Bab 35: Kehilangan Kekuatan

37 3 0
                                    

Mereka membayar minuman dan secara iseng Dennis bertanya kepada penjaga kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka membayar minuman dan secara iseng Dennis bertanya kepada penjaga kafe. "Benarkah ada jus Nespasq di sini?"

Penjaga kafe, seorang pemuda pirang, tergelak sambil mengebaskan tangannya. Dennis segera berlalu dengan kening berkerut.

Mereka naik ke atas perahu dan menyeberang danau. Serena mengayuhnya dengan perlahan. Gadis itu tampak cekatan. Dari sisi ini, suasana danau terasa luar biasa indah. Dennis dapat melihat hunian dari satu sisi danau ke sisi yang lain dengan jelas, seakan jarak telah diatur sehingga terasa kebersamaan antara satu dengan yang lain.

"Stop! ... stop! Serena!" seru Dennis tiba-tiba saat mereka sudah berada di tengah danau. Gadis itu menatapnya dengan kening berkerut sembari merapikan sebagian rambut yang tergerai menutupi mata dan pipi sebelah kanan.

"Kau tau, Serena," ujar Dennis, "saat kami pertama kali tiba di sini dengan peti-peti Firaun itu, apa kami muncul begitu saja di tepi danau ini?"

"Tidak, kalian muncul di sini, di tengah-tengah danau ini."

"Kami muncul dari dalam danau ini?"

"Dari atas sana," Serena menunjuk. "Muncul begitu saja, di atas kereta yang diseret oleh seekor pegasus, kuda putih bersayap. Kira-kira 100 meter jaraknya, lalu mendarat di atas permukaan danau ini. Aku ditelefon pihak imigrasi yang memberi kabar bahwa kalian akan tiba di sini. Aku dan Megan berada di sini saat kalian datang pertama kali. Benar-benar mengerikan, makhluk-makhluk yang muncul dari para pemimpi Lucid Dream di dunia kalian itu!"

Dennis heran mendengarnya. Dia bertanya, "Mengapa kami harus muncul di sini, apakah ini tempat khusus, semacam lorong waktu dari bumi ke sini?"

"Tidak," jawab Serena. "Ini bukan portal dari bumi. Kalian muncul secara acak, kejadiannya selalu begitu, muncul di tempat yang berbeda-beda. Menurut yang kudengar, Nicolas Al-Portero yang mengaturnya. Beberapa imigran lain, yang datang bersamaan dengan kalian, muncul di beberapa kota atau negara lain. Pihak imigran telah mendapat informasi bahwa kalian akan muncul di sekitar danau ini."

"Info? Siapa yang memberi tahu?"

"Kurasa Nicolas Al-Porterolah yang memberi petunjuk."

"Bagaimana mereka tahu kami akan muncul?"

"Kau tau ramalan cuaca, bukan?" Serena berkata. "Nah cara kerjanya seperti itu. Seseorang di depertamen imigrasi Morte-Orbis memiliki alat 'ramalan cuaca' kedatangan orang-orang di bumi ke sini. Melalui alat itulah, kedatangan kalian diketahui. Dan kurasa Nicolas yang memberi tahu mereka, mengirim pesan-pesan yang tertangkap alat ralamalan cuaca itu."

Mereka tiba di pinggir danau, di depan rumah Serena di mana Megan sudah berdiri menunggu. Remaja itu berambut pirang sebahu, memiliki paras yang berkesan dingin. Namun saat berbicara dan tersenyum, kesan ramah terpancar dari wajahnya.

Mereka kembali mengobrol setelah Serena memperkenalkan Dennis.

"Apa yang terjadi dengan imigran-imigran yang lain?" tanya Dennis. "Setidaknya yang datang sebelum kami?"

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang