan itu memahami apa yang sedang terjadi. Ketika ilmuan itu berhasil menenangkan peserta rapat, Pak Newhall menatap mereka tanpa berkedip dan berkata, "Sang pemimpi itu telah melakukan aksi pura-pura mati, memalsukan kematiannya dan berhasil pindah ke sini, ke dunia kita, Morte-Orbis. Dia kini berada di antara kita."
Ruangan kembali dipenuhi gemuruh tepuk tangan yang membahana.
"Bagi para ilmuan yang kebetulan belum mengetahui," lanjutnya. "saya menyampaikan, akibat dari perpindahan sang pemimpi itu ke sini, alat penghancur bumi itu mulai sekarang tidak dapat bekerja sama sekali, alias gagal total."
Tepuk tangan kembali terdengar.
"Jadi jelaslah di sini," ujar Pak Newhall tersenyum, "kegagalan Universum Vastator Machine, alat penghancur alam semesta itu disebabkan oleh si pemimpi yang melakukan aksi pura-pura mati di Locusta Originia dan pindah ke sini."
"Bagaimana anda tahu bahwa sang pemimpi itu berada di sini, Pak?" tanya seorang ilmuan muda sedikit bingung sekaligus penasaran dengan semua cerita yang didengarnya. Terdengar gelak tawa dalam ruangan.
"Cincin yang tersambung utuh itu, anakku," Pak Newhall menatap tajam. "Lempengan kaca yang baru saja kau lihat, itulah tandanya. Figur cincin yang tidak utuh menunjukkan tanda bahwa sang pemimpi terakhir itu sedang berada di bumi, sebab para pemimpi lain sudah dihabisi oleh si pemegang alat pemicu kiamat itu – biasanya ada dua puluh lima warna yang berbeda di alat itu. Setiap warna mewakili satu, dan kini tinggal satu warna, yaitu warna biru dan sudah tersambung utuh. Itulah indikasi yang membuktikan bahwa dia berada di Morte-Orbis."
"Perlu saya jelaskan kembali, La Antorca telah berhasil menciptakan alat penghancur bumi. Alat itu tak dapat bekerja dengan sempurna sebab di bumi memiliki 25 remaja pemimpi perdamaian dunia yang energinya menghalangi fungsi alat penghancur itu. Menyadari hal tersebut, La Antorca memburu dan membunuh para remaja tersebut. Dua puluh empat remaja telah dibunuh dan tersisa satu. Beruntunglah, sebab remaja terakhir tersebut melakukan pura-pura mati dan pindah ke Morte-Orbis, kalau tidak sangat mudah bagi La Antorca utuk menemukan keberadaannya di bumi lalu membunuhnya seperti kedua puluh empat remaja lain.
"Pak," seorang ilmuan menyela, "bukankah para pemimpi perdamaian dunia sangat banyak di bumi, mengapa yang terdata jumlahnya cuma 25?"
Pak Nehwall menjawab, "Para pemimpi perdamaian dunia murni, anakku, bukan pemimpi perdamaian dunia yang biasa, dan berumur di bawah tujuh belas tahun. Kau tahu arti kata murni. Mereka memiliki cita-cita tentang perdamaian dunia secara alami, tanpa dipengaruhi campur tangan ide dari orang lain. Cita-cita itu telah terbentuk di dalam jiwa mereka bahkan sejak masih kanak-kanak."
Ilmuan peserta rapat itu kembali menunjuk tangan, "Apakah alat penghancur itu masih bisa bekerja setelah sang pemimpi tersebut pindah ke sini?'
"Alat itu tidak bisa berfungsi lagi sejak kepindahan sang pemimpi tersebut," ungkap Pak Nehall. "La Antorca menjadi kesulitan untuk memburu dan membunuhnya, sebab tentu saja, La Antorca tidak bisa ke sini tanpa melalui proses pura-pura mati di bumi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PURA-PURA MATI
Fantasy(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Seorang remaja moody terbujuk untuk berpura-pura mati, memalsukan kematian dan melarikan diri ke sebuah dunia rahasia demi menyelamatkan sebuah keluarga yang dikasihi dan turut serta menyelamatkan sebuah kapal pesiar mi...