Bab 13: Leonard Campbell

241 14 90
                                    

Ketika Dennis Reeves dan ketiga sahabatnya beserta Salvator D'Albertis sedang berada di Shadow Winterspring untuk menemui Bu Cynthia dan Nicky, Kapal Pesiar The Eagle's Wings tampak bertengger anggun di langit kota Thomas View. Banyak penumpang yang turun ke daratan untuk menikmati suasana kota, termasuk guru Science & Technology, Pak Leonard Campbell. Dia ingin segera menemui sahabatnya dan melanjutkan pembicaraan yang dianggapnya sangat krusial.

Sahabatnya itu, Howard Marco, pria berusia 40 tahun, berambut hitam ikal sudah menunggunya. Mereka segera naik ke dalam sebuah bus di pinggir jalan. Bus itu kemudian bergerak mendekati sebuah dinding gedung, seperti melekat dan kemudian bergeser ke atas, menelusuri dinding-dinding bangunan tinggi. Pada saat tertentu, bus itu akan menelusuri 'rel – lintasan' yang merentang di bagian kosong di antara bangunan.

"Dennis Reeves hanya seorang remaja yang tidak tahu apa-apa," gumam Leonard Campbell, sambil menatap ke luar jendela memperhatikan bangunan yang mereka lewati. Howard Marco, yang duduk di sampingnya mendengarkan dengan penuh perhatian. "Aku rasa kita sudah salah melangkah – salah besar – dengan ikut-ikutan memburunya."

"Kau berubah pikiran," kata Howard. Nada kecewa terbersit di dalam suaranya. "Ingat, Leo, ikan hiu itu, 80% adalah hasil pemikiran, ide orisinil dan rancanganmu sendiri. Hadiah besar menunggu kita."

"Dan rancanganmu juga," kata Leonard Campbell datar. "Rancangan kita bersama. Kau tidak akan tertarik lagi dengan hadiah itu kalau kau sudah bertemu dengan Dennis Reeves."

"Apa yang membuatmu berubah pikiran?" Perasaan aneh melanda pikiran Howard Marco.

"Aku tidak tahu mengapa," keluh Leonard Campbell. "Barangkali aku terlalu terpengaruh dengan kisah hidup anak Locusta Originia yang dramatis itu. Semua guru di sekolah membicarakannya. Entahlah, kalau kalian ingin membunuhnya, bunuh saja, tapi jangan melalui tanganku."

"Ikan hiu itu...." ujar Howard Marco.

"Aku ...," Leonardo Campbell memotong, tapi dia terdiam sebentar, seakan mengatur kalimat di benaknya. "Aku ingin menarik penggunaan eksperimen-ku, eksperimen ikan hiu yang dipergunakan untuk membunuh Dennis Reeves."

Howard Marco termenung, masih belum pulih dari perasaan kaget dengan hal yang sudah didengarnya berhari-hari lewat komunikasi mereka dengan ponsel saat guru Sceince & Technology itu berada di kapal The Eagle's Wings. Dia teringat pada eksperimen 'rahasia' yang Leonard Campbell dan dia telah lakukan selama bertahun-tahun. Experimen yang mereka namakan The Flying Shark. Delapan puluh persen eksperimen itu telah menunjukkan hasil yang nyaris sempurna.

Tentu saja, eksperimen seperti ini sepertinya tidak memiliki arti apa-apa sampai beberapa bulan yang lalu ketika mereka berdua mengikuti rapat organisasi Black Scientist di pulau pribadi milik Paolo Morasvic yang membahas tentang perburuan terhadap Dennis Reeves – perburuan remaja Locusta Originia itu secara scientific.

Dan sungguh mengejutkan, dari ratusan 'eksperimen terhormat' yang telah diajukan, The Flying Shark berada di urutan pertama yang disetujui sebagai cara yang paling jitu dan sempurna untuk menghabisi remaja Locusta Originia itu. Sebagian besar dari anggota Black Scientist malah memuji dan menganggap metode menghabisi Dennis Reeves dengan ikan hiu terbang itu seperti karya seni yang bernilai tinggi.

Pada saat itu, rancangan sistem ikan hiu itu masih mengalami kesulitan karena belum memiliki gerakan yang sempurna, tidak dapat dikendalikan dengan baik. Namun hal itu segera teratasi oleh Sebastian Barcus, ilmuan muda berusia 30 tahun di dalam organisasi tersebut.

Secara mengejutkan, Sebastian Barcus telah mampu berkomunikasi dengan Erick Gore, sang lucid dreamer – kaki tangan La Antorca yang sampai saat ini masih berada di Locusta Originia dan melakukan komunikasi melalui kekuatan Lucid Dream-nya. La Antorca memberi rumus rahasia untuk menyempurnakan ikan hiu itu sehingga pada saat ini, binatang ganas itu dapat bergerak dan terbang di udara persis seperti di dalam air dan dapat dikendalikan dengan sempurna sehingga mampu menentukan target mangsa yang diinginkan.

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang