Bab 14: Pembunuhan

9 2 0
                                    

Keresek Keresek. Ketika dia menoleh ke belakang. Matanya melebar dan wajahnya mengeras. Saking kagetnya dia tersandung dan jatuh terjerembab.

"Ikan hiu!" desisnya terpana. "Brengsek! Apa yang mereka lakukan terhadapku?"

Ikan hiu itu keluar dari semak-semak, 'berenang' di udara. Mungkin angin yang berhembus – seperti air di dalam lautan – telah menyebar bau darah yang sangat memesonanya. Dalam keadaan biasa, ikan hiu yang 'berenang' di udara itu akan tampak begitu menakjubkan. Namun kesan itu segera menghilang sebab meskipun binatang itu berada di lokasi yang berbeda dengan dasar lautan, ikan hiu itu tampak sama: haus darah.

Leornard Campbell berdiri dan berlari, tetapi ikan hiu itu telah melesat mengejarnya. Seandainya saja saat ini dia berada di dalam air, gerakannya akan terhalang – tidak dapat bernapas dan ikan hiu itu pasti sudah berada di dekatnya, langsung mencabik-cabik punggungnya.

Ikan hiu itu melesat cepat. Dia melompat dan terjerembab ketika ikan hiu itu menyambarnya. Syukurlah gigi tajam ikan ganas itu tidak berhasil mengenainya. Dia berdiri, berlari ke belakang sebuah pohon.

Ikan hiu itu telah berbalik dan tentu saja sangat mudah baginya mengetahui bahwa mangsanya saat berada di balik pohon besar itu. Leonard bergeser mengelilingi pohon – menghindar – sebab ikan hiu itu tampak mulai bergerak mengitari, mencari posisi yang tepat untuk menyambarnya.

"Brengsek!" teriak Leonard, matanya tertuju pada sebuah balok kayu besar di dekat pohon. Dia bergerak menyambarnya.

"Pergi kau setan!" teriaknya. "Kau ciptaanku!"

Sia-sia, ikan hiu itu telah melesat cepat ke belakang pohon itu dan berbalik menuju Leonard. Pria itu memukul balok di tangannya. Astaga! Ikan hiu itu membuka mulutnya dan menggigit balok kayu itu. Meski dia kesakitan, kekuatannya telah membuat balok itu terlepas dari tangan Leonard.

Brak!

Ikan hiu itu menghempaskan balok itu dengan keras ke tanah. Leonard berlari sekencang-kencangnya. Ikan hiu itu melesat mengejarnya. Leonard melompat. Sreeeek! Brak! Leonard jatuh terjerembab. Dengan perasaan yang luar biasa ngeri dan sakit yang tak tertahankan, dia melihat ke lengan kanannya. Lengan itu tidak lagi berada di tempatnya, putus! Lengan itu berada di mulut ikan hiu, sebab binatang itu sekarang sedang mengunyah-ngunyah dengan rakus. Darah muncrat di segala tempat.

Aroma kematian memenuhi udara seiring dengan rasa sakit yang menderanya. Leonard mengerang kesakitan, memegang lengannya dengan tangan kiri. Laki-laki itu mengambil kesempatan itu untuk kembali berlari, tidak mempedulikan darah yang muncrat dari lengannya yang putus. Dia menjadi sedikit keheranan sebab dia masih bisa terus berlari. Seharusnya ikan hiu itu telah mencabiknya saat ini.

Barangkali ikan hiu itu terlalu sibuk mengunyah-ngunyah tangannya yang putus. Leonard Campbell terus berlari, menerobos semak belukar, beberapa kali terjatuh. Dia menerobos masuk ke dalam sebuah semak belukar yang lebat, dengan susah payah membuka bajunya dan membalut lengan kanannya yang putus.

Pandangan matanya mulai kabur. Dia merayap keluar dari semak belukar, terhuyung-huyung. Dia tak boleh diam di tempat sebab dia tahu, ikan hiu itu dapat mengendus jejaknya. Dia kembali berlari. Udara yang dingin menerpa tubuhnya. Langkah kakinya terhenti. Dia melihat ke bawah. Rupanya saat ini dia berada di dataran tinggi. Di bawah sana terlihat sungai yang mengalir.

Aku harus turun ke bawah sana, pikirnya cepat.

Keresek-Keresek!

Dia menoleh ke belakang. Ikan hiu itu tampak menerobos daun-daun rimbun dan sekarang terlihat bergerak cepat ke arahnya. Tidak ada cara lain kecuali melompat. Dia merasakan tubuhnya jatuh menuju ke sungai di bawah sana.

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang