"Kapal ini seharusnya bisa menerobos ke area terlarang, the Unpredictable Zone di mana bahan bakar itu tersimpan," jelas Pak Bradford Sanders.
"Apa pun yang terjadi ... apa katamu? Seharusnya bisa? Kita ... mau tidak mau terpaksa harus berlayar ke Zona itu untuk mengambil bahan bakarnya," ujar Pak Salvator di tengah kebuntuan pikirannya. Dia bahkan sekarang berjalan keluar dari meja bundar dan bolak-balik menatap para ilmuan lain yang duduk mengeliling mereka. Konsentrasinya terpecah-belah.
Dia tak peduli sekarang dengan semua kalimat yang keluar dari mulutnya – entah akan terdengar bodoh di telinga ilmuan lain atau tidak – dia tak peduli lagi. Morte-Orbis berada di ambang kehancuran akibat dari krisis di kapal ini.
"Tapi itu sangat mustahil dilakukan sekarang, Pak," jelas Pak Bradford serak. Berita menggetirkan itu langsung membuat wajah Pak Salvator dan seluruh peserta rapat makin semrawut.
"Mengapa, apa alasannya kita tidak bisa memasuki The Unpredictable Zone?" tanya Pak Salvator. Bola matanya berkeliling dan alis matanya bertaut.
"Membutuhkan waktu 6 bulan bagi kapal ini untuk sampai di zona itu, Pak," jawab Pak Bradford. "Resikonya terlalu besar. Kita harus menurunkan semua penumpang kalau kita tak ingin mereka mati saat kapal masuk ke zona itu."
"Kalaupun kita memiliki kesempatan untuk masuk ke area the Unpredictable Zone," lanjut Bradford, "apa mungkin kita dan kapal ini mampu menghadapi situasi yang berbahaya dan mematikan di sana? Dan sekarang sudah terlambat, kita tidak mungkin pergi ke sana. Bahan bakar kita akan habis dalam waktu tiga bulan, sebelum kapal itu sampai ke sana, kapal ini sudah akan meledak duluan."
Pak Salvator terdiam. Dia pun sebenarnya sudah mengetahui, untuk mengambil bahan bakar kapal di area Unpredictable Zone, kapal pesiar ini sendirilah yang harus memasuki area itu sebab bahan bakar yang ada di sana hanya akan bekerja secara otomatis – melebur menjadi satu dengan tubuh kapal. Oleh sebab itu, ide tentang kemungkinan mengirim tim ke sana untuk mengambil bahan bakar sangat mustahil dilakukan.
"Solusi lain?" Pak Salvator berusaha mengendalikan perasaan kacau balau – berusaha menatap ke arah peserta rapat dengan tajam. Para ilmuan mulai mengagumi pemilik kapal the Eagle's Wings ini, sebab saat ini pria ini sudah mulai terlihat dapat mengendalikan kepanikan yang melandanya.
"Kami telah menugaskan Melissa Dabrowsky untuk menerjemahkan dan meng-intepretasikan buku panduan berbahasa kuno tentang bahan bakar dan disembunyikan oleh Black Scientist. Silahkan Melissa Dabrowsky, sampaikan laporannya."
Melissa Dabrowski adalah gadis cerdas berusia 25 tahun yang bekerja di divisi analisis kode rahasia dan bahasa kuno di kapal ini. Dia adalah gadis kikuk yang lulus tes bersamaan dengan Dennis Reeves saat anak itu di-tes oleh Salvator D'Albertis beberapa bulan yang lalu.
Melihat gadis berambut pirang bergelombang yang disisir ke samping dan berkacamata tebal ini, Salvator D'Albertis menjadi teringat pada hari dia mewancarai Dennis Reeves dan gadis ini dulu. Gadis yang sangat hebat dengan kemampuan bahasa langka. Dan saat ini, ilmu yang dia miliki benar-benar sangat dibutuhkan dalam situasi yang sangat gawat ini.
"Satu-satunya area di mana bahan bakar itu tersimpan dan berada di dekat jalur kapal sekarang terletak di Island of Missing Time," jelas Melissa Dabrowsky mengungkapkan hasil temuannya di dokumen-dokumen kuno yang berkaitan dengan pulau itu.
Seluruh ilmuan berjengit hebat saat nama Island of Missing Time disebut.
"Namun kondisi pulau ciptaan dan rancangan Serpentus Vipero – leluhur pertama Black Scientist itu, seperti yang kita semua ketahui – begitu menyulitkan," lanjut Melissa Dabrowski suram. "Pihak Black Scientist telah mengatur penyimpanan bahan bakar di sana dengan memberikan permainan dan jebakan yang mematikan. Dan untuk bisa memasuki Island of Missing Time, diperlukan seseorang yang memiliki level Corporalis Et Intellegentia yang sangat tinggi.
"Bagaimana dengan level murid kita?" tanya Pak Salvator D' Albertis.
"Tak satu pun murid kita memiliki level itu," jawab Bradford Sanders. "Jauh dari barometer untuk bisa dikirim ke Island of Missing Time."
Pak Salvator menghela napas panjang. "Adakah kegiatan extreme yang dapat kita lakukan sekarang untuk menaikkan level mereka?"
"Analisis komputer memberikan petunjuk, satu-satunya level yang bisa meningkat drastis terletak pada angkatan baru kita, kelas 1 Junior," jelas Bu Joanne Dawson sambil berdiri. "Menurut petunjuk dari buku panduan bahasa yang telah diterjemahkan oleh Melissa Dabrowski, kegiatan yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan level murid secara drastis adalah mengirim mereka ke Village of Endless Rain."
Brengsek Black Sceintist! maki Pak Salvator dalam hati – mempermainkan kapal The Eagles' Wings dengan permainan berputar-putar seperti ini. Peseteruan dalam permaianan 'siapa pintar siapa bodoh' yang sudah dimulai ratusan tahun lalu itu tampaknya dimulai lagi sekarang. Beruntung mereka memiliki Melissa Dabrowski yang mampu membaca petunjuk bahasa yang terasa mengejek-ejek level intelejensia mereka sekarang.
"Suasana desa itu," lanjut Bu Joanne Dawson, "hujan yang tak pernah berhenti turun di daerah itu dapat menaikkan level murid kita dan jika level mereka naik, kita bisa mengirim mereka ke Island of Missing Time. Namun, ada satu kendala yang akan kita temukan di Village of Endless Rain."
"Apa itu?" desis Pak Salvador, memejamkan matanya dan siap-siap mendengar hal buruk lain. Bu Joanne Dawson mempersilakan Melissa menjawab.
"Masa 1000 tahun hujan yang turun di desa itu akan segera berakhir dalam waktu dekat," ungkap Melissa Dabrowski. "Jika tetes hujan berhenti – penduduk desa itu akan punah – murid yang kita kirim ke sana harus dapat membuat para penduduk itu menangis agar ..."
"Menangis?" Pak Salvator pernah mendengar cerita tentang itu dan merasa sangat aneh bahwa hal itu benar-benar nyata dan berada di depan matanya sekarang.
"Ya, agar hujan dapat turun kembali," jelas Melissa Dabrwoski. "Pada saat ini, telah terjadi kegagalan sebab memang penduduk di sana tak pernah menangis. Mereka telah berusaha keras untuk bisa meneteskan air mata pada tahun-tahun belakangan, tetap menemui kegagalan sampai saat ini. Andai murid kita mampu membuat penduduk menangis – entah dengan cara apa, itu lebih baik – hujan akan turun kembali dan itu yang dapat menaikkan level murid-murid dua kali lipat dibandingkan dengan efek rintik hujan yang ada di sana sekarang sehingga kita bisa mengirim mereka ke Island of Missing Time untuk mengambil bahan bakar kapal.
"Apakah saat ini hujan telah berhenti turun di sana?" tanya Pak Salvator sedikit kebingungan.
"Hujan masih turun di sana, Pak," jelas Melissa Dabrowsky menambahkan. "Namun, saat ini adalah hari-hari terakhir masa 1000 tahun turunnya hujan di daerah itu. Kita berharap, jika kita bisa mengirim murid ke sana, hujan itu tidak akan berhenti, diharapkan, murid-murid kita mampu menemukan cara agar para penduduk di sana bisa menangis, agar masa 1000 tahun berikutnya – masa di mana hujan itu seharusnya tetap turun – dapat terus terjadi. Hujan itulah yang dapat memberi kemungkinan naiknya level murid kita."
Pak Salvator D' Albertis menatap wajah Bu Joanne Dawson yang langsung menjadi kelabakan. Bu Joanne Dawsonlah yang mengatur penyeleksian seluruh murid angkatan baru – kelas satu junior – yang katanya telah diseleksi dengan cermat dan memiliki potensi mengembangkan level sehingga mereka mampu berprestasi menghadapi ancaman pemerintah yang akan menutup sekolah.
Namun, alasan perekrutan itu dilakukan terutama diprioritaskan untuk menghadapi ancaman prestasi yang menurun, bukan untuk menaikkan level menghadapi teror jatuh dan meledaknya Kapal Pesiar The Eagle's Wings.
Bu Dawson berpendapat bahwa para murid kelas satu Junior memang memiliki potensi untuk menaikkan level mereka secara signifikan, tetapi, mampukah mereka melakukan sesuatu jika mereka harus dikirim ke Island of Missing Time? Bisakah level yang naik memenuhi standar untuk dikirim ke sana? Bisakah level yang meningkat itu dipergunakan untuk mengatasi rintangan yang telah dirancang oleh Black Scientist? Dan yang terpenting, mampukah mereka mendapatkan bahan bakar yang mereka sangat butuhkan sekarang di pulau yang penuh dengan jebakan mematikan itu?
Rapat kemudian memutuskan untuk melakukan pengiriman darurat murid kelas 1 junior ke Village of Endless Rain. Mereka segera membahas segala pesiapan untuk kegiatan ini.
Vote, comment nfollow. Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PURA-PURA MATI
Фэнтези(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Seorang remaja moody terbujuk untuk berpura-pura mati, memalsukan kematian dan melarikan diri ke sebuah dunia rahasia demi menyelamatkan sebuah keluarga yang dikasihi dan turut serta menyelamatkan sebuah kapal pesiar mi...