Bab 42 : Gema Lonceng

13 2 0
                                    

Pak Roberto berjalan ke belakang dengan kepala tertunduk dan menarik lonceng sebanyak 20 kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Roberto berjalan ke belakang dengan kepala tertunduk dan menarik lonceng sebanyak 20 kali.

Teng, Teng, Teng ...

Suara lonceng menembus hujan dan terdengar ke seluruh penjuru desa. Gema Lonceng pertanda bahwa hujan masa 1000 tahun telah dimulai. Namun, melihat kondisi tubuh Dennis Reeves yang terbujur kaku, seluruh penduduk yang berada di sekitar aula diam membisu. Sebaliknya, para penduduk yang berada di tempat lain bersorak-sorai dan tumpah ruah ke tengah jalan menyambut hujan, berlompatan dengan riang gembira dan mengucap syukur.

"Hei! Coba lihat itu!"

Mereka melihat sebuah pelangi di angkasa dan sesuatu yang mirip dengan busur panah keemasan melesat perlahan.

"Golden Arrow! Golden Arrow!" teriak para penduduk terkesima.

Di aula Gema Lonceng, para penduduk masih mengerumuni Dennis Reeves.

"A-nak ini ....dia telah menyelamatkan kita," ujar Pak Roberto sambil menyeka air matanya. "Kematiannya membuat kita menangis dan menyebabkan hujan turun."

Michael dan Noah menahan dan memegang Megan dan Serena yang tak berhenti menangis tersedu sedan. Di sebelahnya tampak Denziel terisak-isak sehingga kedua orang tua Noah dan Michael harus memegangnya, begitu juga dengan seluruh murid the Eagles' Wings yang saat ini meneteskan air mata dan tampak terduduk di lantai halaman Aula, bercucuran air mata.

Megan dan Serena begitu terpukul. Di dalam hati, mereka berdua tahu bahwa ada suatu pencarian dalam diri Dennis yang belum tuntas, pencarian figur seorang ayah, dan hal itu saat ini benar-benar terasa tragis, sebab langkah kakinya telah terhenti, dia telah mati dan terbujur kaku. Akh, betapa malangnya anak yang selalu merindukan kasih seorang ayah tetapi tak kesampaian sampai ajal menjemputnya.

Pandangan mata kedua gadis itu tiba-tiba terpaku pada sebuah kereta kuda yang bergerak menuju ke arah aula. Ketika kereta kuda itu berhenti di halaman, seorang wanita tampak bergegas turun.

"Rosemary Bianca!" desis Megan sambil menarik lengan Serena. Kedua gadis itu tercengang dan merasa tidak ada gunanya lagi bagi gadis ketururan penyihir itu datang ke sini, terlambat, sebab Dennis Reeves sudah mengembuskan napas terakhir. Tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi sekarang.

Rosemary Bianca mengenali Megan dan Serena dan berjalan mendekat.

"M-maafkan aku," kata wanita itu terengah-engah. "A-aku baru saja selesai dengan usahaku. Ini hasil terawangnya."

Penyihir muda itu menyodorkan secarik kertas ke tangan Megan. Kedua gadis itu segera membaca dan langsung terbelalak.

"Noah! Michael!" teriak Serena. "Cepat! Antar aku dan Megan ke Puerto Dry Lake Sekarang, cepaaat!"

Para penduduk yang berada di sekitar menoleh keheranan.

"Ada apa?"

"Apa yang terjadi?"

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang