Bab 15: Berjanjilah, Sang Jagoan!

356 43 96
                                    

"Palsukan kematianmu, pura-pura mati, berangkatlah ke Morte-Orbis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Palsukan kematianmu, pura-pura mati, berangkatlah ke Morte-Orbis. Mulai babak baru dalam hidupmu, Dennis Reeves."

Suara misterius itu bergema di telinga Dennis. Dia berusaha mengamati pria bersuara berat yang mengenakan jubah biru dengan tudung hoody yang menaungi kepalanya. Anehnya, Dennis tidak terlalu merasa asing dengan pria tua berwajah Yunani jenggotan yang kerap kali datang mengunjunginya dalam mimpi itu.

"Dunia berada di ujung kehancuran," gumam pria itu lagi, terdengar cemas. "Mereka memburu semua remaja pemimpi perdamaian dunia murni yang menghalangi bekerjanya alat penghancur alam semesta. Hanya kau sendiri yang tersisa. Kalau mereka berhasil melacak jejakmu dan kemudian menghabisimu, peristiwa yang terjadi di Bali dan San Francisco akan terulang kembali dan tidak akan terhalang lagi. Kaulah yang menyebabkan gagalnya bekerja alat itu."

"Aku?" Dennis terpana.

"Ya, kau dan kedua puluh lima remaja berusia di bawah 17 tahun yang selalu memimpikan terciptanya perdamaian dunia. Alat yang mereka rancang untuk menghancurkan dunia tidak dapat bekerja selagi kau masih hidup."

"Apa buktinya bahwa aku remaja murni pemimpi perdamaian dunia?"

"Alismu."

"Alisku?"

"Alismu bercabang di ujung. Dan kau selalu ngucek-ngucek alismu agar tidak terlihat bercabang, bukan?

Dennis menyeringai. "B-benar, alis itu membuatku terlihat aneh. Rasanya seperti alien dari luar angkasa. Aku harus selalu mengusapnya agar cabang itu tertutup dan tidak kelihatan oleh siapa pun juga."

"Goblok, kau terlihat tampan dengan alis bercabang seperti itu!"

Kedengarannya sedikit menggelikan sehingga Dennis tergelak.

"M-mereka memburuku?" tanya Dennis mengalihkan percakapan tentang alis dan wajahnya yang tampan. "Apa maksudmu?"

"Mereka mengetahui bahwa kau berada di Bali dan berusaha memusnahkan pulau itu agar kau langsung mati," jelas pria itu. "Namun ternyata, alat itu tak dapat bekerja untuk menghabisimu dengan cara seperti yang mereka rencanakan. Mereka sedang berusaha mencari keberadaanmu sekarang. Nasibmu berada di ujung tanduk meskipun jejakmu tak dapat mereka deteksi dengan baik."

Dennis bertanya, "Mengapa jejakku tak dapat terdeteksi?"

Pria itu menyahut, "Karena permainan Pura-Pura Mati yang kau lakukan sepanjang waktu."

"Apa!?"

"Kau melakukan permaian Pura-Pura Mati itu dengan cara menghentikan detak jantungmu," ungkap pria itu. "Tanpa kau sadari jejakmu terhapus ketika kau menghentikan detak jantungmu. Namun, alat ciptaan La Antorca telah berhasil mengendus jejak kedua puluh empat remaja pemimpi perdamaian dunia lain dan mereka semua sudah tewas. Kau berada dalam bahaya."

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang