Bab 7: Makhluk Laut

12 2 0
                                    

Sementara itu, di sisi lain pulau ini, tampak sebuah pantai berpasir putih terhampar. Keenam anggota The Eagle's Wings Squad telah mendarat dan mengepak parasut. Mereka segera berjaga-jaga sambil menunggu kedatangan Dennis Reeves. Perasaan lega terbersit di antara mereka ketika Dennis tadi memberitahukan keberhasilannya mendarat di jaring.

Justin Frasco dan Albert Reinwald segera mencegah ketika Denziel hendak berjalan ke arah semak belukar dan menembus hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Justin Frasco dan Albert Reinwald segera mencegah ketika Denziel hendak berjalan ke arah semak belukar dan menembus hutan.

"Jangan Denziel!" teriak Albert, "Ingat perintah Pak Salvator, apa pun yang terjadi, kita harus menunggu sampai Dennis datang ke sini."

"Tapi, bagaimana kalau dia membutuhkan pertolongan kita?"

"Perjalanan Dennis ke pantai ini juga salah satu upaya agar level-nya yang telah meningkat semakin kokoh," teriak Albert. "Kalau kita ikut-ikutan ke sana, sama saja kalau kita menghalangi perkembangan level Dennis. Ayo kembali!"

Dengan berat hati, Denziel mengurungkan niatnya. Saat dia mengarahkan tatapan matanya ke arah semak belukar, perhatiannya tertuju pada sepotong papan usang yang ditutupi oleh sulur daun menjalar. Mereka semua mengerubuti tempat itu saat Denziel menarik semak belukar itu dengan moncong senjatanya. Mereka mundur dan terbelalak saat membaca tulisan yang tertera di papan itu.

HOW DARE YOU COME TO VISIT MY ISLAND!

"Berani-beraninya kau datang berkunjung ke pulauku," desis Serena berjengit ngeri dan melangkah mundur. Pesan di papan itu membuat keenam remaja itu bergetar hebat. Mereka semakin terkejut saat melihat lambang tengkorak merah tergambar di papan itu.

"T-tenang!" seru Denziel, berusaha tegar. "Jangan terpengaruh oleh permainan psikologis musuh kita! Ingat, semakin kacau psikologis kita, semakin menurun level kekuatan yang kita miliki!"

"Hei lihat itu!" teriak Albert sambil menunjukkan tangan ke arah semak belukar.

Anak-anak terkejut. Mereka melihat beberapa tengkorak dan kerangka tergeletak di semak-semak.

"Ayo kita kembali ke pantai!" seru Denziel. Mereka segera bergegas, seakan-akan ada hantu mengintai di segala tempat.

Pada saat itu, Megan memperhatikan pulau dan tanpa sadar berjalan ke arah ombak yang menjilat pasir.

Pulau ini sebenarnya indah, pikir Megan sambil mencebur-ceburkan kakinya ke ombak. Wah, banyak ikan kecil yang lucu-lucu nih! Dia berjalan semakin jauh ke dalam air, membungkuk dan berusaha menyentuh ikan-ikan kecil yang berwarna-warni, sementara kelima temannya tampak ngobrol di kejauhan. Megan menoleh ke arah mereka dan bermaksud memanggil teman-temannya untuk datang mendekat ketika sesuatu yang tak terduga terjadi.

Gadis itu sama sekali tak menyadari, ada sesuatu di dalam air, berwarna hitam yang sudah sejak tadi mengintainya. Satu detik berikutnya, terdengar teriakan histeris. Benda hitam itu telah berenang dengan kecepatan tinggi dan dengan sekali sentakan, mencengkeram kaki Megan dan menyeretnya masuk ke dalam air.

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang